Fakta Tragis Raja Bulutangkis Dunia Usai Terjungkal di Final

Tunggal Putra Jepang, Kento Momota
Sumber :
  • Instagram: BWF

VIVA – BWF World Tour Super 1000 Denmark Open telah rampung. Ada kejutan yang terjadi di partai final membara Minggu malam, 24 Oktober 2021.

Ranking Dunia Terbaru, Fajar/Rian Tergusur ke Posisi 4

Raja bulutangkis dunia, Kento Momota terjungkal. Ia dihabisi peraih emas Olimpiade Tokyo 2020, Viktor Axelsen lewat rubbergame di Odense Sports Park.

Momota menyerah setelah melewati laga melelahkan 22-20, 18-21 dan 12-21. Kekalahan ini menambah fakta tragis dari pemegang rangking 1 dunia tunggal putra itu.

Maharatu Bulutangkis Dunia Dipermalukan Gadis China, Ganda Putra Indonesia Gigit Jari

Kento Momota Bernasib Tragis

Momota kerap tumbang di beberapa event terakhir, baik Piala Sudirman maupun Olimpiade Tokyo 2020.

Kisah Tragis Monster Bulutangkis Dunia di Denmark Open 2023

Pada semifinal Piala Sudirman, memang Jepang mengandaskan perlawanan Malaysia dengan skor 3-1. Tapi Momota keok di partai tersebut, Sabtu 2 Oktober 2021.

Pada laga ketiga, pemegang rangking 1 dunia itu bernasib miris. Ia dihabisi Lee Zii Jia dua gim langsung 22-20 dan 21-19.

Bukan hanya itu, di final pun sama. Momota kembali tumbang, namun di tangan tunggal putra China Shi Yuqi.

Berlaga pada partai ketiga, Shi Yuqi menghabisinya lewat rubber game. Ia dipaksa menyerah dan Shi Yuqi memenangkan duel 21-13, 8-21 dan 21-12.

Raja bulytangkis dunia, Kento Momota

Photo :
  • Badminton Photo

Momota juga bernasib tragis di Olimpiade Tokyo. Pada drawing cabang olahraga bulutangkis kala itu, tunggal putra nomor 1 dunia itu berada di grup A.

Ia segrup dengan Timothy Lam (Amerika Serikat), Heo Kwanghee (Korea Selatan). Namun sayang, secara mengejutkan Momota harus tersingkir lebih cepat dari Olimpiade.

Dalam laga terakhir Grup A, Momota menyerah dari pebulutangkis Korea Selatan, Heo Kwang-hee dengan skor 15-21 dan 19-21 di Musashino Forest Sports Plaza, Rabu 28 Juli 2021.

Hasil minor tersebut membuatnya menelan satu kekalahan dari dua pertandingan dan hanya mengumpulkan satu poin. Ambisi Momota untuk mendulang medali Olimpiade pertamanya di kandang sendiri dipastikan kandas. Apalagi, kekalahannya itu merupakan yang paling mengejutkan di babak penyisihan grup

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya