BWF Makin Terpojok, China dan Indonesia Tuntut Keadilan

VIVA Bulutangkis: Presiden BWF, Poul Erik Hoyer Larsen.
Sumber :
  • bt.dk

VIVA – Federasi Bulutangkis Dunia (BWF) sudah merilis jadwal baru yaitu India Open Super 500. Partai itu berlangsung di Indira Gandhi Arena, New Delhi, India 11-16 Mei 2021.

Ada keprihatinan mendalam, hal ini datang dari bulutangkis China. Nasib mereka tak jelas sejak COVID-19 mengganas tahun lalu.

BWF tampaknya tak bisa bertanggung jawab. Hanya bisa memberikan janji palsu dan tak kunjung ditepati.

VIVA Bulutangkis mencatat, China sudah setahun lebih tak berlaga. Terakhir tampil di All England Open (11-15 Maret) 2020.

BWF sempat mengeluarkan pengumuman beberapa waktu lalu berjudul  "Implikasi Coronavirus untuk Kompetisi Internasional". Mereka berjanji akan memperjuangkan China bisa berlaga.

Sementara itu, Maret lalu Indonesia juga menjadi korban ketidakadilan BWF. Skuad Merah Putih diusir dari All England Open 2021.

Mereka pulang tanpa berlaga dan tak meraih gelar apapun. Bahkan dari sektor ganda campuran gagal mempertahankan gelar juara.

Indonesia sampai detik ini masih menunggu penjelasan utuh dari BWF soal kisruh All England. Bukan hanya waktu, materi juga dirugikan dari kasus tersebut.

Tiongkok Ingin Menjadi Negara Adidaya Kapal Induk Seperti Angkatan Laut AS

India Open mendatang, menjadi pembuktian keseriusan BWF. China sudah bersuara ingin berlaga. Hal ini disampaikan Shi Yuqi.

Lewat akun Instagramnya, Yuqi menceritakan keinginannya untuk berlaga. Ia mengunggah foto di lapangan.

Jaecoo 7 Tertangkap Kamera di PIK 2, Chery Ungkap Hal Ini

"Tidak sabar untuk kembali ke turnamen," tulis Yuqi dikutip VIVA Bulutangkis dari Instagramnya.

Tentu, ini permintaan Indonesia dan China tak bisa diabaikan begitu saja oleh BWF. Dua negara ini merupakan raksasa bulutangkis dunia.

Prabowo Jadi Presiden, Xi Jinping Harap Komunitas Bersama China-Indonesia Terwujud
Ilustrasi hacker.

AS Tuntut 7 Warga China atas Peretasan Jahat yang Disponsori Negara

Amerika Serikat pada Senin, 25 Maret 2024 mengumumkan penuntutan terhadap tujuh warga negara China atas tuduhan melakukan kampanye peretasan jahat yang disponsori negara.

img_title
VIVA.co.id
28 Maret 2024