Berita Terbaru Kemasan

Regulasi pelabelan risiko BPA bakal menjadi wahana efektif untuk memberikan informasi dan mengedukasi masyarakat selaku konsumen.

Wacana pemerintah untuk memberikan pelabelan BPA pada kemasan galon guna ulang mendapat penolakan dari para pengusaha UMKM depot air minum isi ulang.

Guru Besar Fakultas Kedokteran UI memastikan tidak ada kaitannya sama sekali air minum dalam kemasan (AMDK) galon isi ulang dengan penyebab penderita autis pada anak-anak

BPOM mengungkapkan, karena pertimbangan risiko kesehatan tersebut, negara di berbagai belahan dunia mengadopsi pengaturan khusus terkait BPA.

Belakangan ini, banyak masyarakat membicarakan mengenai rencana Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) yang ingin mengeluarkan kebijakan pelabelan BPA di kemasan galon.

Mereka berkolaborasi dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Republik Indonesia dengan penyelenggaraan KitKat Breakreasi Design Challenge Vol 2.

Banyak dampak positif guna ulang barang dan kemasan, mulai dari aspek lingkungan sampai ekonomi.

Anak-anak usia sekolah memang doyan jajan. Di sekolah, mereka bebas menyantap makanan apa yang mereka sukai dari kantin. Produk pangan dalam kemasan juga mudah didapat.

Setelah polemik potensi penyamaan tembakau dengan narkoba, ditambah lagi dengan Pasal 156 dalam RUU tersebut yang mengatur tentang standarisasi kemasan produk tembakau.

Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman (GAPMMI) memastikan seluruh anggotanya patuh pada regulasi Pemerintah. Terkait dengan ketentuan pelabelan kandungan BPA.

Para produsen produk yang berkemasan ditegaskan perlu lebih jujur dalam penanganan sampah plastik mereka.

Bisnis Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) bakal berubah drastis bila market leader industri jadi menerapkan rencana pengenalan galon guna ulang berbahan PET.