Evaluasi Hasil Minor di Kejuaraan Dunia, PBSI Soroti Aspek Ini

Rionny Mainaky, Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI
Sumber :
  • PP PBSI

VIVA Sport – Tim bulutangkis Indonesia gagal memetik hasil positif di Kejuaraan Dunia 2022 yang bergulir pada 22-28 Agustus 2022 di Tokyo Metropolitan Gymnasium, Tokyo, Jepang.

Thomas Cup dan Uber Cup Kobarkan Semangat Atlet Jelang Olimpiade 2024

Tak ada satu pun medali emas yang bisa dibawa pulang tim Merah Putih dari turnamen ini. Pencapaian terbaik Indonesia hanyalah medali perak yang disumbangkan pasangan ganda putra Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan dan satu medali perunggu dari Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto.

Ini tentu menjadi alarm bagi PBSI. Pasalnya, terakhir kali Indonesia menyabet medali emas pada 2019 silam yang didapat Ahsan/Hendra.

Sejarah Tercipta Thomas Cup dan Uber Cup, Sempat Tertunda Gegara Perang Dunia II

Sebenarnya, Indonesia juga nirgelar pada Kejuaraan Dunia tahun lalu. Namun, itu dikarenakan PBSI memang menarik diri dari turnamen tersebut.

Menyikapi kegagalan tahun ini, Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI, Rionny Mainaky menyampaikan permohonan maaf atas kegagalan mencapai target.

Target PBSI Bawa Indonesia Kembali Juara Piala Thomas

"Saya atas nama tim Indonesia di Kejuaraan Dunia meminta maaf kepada semua karena gagal memenuhi target," kata Rionny dalam keterangan resmi PBSI.

"Sangat disayangkan memang di semifinal dua ganda putra kita saling berlawanan. Dan di final pun Ahsan/Hendra sudah berjuang mati-matian tapi lawan memang lebih baik," jelasnya.

Rionny mengatakan bahwa hasil ini sudah dievaluasinya bersama para pelatih. Lebih fight saat di lapangan menjadi pekerjaan rumah bagi laskar Cipayung.

"Kalau secara permainan, anak-anak saya lihat sudah berjuang. Tapi di Kejuaraan Dunia tidak semudah itu. Berjuang saja tidak cukup," ungkap Rionny.

"Sekarang sudah tidak lagi berbicara tentang stamina. Tapi bagaimana kita fight di lapangan harus ditambah juga bagaimana teknik bermain," tambahnya.

Lebih lanjut, Rionny menambahkan bahwa anak-anak harus terus menganalisa permainan lawan dengan banyak menonton video-video pertandingan. Sisi asupan gizi juga disoroti adik dari Richard Mainaky tersebut.

"Anak-anak harus terus menganalisa permainan lawan dengan menonton video-video pertandingan. Dengan karakter lawan yang berbeda-beda dan pola permainan yang terus berkembang maka akan sulit kalau tidak diantisipasi," kata Rionny.

"Asupan gizi dan makanan juga harus dijaga, harus bagus. Tidak boleh sembarangan," tutur dia.

Oleh sebab itu, Rionny meminta kepada semua pelatih untuk terus mengawasi dan memotivasi para atletnya. Dengan harapan, ada gelar di turnamen Japan Open 2022 yang digelar mulai 30 Agustus hingga 4 September mendatang di Maruzen Intec Arena Osaka, Jepang.

"Saya meminta para pelatih bisa mengevaluasi anak-anak. Mengawasi dan juga menjadi motivator mereka," ucap Rionny.

"Harapan saya, kita semua semakin kompak, solid, dan saling mendukung. Agar di Japan Open 2022 ini kita bisa lebih baik dan bisa meraih gelar," tegas dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya