Catatan Apik Wakil Guatemala Jelang Perebutan Perunggu Vs Ginting

Pebulutangkis Guatemala, Kevin Cordon
Sumber :
  • BWF

VIVA – Bulutangkis Olimpiade Tokyo 2020 memasuki partai puncak hari ini. Digelar pada 24 Juli lalu, berakhir Senin 2 Agustus 2021.

Pebulutangkis Jepang Kento Momota Putuskan Pensiun

Indonesia mempersembahkan medali emas Olimpiade. Adalah ganda putri Indonesia Greysia Polii/Apriyani Rahayu yang mencatatkan sejarah.

Berlaga di Musashino Forest Sport Plaza, Greysia/Apriyani menang dua gim langsung 21-19 dan 21-15 pada partai final. Mereka mengalahkan wakil China, Chen Qingchen/Jia Yifan.

Anindya Bakrie Rapat dengan NOC Prancis dalam Rangka Persiapan Olimpiade 2024

Ini merupakan medali pertama ditorehkan Indonesia di cabang bulutangkis Olimpiade Tokyo 2020. Sebelumnya, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan gagal merebut medali perunggu kala berhadapan dengan wakil Malaysia, Aaron Chia/Soh Wooi Yik.

Pada Sabtu 31 Juli 2021, Ahsan/Hendra berhadapan dengan Aaron/Soh. Sayangnya, The Daddies kalah lewat rubbergame 21-17, 17-21 dan 14-21.

Momen Zara Nonton Langsung All England Sebelum Lepas Hijab, Lihat Jojo dan Fajar/Rian Juara

Hari ini, Indonesia kembali berpeluang meraih medali perunggu. Tunggal putra Indonesia, Anthony Sinisuka Ginting bakal berjuang kontra wakil Kevin Cordon wakil Guatemala.

Hanya saja, Ginting perlu waspada. Meski hanya menempati rangking 59 dunia, Cordon punya catatan apik di Olimpiade. 

Melakoni lima kali laga, Cordon meraih empat kali kemenangan. Sederet pebulutangkis berbagai negara telah dikalahkan.

Memulai laga awal grup C, Cordon mengalahkan wakil Meksiko Lino Munoz. Ia menang dua gim langsung.

Laga kedua, Cordon mempermalukan NG Ka Long Angus dari Hong Kong. Ia menang juga dua gim.

Babak 16 besar, Cordon mempecundangi wakil Belanda, Mark Caljouw dua lewat rubbergame.

Perempatfinal, ia melanjutkan catatan positif. Cordon melibas Heo Kwanghee dari Korea Selatan dua gim langsung.

Sayangnya, pada semifinal Cordon kalah. Ia dihabisi wakil Denmark Viktor Axelsen dua gim.

Berbicara soal Cordon, ia merupakan pebulutangkis asal Guatemala, sebuah negara kecil di kawasan Amerika Tengah. Di sana, bulutangkis bukanlah olahraga favorit yang dimainkan oleh masyarakat.

Namun, Cordon tak sama dengan yang lain. Dia dengan berani mengambil jalan berbeda untuk menggeluti bulutangkis.

Beruntung, perjuangannya tak sia-sia. Dia merupakan salah satu pebulutangkis andalan Guatemala yang cukup berprestasi di kawasan Amerika.

Pebulutangkis 34 tahun itu kerap menjuarai turnamen Pan American Games, Pan American Championship, serta BWF International Challenge/Series.

Dari situ, dia mengumpulkan poin untuk bisa tampil di Olimpiade sebagai pesta olahraga paling prestisius di muka bumi. Olimpiade Tokyo merupakan Olimpiade keempat sepanjang kariernya di bulutangkis setelah 2008, 2012, dan 2016.

Ketika saya lolos ke Olimpiade untuk pertama kalinya, itu adalah sebuah mimpi untuk bermain dan memenangkan satu pertandingan di sana. Setelahnya, saya masih terus bermimpi untuk terus memenangkan lebih banyak pertandingan," kata Cordon dikutip situs resmi BWF. (Pn)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya