Fakta Kepalsuan BWF yang Bikin Indonesia Masih Tuntut Keadilan

VIVA Bulutangkis: Presiden BWF, Poul Erik Hoyer Larsen.
Sumber :
  • bt.dk

VIVA – Federasi Bulutangkis Dunia (BWF) hingga saat ini masih bungkam, padahal para pejabat teras Indonesia terutama PP PBSI sudah menegaskan bahwa permohonan maaf lewat surat saja tak cukup.

Jonatan Christie Qualifies for the 2024 Paris Olympics

BWF didesak untuk menjelaskan secara utuh bagaimana perlakuan dan tanggung jawab BWF terhadap insiden yang diterima oleh Indonesia selama di Birmingham.

Dalam isi surat permohonan maafnya, apa yang dituliskan BWF jelas bertolak belakang dengan fakta yang terjadi di lapangan. Maaf dengan kata-kata manis dan berharap hubungan mereka dengan Indonesia tetap harmonis pun terucap.

Benarkah Biaya Sewa Mahal, PBSI Bongkar Alasan Indonesia Open 2024 Batal Digelar di Indonesia Arena

Meski mencoba bermulut manis kepada Indonesia, Ketua umum PBSI Agung Firman Sampurna tak terbuai dan sudah menegaskan Indonesia butuh kejelasan. Surat permintaan maaf memang diapresiasi.

Dengan desakan yang disampaikan Indonesia, ini momentum bagi BWF mengklarifikasi kesalahan mereka di All England Open 2021.

8 Pebulutangkis Indonesia Kena Sanksi Berat BWF, Ada yang Dihukum Seumur Hidup

VIVA Bulutangkis merangkum beberapa tuntutan yang wajib dipenuhi oleh BWF. Tuntutan itu antara lain soal kejelasan bagaimana tujuh tim bulutangkis dari Denmark, Thailand dan India bisa negatif dalam 24 jam.

"Harus ada kejelasan. Permintaan maaf itu kami apresiasi, langkah BWF untuk mereka meminta maaf Itu secara formal," ujar Ketua Umum PBSI, Agung Firman Sampurna beberapa waktu lalu.

"Ada masalah substansinya itu harus dijelaskan. Tetap dibutuhkan kejelasan, secara umum di surat itu ada kesalahan dalam penyelenggaraan ini, apa? Agar tak terjadi ke depan. Kami tidak menyangka diperlakukan seperti ini, yang kami sayangkan perlakuan BWF ke Indonesia. Ada 7 positif bisa main, sementara atlet disuruh jalan kaki, dan di lockdown," tegasnya.

Belum lagi soal ganti rugi materi yang dialami Indonesia. Pada helatan itu, ada  atlet yang menggunakan biaya pribadi.

Pertanyaannya, apakah BWF bertaji mengungkapkan semua persoalan yang terjadi di sana? Indonesia hingga kini masih menunggu klarifikasi BWF agar surat maaf dari mereka tak sekadar kepalsuan semata.

Berikut isi surat lengkap permintaan maaf BWF untuk Indonesia:

"Yang Terhormat Bapak Zainudin Amali, bersama ini saya dengan hormat ingin menyampaikan penyesalan dan kekecewaan saya atas keadaan minggu lalu di YONEX All England Open 2021

Saya dengan tulus meminta maaf kesusahan dan frustrasi yang ditimbulkan kepada para pemain dan tim Indonesia. Atas nama seluruh Keluarga BWF, saya ingin berbagi perasaan ini dengan Yang Mulia Bapak Joko Widodo, Presiden Republik Indonesia, Menteri Pemuda dan Olahraga, Menteri Luar Negeri, Duta Besar untuk Inggris Raya, Pejabat Pemerintah, Presiden PBSI dan Pejabat, Rakyat Indonesia, dan khususnya komunitas dan basis fans bulutangkis Indonesia yang lebih luas.

Federasi Bulutangkis Dunia (BWF) menyadari sepenuhnya bahwa Indonesia adalah salah satu negara raksasa dunia bulutangkis, dengan banyak bintang bulutangkis berbakat kelas dunia yang dihasilkan. BWF juga menyadari bahwa pemain bulutangkis Indonesia adalah ikon nasional dan membawa harapan besar negara mereka di panggung internasional.

Ketika saya masih bermain untuk Tim Nasional Denmark, saya merasakan hubungan timbal balik yang hangat dengan pemain dan ofisial Indonesia. Saya juga menghadiri Asian Games 2018, dan bangga melihat keberhasilan panitia penyelenggara dalam menghadirkan acara yang luar biasa ini. Yakinlah, saya benar-benar cinta indonesia.

Sebagai Presiden BWF, saya ingin memberi tahu Anda bahwa kami telah menganggap insiden ini sebagai pelajaran yang serius dunia baru COVID-19, dan kami berusaha untuk melakukan peningkatan. Ke depan, kami percaya hubungan jangka panjang antara Indonesia dan BWF akan tetap harmonis dan akan menjadi lebih kuat di masa depan," bunyi isi surat BWF.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya