Bukan Cuma Indonesia, China Juga Dirugikan Pasca All England

Ganda campuran China, Wang Yilyu/Huang Dongping.
Sumber :
  • VIVA/Purna Karyanto

VIVA – BWF World Tour Super 1000 All England Open 2021 telah selesai. Muncul juara baru dari sektor ganda campuran.

Pada final All England di Utilita Arena Birmingham 17-21 Maret kemarin, perang saudara terjadi. Ganda campuran Jepang Yuta Watanabe/Arisa Higashino berhadapan dengan Yuki Kaneko/Misaki Matsutomo.

Yuta/Arisa memenangkan partai final dan menjadi juara dua game langsung. Mereka menang dengan angka 21-14 dan 21-13.

Usai All England, bukan cuma Indonesia yang dirugikan tapi China juga ikut merasakan imbasnya. Jika Indonesia didepak, China justru tak kunjung berlaga.

China dirugikan dalam hal peringkat dunia. Dari data peringkat yang dirilis BWF pada pekan ke-12 per 23 Maret 2021. Ganda campuran mereka Wang Yilyu/Huang Dongping harus menerima kenyataan tergusur.

Jika beberapa bulan lalu Yilyu/Dongping menempati posisi kedua, kini mereka tergusur ke rangking 3 dunia. Sementara itu, posisi dua diisi ganda campuran Thailand Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai.

Decaphol/Sapsiree menempati urutan kedua dengan catatan 100,563 poin. Sementara itu, Yilyu/Dongping kini meraih 99,312 poin.

Sebelumnya, ada tiga turnamen yang dilakoni para pebulutangkis dunia antara lain, BWF World Tour Super 1000 Thailand Open jilid 1 (12-17 Januari), BWF World Tour Super 1000 Thailand Open jilid 2 (19-24 Januari), dan BWF World Tour Finals 2020 (27-31 Januari). 

Tiongkok Ingin Menjadi Negara Adidaya Kapal Induk Seperti Angkatan Laut AS

Pada turnamen itu, Dechapol/Sapsiree meraih hattrick. Sementara itu, China sudah tak berlaga sejak All England Open Maret 2020.

Hingga saat ini, tak ada kejelasan soal nasib mereka dari BWF selaku federasi bulutangkis dunia. Olimpiade semakin dekat dan gelaran All England kemarin menimbulkan masalah.

Jaecoo 7 Tertangkap Kamera di PIK 2, Chery Ungkap Hal Ini
Ilustrasi hacker.

AS Tuntut 7 Warga China atas Peretasan Jahat yang Disponsori Negara

Amerika Serikat pada Senin, 25 Maret 2024 mengumumkan penuntutan terhadap tujuh warga negara China atas tuduhan melakukan kampanye peretasan jahat yang disponsori negara.

img_title
VIVA.co.id
28 Maret 2024