Fakta Lengkap Derita Indonesia di All England karena Ulah BWF

Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan.
Sumber :
  • IG Hendra Setiawan

VIVA – Rencana Ketua Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Raja Sapta Oktohari untuk melaporkan Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) ke Badan Arbitrase Olahraga Internasional (CAS) sudah bulat.

Saat ini mereka sedang memastikan terkait hal-hal apa yang ingin digugat. Selain akan menggugat ke CAS, Okto menyatakan mereka akan melapor ke Komite Olimpiade Internasional (IOC).

Tindak tegas yang diambil KOI, kata Okto untuk mengantisipasi insiden serupa tak terjadi di kemudian hari.

Memang, BWF sudah mengirim surat permohonan maaf kepada Presiden Indonesia, Joko Widodo dan rakyat Indonesia.

Namun, menurut Okto hal itu tidak cukup untuk menyelesaikan masalah dan kerugian yang harus dialami para pebulutangkis Indonesia.

Dalam bincang santai dengan awak media secara virtual pada Sabtu malam, 27 Maret 2021, Okto kembali mengungkit penderitaan tim bulutangkis Indonesia karena sikap BWF yang tidak profesional.

"Kita juga tidak terima atlet kita harus jalan kaki, tidak boleh naik lift, juga harus dikarantina. Selama di karantina juga tidak dapat makanan yang semestinya. Itu dalah bukti ketidak profesionalan BWF selaku panitia," kata Okto.

"Apalagi, proses pemulangan itu merupakan peran aktif dari Duta Besar Indonesi di London. Kami juga tak mau selesai dengan maaf. Kami sebagai KOI ingin mensosialisakan tata kelola organisasi dunia," tegasnya.

Belajar dari Cedera Eko Yuli Irawan, Indonesia Harus Punya Recovery Center

Okto juga menjelaskan alasannya ingin melapor ke IOC. Dia berharap seluruh federasi olahraga internasional memastikan insiden di All England 2021 tidak terulang pada multievent atau single event lainnya terutama di Olimpiade Tokyo

"Karena mereka bisa bersuara untuk kepentingan Asia, sama halnya dengan IOC yang jadi bos Olimpiade Tokyo. Kami tidak mau preseden negatif kemarin terjadi juga di Tokyo," ucapnya.

Eko Yuli Irawan Lolos ke Olimpiade 2024 Paris, Catatannya Makin Mentereng

"Kami tidak mau dinilai dengan uang, walau saya sudah menerima masukan juga dari atlet yang mengalami kerugian materil dan moril," jelasnya.

Lebih lanjut, Okto menuturkan, insiden di All England memang tidak mempengaruhi posisi pemain di Olimpiade. Namun, bagaimanapun Anthony Ginting cs sudah kehilangan kesempatan juara di All England.

Benarkah Biaya Sewa Mahal, PBSI Bongkar Alasan Indonesia Open 2024 Batal Digelar di Indonesia Arena

"Tapi ini mempengaruhi ranking mereka. Ini harus jadi pembelajaran dan harus tegas. Kami tidak mau yang ramai di dunia soal Asian Racism, kami tidak mau itu terjadi di olahraga. Langkah yang kami ambil ini adalah pencegahan," tegasnya,


 

Pemain Timnas Indonesia U-23

Media Asing Gak Yakin Timnas Indonesia Rebut Tiket Olimpiade Paris 2024: Mereka Tak Diunggulkan

Tampil ciamik di Piala Asia U-23 Akankah Timnas Indonesia U-23 mampu melampaui keraguan dan mengukir sejarah baru dengan lolos ke Olimpiade Paris 2024 akhir tahun ini?

img_title
VIVA.co.id
23 April 2024