Tinggalkan Skripsi & Marahi Ojek Online Demi Indonesia Open

Penonton Indonesia Open 2017
Sumber :
  • VIVA.co.id/Donny Adhiyasa

VIVA.co.id – Euforia gelaran BCA Indonesia Open Super Series Premier 2017 kian menggema di arena Plenary Hall JCC, Senayan, Jakarta. Para pencinta bulutangkis pun tak mau ketinggalan untuk mendapat kesempatan melihat langsung jagoan favoritnya berlaga.

Antrean Mengular, Tiket VIP Indonesia Open 2018 Ludes

Meski bagi sebagian kalangan, tampaknya bukan perkara untuk bisa mewujudkan impian tersebut. Sejumlah liku dan pengorbanan harus mereka hadapi untuk dapat jadi bagian kemeriahan kejuaraan berhadiah total US$1.000.000 itu.

Hal ini dituturkan oleh beberapa remaja yang ternyata dari jauh jauh hari memang sudah membulatkan tekadnya menyaksikan laga Indonesia Open tahun ini.

Jadwal Lengkap Final Indonesia Open 2018

"Sudah ngelive Indonesia Open sejak 2013 lalu, tapi yang paling berkesan itu justru di tahun 2017 ini. Dapat tiket gratis untuk jadi penonton alayers. Tadinya sempat booking tiket tanggal 14 Juni, tapi gak jadi sebab harga tiketnya seharga baju lebaran," ujar Ambar dan Herawati, dara asal Universitas Islam Syekh Yusuf.

Pengalaman tak kalah serunya juga diungkap oleh mahasiswa lainnya yang hadir di arena JCC. Sejumlah hal menantang harus dilakoni demi menenuhi hasratnya menyaksikan turnamen bulutangkis elite tersebut.

Duel Seru Lawan Denmark, Marcus/Kevin Melenggang ke Semifinal

"Saya sampai merelakan jadwal konsultasi skripsi, padahal deadline kumpulnya tinggal H-3. Belum lagi terus teriak-teriak pas puasa kayak bikin radang tenggorokan dan pulangnya sampai tengah malam hujan-hujanan," ungkap pemuda bernama lengkap Kahlil Gibran Ardha Yassin, mahasiswa 21 tahun asal Serpong yang datang bersama 5 rekannya.

"Mulai berangkat dari rumah pengorbanan buat nonton Indonesia Open itu sudah terasa. Ngejar jadwal kereta, belum lagi ribut sama driver ojek online di stasiun soalnya lama datangnya dan sampai sini sempat ditolak foto sama Sapshiree Taerattanachai (Thailand)," kata Dinda Safitri dari Tangerang yang datang bersama rekannya, Restu Amalia.

Dari penuturan tersebut, dapat disimpulkan bahwa masyarakat khususnya generasi muda tampaknya masih sangat mencintai bulutangkis. Segala pengorbanan tak jarang mereka lakoni demi dapat menyaksikan idolanya berlaga, dan sudah selayaknya para pemain pun tampil maksimal untuk membayar tuntas perjuangan penggemarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya