Berita Terbaru Amdk

Data BPS menunjukkan, mayoritas atau 40,64 persen rumah tangga Indonesia menjadikan air minum dalam kemasan (AMDK) sebagai sumber air minum mereka.

Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) merespons hebohnya isu bromat di air minum dalam kemasan (AMDK).

Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) dan Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN) mendesak Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk melakukan penyelidikan.

Dokter Richard Lee mengungkapkan bahwa data Bromat yang terkandung di air minum dalam kemasan (AMDK) yang diungkapkan influencer Gerald Vincent tidak salah.

Angka itu jauh melebihi ambang batas yang ditentukan BPOM yakni 10 mikrogram per liter. BPOM mengungkapkan bahwa pihaknya belum melakukan uji kandungan Bromat.

Senyawa bromida yang berubah menjadi bromat bersifat karsinogenik atau beracun dan berpotensi dapat menyebabkan kanker, meskipun masihj diperlukan penelitian lebih lanjut

Perhimpunan Ahli Teknologi Pangan Indonesia (PATPI), Hermawan Seftiono mengatakan bahwa Bromat merupakan zat berbahaya bagi kesehatan dan bisa menyebabkan kanker.

Saat ini beragam merek produk air minum dalam kemasan (AMDK) yang beredar di masyarakat, baik lokal maupun merek yang menguasai pasar nasional. Tak sedikit yang unik.

Kemasan pangan galon guna ulang biru atau polikarbonat (PC) diklaim sudah dipastikan tingkat keamanannya oleh berbagai lembaga. Ada sejumlah alasan mengapa diklaim aman.

Dokter spesialis kandungan dan anak mengakui hingga kini belum ada janin dari ibu hamil dan balita yang terganggu kesehatannya karena mengonsumsi air minum dalam kemasan.

Berita mengenai daftar tempat misterius di bumi yang ternyata telah disebutkan dalam Alquran mengundang rasa penasaran netizen, hingga mengantarkan berita ini terpopuler.

Wakil Ketua Dewan Periklanan Indonesia, Janoe Arianto menyampaikan tidak boleh ada iklan yang asal klaim seperti halnya iklan sebuah produk air minum dalam kemasan.