Ketahui Aksi Indonesia Sepanjang Sejarah Kejuaraan Dunia BWF

Pasangan ganda putra Indonesia, Muhammad Ahsan/Hendra Setiawan
Sumber :
  • REUTERS/Nyimas Laula
VIVA.co.id
Jangan Hanya All England, Praveen/Debby Bisa Juara Olimpiade
- Kejuaraan Dunia BWF 2015 sedang berlangsung di Istora Senayan, Jakarta, sejak 10 Agustus sampai terakhir pada hari ini, Sabtu, 16 Agustus 2015. Seberapa penting turnamen yang sudah memasuki edisi ke-22 ini? Mari mengenalnya lebih jauh.

Praveen Jordan/Debby Susanto Juara All England 2016
Kejuaraan Dunia BWF adalah turnamen bulutangkis paling bergengsi dunia. Kenapa turnamen ini menjadi begitu bergengsi? Pasalnya, Kejuaraan Dunia ini menyediakan poin rangking paling besar dan sekaligus tiket ke Olimpiade.

Alasan Ahsan/Hendra Usai Tersingkir Cepat dari All England
Turnamen ini digelar mulai pada 1977 di Swedia. Kala itu, wakil merah-putih bisa membuat all Indonesians final pada nomor ganda putra, dimana Tjun Tjun/Johan Wahjudi berhasil mengalahkan Christian Hadinata/Ade Chandra.

Namun, format Kejuaraan Dunia ini kerap berubah. Mulai dari tiga tahun sekali sampai 1983, sampai jadi dua tahun sekali mulai 1985 sampai 2005, lalu kini menjadi tiap tahun.

Penyelenggaraan turnamen menjadi sang juara dunia baru ini namun tidak akan digelar pada agenda yang sama dengan tahun Olimpiade. Karena itulah, tahun 2015 ini jadi sangat krusial bagi langkah para pebulutangkis menuju Rio de Janiero tahun depan.

Bagian II: Indonesia Sudah Jadi Tuan Rumah Berapa Kali?


Dari segi tuan rumah, Denmark saat ini menjadi negara paling sering yang pernah menyelenggarakan Kejuaraan Dunia ini sebanyak empat kali. Diikuti oleh Indonesia dan Inggris, sebanyak tiga kali.

Indonesia menjadi tuan rumah pertama kali pada 1980 dan 1989. Pada kesempatan pertama, tuan rumah berhasil menyabet empat medali emas yaitu dari Rudy Hartono (tunggal putra), Verawaty Wiharjo (tunggal putri), Ade Chandra/Christian Hadinata (ganda putra), dan ganda campuran, Christian Hadinata/Imelda Wiguna.

Suporter Indonesia di Kejuaraan Dunia BWF 2015

Sayang, pada kali kedua penampilan di Istora penampilan Indonesia jauh dari kata memuaskan. Tak ada gelar juara dunia dan hanya menempatkan Ardi Wiranata (tunggal putra) lalu Eddy Hartono/Verawaty Fajrin (ganda campuran) di laga final.

Kini, pada kesempatan ketiga penampilan wakil Indonesia semakin parah. Hanya menempatkan satu wakil di nomor ganda putra yaitu Muhammad Ahsan dan Hendra Setiawan di ganda putra.

Bagian III: Publik Istora Sudah Kangen Medali Emas Sejak 1980


Dari segi prestasi, sejak 1977 sampai 2001 perolehan medali hanya terbagi pada lima negara saja yaitu China, Korea Selatan, Denmark, Indonesia, dan Malaysia. Namun, sejak 2003 sampai 2005 peraih medali juara mencapai rekor tertinggi yaitu 10 negara.

China menjadi negara paling sukses dengan catatan 58 medali emas sejak edisi pertama hingga ke-22 ini. Indonesia berada di tempat kedua dengan total 20 keping medali emas, diikuti Korsel dan Denmark (10 emas) di tempat ketiga.

Christian Hadinata jadi salah satu pemain yang berhasil merebut dua medali emas di satu edisi Kejuaraan Dunia, bersama enam wakil negara lain. Salah satu petinggi pelatnas PBSI Cipayung ini sukses merebut dua medali emas pada 1980 lewat nomor tunggal putra dan ganda campuran.

Lin Dan

Pebulutangkis paling sukses di Kejuaraan Dunia sepanjang sejarah adalah andalan China, Lin Dan, yang sudah merebut lima medali emas di nomor tunggal putra. Wakil Korsel, Park Joo-bong, namun lewat medali ganda putra (2) dan ganda campuran (3).

Wakil Indonesia paling sukses adalah Lilyana Natsir yang sampai saat ini sudah tiga kali merebut medali emas Kejuaraan Dunia lewat nomor ganda campuran, bersama 10 atlet lainnya dari China dan Korsel.

Indonesia berpeluang untuk mendulang satu medali emas pada Kejuaraan Dunia BWF 2015 ini, asalkan Muhammad Ahsan dan Hendra Setiawan bisa puaskan dahaga gelar Istora Senayan sejak 1980 dengan mengalahkan wakil China, Liu Xiaolong/Qiu Zihan.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya