Olimpiade Tokyo: Skuad Bulutangkis RI Meraih Mimpi di Tengah Pandemi

Skuad Bulutangkis Indonesia di Jepang
Sumber :
  • badmintonindonesia.org

VIVA – Olimpiade Tokyo 2020 dihelat pada 23 Juli hingga 8 Agustus. Cabang bulutangkis dipertandingkan pada 24 Juli-2 Agustus 2021.

Anindya Bakrie Rapat dengan NOC Prancis dalam Rangka Persiapan Olimpiade 2024

Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) pun sukses menggelar pertandingan simulasi jelang Olimpiade Tokyo 2020. Simulasi diadakan dua hari pada tanggal 16-17 Juni 2021 di markas besar Pelatnas Cipayung, Jakarta Timur.

Pada simulasi ini tujuh wakil Indonesia yang akan berlaga di Olimpiade Tokyo mendapat satu kali kesempatan bertanding. Sayangnya empat dari mereka harus mengakui keunggulan lawan-lawannya.

Daftar 9 Atlet Indonesia Lolos Olimpiade 2024 Paris

Kemudian, tim bulutangkis Indonesia tiba di bandara Haneda, Tokyo, Jumat 9 Juli 2021. Setelah menempuh perjalanan 8 jam dari Jakarta, skuad Merah Putih datang pukul 08.45 waktu setempat.

Setibanya di Haneda, tim yang beranggotakan 25 orang ini langsung menjalani serangkaian pemeriksaan, termasuk tes deteksi COVID-19 melalui metode saliva atau ludah. 

Rizky Juniansyah Lolos ke Olimpiade 2024 Paris, Angkat Besi Punya 2 Wakil

"Puji Tuhan kami tim bulutangkis Indonesia sudah tiba di Haneda. Tadi langsung menjalani tes saliva dan hasilnya semua negatif," ujar Manajer Tim Eddy Prayitno dalam rilis yang diterima VIVA. 

"Proses pemeriksaan protokol kesehatan dan imigrasi juga sudah selesai, lancar. Kami tadi sempat diterima KBRI dan sekarang tinggal menunggu penerbangan ke Kumamoto," lanjutnya.

Tim bulutangkis Indonesia lanjut menjalani training camp di Prefektur Kumamoto selama 10 hari. Setelah itu, mereka terbang ke Tokyo untuk masuk ke perkampungan atlet dan berlaga.

Beragam komentar pun disampaikan para jagoan Indonesia jelang Olimpiade Tokyo. Mulai dari mempertajam teknik hingga buta kekuatan lawan karena lama tak berlaga.

"Persiapannya tinggal jaga kesehatan. Sudah banyak prosedur yang kami lewati. Kami sudah tes swab beberapa kali untuk persyaratan," ujar Ahsan beberapa waktu lalu dikutip VIVA Bulutangkis dari situs resmi PBSI.

"Untuk latihan sekarang lebih banyak ke teknik, sudah 90 persen teknik. Latihan fisiknya sudah dikurangi," ucap Hendra.

Sementara itu, Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon yang menempati unggulan pertama berada di grup A bersama Lee Yang/Wang Chi-Lin (China Taipei), Ben Lane/Sean Vendy (Inggris Raya), dan Chirag Shetty/Satwiksairaj Rankireddy (India).

Marcus buka suara soal undian cabang olahraga bulutangkis di Olimpiade Tokyo. Ia mengaku tidak terlalu gentar.

"Ya namanya Olimpiade, kita sudah tidak bisa pilih-pilih lawan. Semua merata kekuatannya, bakal ramai lah," ujar Marcus.

Sejatinya, Kevin/Marcus tidak harus khawatir bila menilik rekor pertemuan dengan calon lawan-lawannya itu, sebab The Minions tercatat tidak pernah kalah dari mereka.

Kevin/Marcus unggul 3-0 atas Lee Yang/Wang Chi-Lin, 8-0 atas Shetty/Rankireddy dan 0-0 atas Lean/Vendy. Tapi penampilan luar biasa Lee Yang/Wang Chi-Lin di Asian Leg bulan Januari lalu dengan memborong tiga gelar menjadi pertanda bila grup ini tidaklah mudah, belum lagi tengah menanjaknya performa dua pasangan lainnya.

"Semua lawan berat apalagi semua buta kekuatan masing-masing. Kami tidak mau fokus ke satu lawan saja, harus semua diwaspadai," ucap Marcus.

"Tapi yang penting kami mau menyiapkan diri kami. Kami harus lebih siap, lebih fokus dan bisa mengeluarkan semua kemampuan. Main maksimal dulu," kata Marcus.

Tempur saat Pandemi COVI-19

Tantangannya, tentu pandemi COVID-19. Indonesia punya pengalaman pahit berlaga di tengah pandemi. All England Open 2021 (17-21 Maret), adalah salah satu pengalaman pilu. Indonesia harus menjadi korban, skuad Merah Putih didepak dari turnamen tertua di dunia itu.

Mereka pulang tanpa berlaga dan meraih gelar juara. Tak sedikit kerugian yang dialami Indonesia, mulai dari materi, gagal mempertahankan gelar juara bahkan membalaskan dendam di final pada Jepang.

Meraih Mimpi 

Lupakan soal kasus All England, Ketua Umum Pengurus Pusat Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI), Agung Firman Sampurna memberikan pesan mendalam untuk para jagoan Indonesia jelang Ollimpiade.

Beberapa hal yang menjadi catatan Agung antara lain, untuk tetap fokus dan menjaga kesehatan. Hal yang terpenting jangan gentar dengan apapun yang terjadi.

"Tetap semangat teman-teman semua, fokus dan jaga kesehatan. Jangan gentar dengan apapun yang terjadi karena saya yakin semua itu tidak berpengaruh sama sekali dengan persiapan yang kita bangun dalam bulan-bulan terakhir," ujar Agung lewat virtual kepada tim bulutangkis Indonesia dikutip VIVA Bulutangkis dari situs resmi PBSI, Minggu 18 Juli 2021. 

"Saya kira cukup panjang perjalanan kita untuk membangun tekad, memperkuat mental, memacu semangat, meningkatkan stamina, dan juga agilitas serta teknik. Dan kita semua yakini itu semua sudah jadi artileri terpasang di jiwa dan raga teman-teman untuk menyongsong pertandingan yang akan dihadapi," pesan Agung.

"Saya mengucapkan selamat berjuang untuk teman-teman atlet yang saya banggakan dan juga dibanggakan oleh negara dan bangsa. Harapan, marwah, dan kebanggaan ada di pundakmu. Mohon ini direnungkan dalam-dalam," tegas Agung.

Agung tak lupa menitipkan dua lagu untuk membakar semangat tim Indonesia. Berharap hasil latihan para atlet semakin membaik.

"Saya tahu di sana sudah on progress, saya hanya bisa berdoa saja semoga semakin hari hasil latihannya semakin baik dan semakin siap untuk bertanding. Tetapi izinkan saya mewakili perasaan semua yang ada di Indonesia dengan menitipkan lagu penyemangat untuk teman-teman," ucap Agung.

"Yang pertama ada satu lagu Asian Games 2018 kita, judulnya Bright As The Sun dan yang kedua lagu dari Once Mekel bersama Shakira Jasmine judulnya Menaklukkan Dunia. Lagu pertama saya sering ganti dengan kalimat brighter than the sun, lebih terang dari cahaya matahari sebagai penyemangat. Bahwa teman-teman walau sekarang berada di Negara Matahari Terbit tapi semangat kita harus lebih terang dari cahaya matahari itu sendiri. Tidak ada yang mustahil. Jadi mari kita ingat, kita tidak sekadar datang ke Jepang untuk bertanding, tapi kita untuk bertanding untuk menang," kata dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya