Kecewa dengan Pelayanan Bank Sumut

mata uang
Sumber :
  • REUTERS/Darren Whiteside/Files
VIVA.co.id
Tanggapan Mengenai Surat Pembaca Atas Pelayanan Bank Sumut
- Nama saya Wahyu, saya tinggal di kota Medan, Sumatera Utara. Saya adalah nasabah Bank Sumut Konvensional Kota Matsum. Melalui VIVA.co.id, saya ingin mengadukan kekecewaan terhadap Bank Sumut. Sudah dua kali saya merasa dicampakkan oleh mereka. 

Geger Seorang Wanita Dilarang Naik Kendaraan Online Gegara Bernama Ini
Baru-baru ini, Senin, 3 Agustus 2015, saya menyetor di Bank Sumut Konvensional Jalan Halat. Saya dikecewakan karena uang saya telah selip sebanyak 2 x dalam 2 x penyetoran.

Chandrika Chika Ditangkap karena Kasus Narkoba, Netizen: Udah Benar Joget Papi Chulo Aja
Kemudian saya komplain, minta agar dihitung ulang. Terus dibilangnya, "Maaf Pak, kita tidak sempat, kita banyak konsumen". Padahal nasabah yang menunggu cuma 2 orang saja.

Kemudian saya bilang ke teller bisa berbicara dengan atasannya? "Silahkan Pak," jawab si teller tersebut. Lalu saya jumpa atasannya dan menceritakan keluhan saya. Kemudian sang atasan penasaran dan meminta  untuk menghitung ulang uang pecahan yang telah saya susun tersebut. Dan hasilnya adalah "BENAR UANG SAYA SELIP DIHITUNG TELLER".

Memang kecil selipnya, cuma Rp. 5.000 dan dikembalikan oleh mereka. Tetapi perkataan atasan dan teller yang membuat saya kecewa. "Pak, sebelum menyetor harap disusun terlebih dahulu ya uangnya", ujar atasan. "Pak, semua uang sebelum saya setor sudah saya susun dan pisahkan terlebih dahulu. Ini catatan saya," ujarku sembari menunjukkan lembaran catatan kecil saya.

Mungkin karena malu di depan nasabah lainnya, sang atasan berkata "Pak, lain kali setornya di Kota Matsum saja ya, uang seperti ini pun akan kita kembalikan lagi. Sebenarnya kita tidak terima uang seperti ini"

Tiga tahun lalu, saya juga mengelami kecewaan dengan bank yang sama. Pada tahun 2012, saya hendak menyetor uang ke Bank Sumut Syariah di Jalan S. Parman. Tetapi uang saya ditolak oleh teller dikarenakan uang saya recehan atau pecahan. 

"Maaf pak, kita tidak terima uang pecahan," kata teller tersebut.

Nah, saat itu saya langsung kecewa dan emosi. Kemudian saya meminta berbicara kepada atasan teller tersebut dan mengadukan hal tersebut kepadanya. Kemudian teller tersebut dipanggil dan dimarahi oleh atasannya.

Inilah yang terjadi di ngeri tercinta ini. Ini masukan untuk cabang bank lainnya, jangan pernah menolak dan mengusir nasabah, karena kalau tidak ada nasabah, bank tidak akan pernah hidup dan untuk bank pusat, mohon ditegur KCP tersebut agar pelayanan lebih baik ke depannya.
(Wahyu, Medan)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya