Air Mata Warnai Hari ke-4 Kejuaraan Dunia Bulutangkis

Reaksi Lindaweni usai ke semifinal Kejuaraan Dunia
Sumber :
  • REUTERS/Darren Whiteside
VIVA.co.id
Jadwal Laga Tim Bulutangkis Indonesia di Olimpiade Kamis Ini
- Isak tangis para pebulutangkis mewarnai Kejuaraan Dunia Bulutangkis BWF yang digelar di Istora Senayan, Jakarta, Jumat 14 Agustus 2015. Akan tetapi, tangisan itu tidaklah memiliki makna sama.

Dukungan 'Adik Kelas' Beri Motivasi Skuad Ganda Campuran

Jika Lindaweni Fanetri menangis karena tidak kuat menahan rasa haru usai memastikan diri melangkah ke babak semifinal, perasaan yang berbeda menyelimuti wakil Denmark, Viktor Axelsen.
Jadwal Pertandingan Indonesia di Olimpiade Hari ke-6


Viktor terpaksa membelakangi wartawan di area mixed zone untuk mengelap air mata yang mengucur. Dia tampak kesal karena usaha ekstra keras saat melawan pebulutangkis nomor satu dunia, Chen Long, harus kandas secara dramatis.


Usai kalah di set 1 dengan skor 18-21, Viktor dengan semangat penuh dan dukungan yang diberikan penonton di Istora mencoba untuk bangkit di set 2. Asa untuk menang sempat muncul, berkali-kali dia mampu mendapatkan match point.


Akan tetapi, pil pahit terpaksa ditelan oleh pebulutangkis peringkat 7 dunia tersebut. Setelah melalui 1 jam 5 menit yang menegangkan, Chen Long justru mampu menutup set 2 dengan keunggulan 30-29.


"Saya sangat kecewa. Ketika Anda sudah sangat dekat dengan kemenangan, tapi Anda gagal meraihnya, rasanya buruk sekali," ungkap Viktor usai laga.


Sedangkan untuk Lindaweni, hasil yang diraihnya hari ini berupa kemenangan atas wakil Taiwan, Tai Tzu Ying, merupakan berkah yang sangat luar biasa. Pasalnya, sebelum kejuaraan ini dimulai, tunggal putri Indonesia sama sekali tidak diunggulkan.


Akan tetapi, dia mampu mematahkan anggapan remeh tersebut. Linda sekaligus berhasil memecah kebuntuan dalam 14 tahun terakhir di mana tunggal putri Indonesia selalu gagal menembus semifinal.


"Women single Indonesia sendiri memang tidak diunggulkan, tetapi jangan pernah mau kalah. Kemampuan semua negara hampir sama, cuma memang butuh keberanian saja," kata gadis berusia 25 tahun tersebut. (one)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya