Menpora: Pelecehan Seksual di Tenis Kasus Besar

Roy Suryo Tinjau Kondisi GBK
Sumber :
  • VIVAnews/Fernando Randy

VIVAnews - Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Roy Suryo mengaku akan mendalami kasus pelecehan yang dilakukan pelatih tenis berinisial DP. Pelatih ini dituduh melakukan pelecehan kepada beberapa petenis yang dilatihnya.

"Saya akan kroscek kasus ini," kata Roy saat ditemui di JCC Senayan, Jakarta, Senin 28 Januari 2013.

Roy menambahkan, banyak kasus serupa yang terjadi di dunia olahraga. Lalu, dia juga berjanji segera menuntaskannya jika memang kasus ini benar-benar terjadi. "Ini kasus besar," lanjut Roy.

Beberapa atlet tenis junior mengaku mengalami pelecehan seksual dari pelatihnya yang berinisial DP. Mereka telah melakukan pengaduan ke Polres Jakarta Barat pada 27 Agustus 2012.

Namun, hingga saat ini, masih belum ada perkembangan yang berarti. Status DP yang selama ini saksi, belum ditetapkan menjadi tersangka.

Salah satu kuasa hukum para petenis, Sunan Kalijaga, dari Himpunan Advokat Muda Indonesia (HAMI) sempat mengajukan kasus ini kepada Polda Metro Jaya karena korbannya terbilang banyak dan mereka sudah diperiksa di Polres Jakarta Barat. Polda pun menyarankan agar kasus ini tetap dikembangkan di Polres Jakarta Barat.

Menanggapi kabar yang mengatakan Sunan dan para korban akan menghadap Kemenpora, Roy mengaku siap dan akan bekerja sama dengan mereka.

"Saya akan koordinasikan dengan Pak Joko dan Pak Sunan. Kami akan ada rapat internal untuk bahas banyak hal," kata dia.

Diminta Tegas

Kuasa hukum korban telah menyambangi Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) pada Senin siang, 28 Januari 2013. Mereka meminta kasus ini diselesaikan sampai tuntas.

Himpunan Advokat Muda Indonesia (HAMI) selaku kuasa hukum korban telah bertemu dengan PLT Kepala Biro Humas, Hukum dan Kepegawaian Kemenpora, Amar Ahmad, untuk mengadukan kasus ini. Dan hasil positif bisa didapat usai pertemuan tersebut.

"Kita hanya ingin adanya perlindungan yang jelas pada atlet-atlet ini. Perlu diingat, para pelapor ini masih di bawah umur. Menpora bisa memanggil, bertemu dan memeriksa kedua belah pihak. Itu agar dapat informasi jelas dari keduanya," ujar Sekretaris Jendral (HAMI), M Afzal Mahmuz.

"Kami melaporkan pada Kemenpora yang menjadi induk semua atlet Indonesia. Kami ingin mereka menyelesaikan sesuai prosedur. Sampai saat ini, proses hukum masih terus berjalan, tidak bisa didiamkan," tambahnya.

Afzal menambahkan, prestasi ketiga atlet ini cukup mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional. Karena itu, Kemenpora ikut bertanggung jawab kepada para korban.

"Jadi kami tegaskan ini semua bukan rekayasa atau fitnah, ini benar terjadi. Saksi yang menjadi korban ada dua dan saksi pelapor ada satu, jadi tidak bisa didiamkan. Prestasinya (korban) internasional lho, bukan yang biasa-biasa," jelasnya.

Kali pertama kasus ini dilaporkan oleh DL, atlet tenis berusia 16 tahun yang langsung melarikan diri dari tempat latihan. Lalu, menyusul EG dan MA yang juga melaporkan sang pelatih.

DP sampai saat ini masih sulit untuk dihubungi. Pria yang memiliki sekolah tenis Detec, itu juga tak tampak di kompleks tenis kawasan Senayan dalam beberapa hari belakangan ini. Posisi Deddy, hari ini, digantikan oleh asistennya, Djoko Hartomo.

"Terakhir, hari Jumat dia masih kelihatan. Yang pasti, tadi pagi saya diminta untuk menggantikan dia saja. Kalau dia di mana sekarang saya tidak tanya," ujar Djoko saat ditemui wartawan. (ibk)

Kejutan Lagi dari Tenis Olimpiade, Serena Williams Keok
launching Turnamen Tenis Indonesia Men's Future 2016

PB Pelti Gelar Turnamen Indonesia Men's Future 2016

Ada 17 negara yang akan ambil bagian dalam ajang ini.

img_title
VIVA.co.id
10 Agustus 2016