Berita Terbaru Penyakit tidak menular

Meskipun disebut sebagai masa bonus demografi, tantangan serius seperti peningkatan Penyakit Tidak Menular (PTM) dan masalah tekanan hidup serta kejiwaan semakin khawatir

Pengidap epilepsi cenderung idap lebih banyak masalah fisik, seperti patah tulang dan memar akibat cedera yang berhubungan dengan kejang, serta tingkat kondisi psikologis

Pandemi COVID-19 telah berangsur reda namun bukan berarti kita boleh abai terhadap kondisi kesehatan tubuh. Penyakit tidak menular (PTM) ternyata telah menjadi ancaman.

Obesitas pada anak berpotensi memicu sindrom metabolik yang menyebabkan meningkatnya risiko penyakit tidak menular.

Meski pada umumnya kanker ovarium tidak disertai gejala pada stadium awal, namun deteksi dini tetap dibutuhkan dengan mengenali sejumlah faktor dan tandanya.

Di Indonesia, penyakit diabetes mellitus, jantung, kanker, serta penyakit paru kronis masuk dalam 5 besar penyebab kematian. Jumlah kasus tersebut bahkan terus bertambah.

Penyakit tidak menular merupakan penyakit kronis dengan durasi yang panjang dan disebabkan oleh kombinasi berbagai faktor.

Angka kasus Penyakit Tidak Menular (PTM) di Kepulauan Seribu cukup mengkhawatirkan, beberapa kasus memiliki angka hampir sama bahkan melebihi Provinsi DKI Jakarta.

Menurut WHO, pada 2018, penyakit tidak menular (PTM) di Indonesia diperkirakan menyumbang 73 persen dari seluruh kematian.

Data yang dihimpun Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), angka kematian terbanyak justru bukan COVID-19, melainkan dari penyakit ini.

Pandemi mengganggu pencegahan dan pengobatan PTM.

"Tiap tahun ada 40 juta orang meninggal akibat penyakit tidak menular"