Viral Dokter Gigi di Malang Tampil Modis dengan Hazmat Fashionable 

Dokter gigi Nina Agustin menggunakan hazmat unik
Sumber :
  • VIVA/Lucky Aditya

VIVA – Di masa pandemi COVID-19 saat ini, dokter gigi menjadi salah satu profesi yang rawan tertular. Alat pelindung diri (APD) menjadi salah satu hal yang wajib digunakan saat bekerja. Selain untuk melindungi diri juga untuk memberi rasa nyaman kepada pasien. 

Di jagat media sosial sedang viral seorang dokter tampil fashionable dengan hazmat nyentrik berbagai tema. Dia adalah dokter gigi Nina Agustin pemilik klinik NDC Aesthetic Dental Clinic di Malang, Jawa Timur.

Dia menggunakan APD yang khusus dipesan agar terlihat lebih menarik. Tak hanya menjaga keamanan dari tertular virus, namun tetap fashionable agar para pasien tak takut saat diperiksa. 

Nina mengaku sebagai tenaga medis harus menggunakan APD lengkap, seperti anjuran pemerintah. Namun, berbeda dari biasanya, jika dokter lain memakai APD dengan warna putih, dokter Nina menggunakan APD yang cukup mencolok.

Baca juga: Jokowi: 70 Juta Anak Indonesia Ikut Merasakan Dampak Pandemi COVID-19

Baju hazmat yang ia kenakan sangat berwarna dengan hiasan gambar seperti layaknya komik. Selain itu, saat menggunakan baju hazmat tersebut, penampilannya terlihat sangat fashionable. 

"Dokter gigi saat ini harus menggunakan APD level 3 mulai dari ujung kepala sampai ujung kaki menggunakan full hazmat. Kemudian sepatu boat, area muka kepala harus ada perlindungan face shield, kacamata google, dan masker," kata Nina, Kamis, 23 Juli 2020. 

Menurut Nina, ide awal dirinya menggunakan baju hazmat unik itu karena sebelumnya tak nyaman saat menggunakan APD yang ukurannya terlihat begitu besar. Apalagi di saat pemerintah menerapkan protokol kesehatan yang sangat ketat, banyak pasiennya yang tidak berani datang untuk melakukan pemeriksaan gigi secara rutin. 

Menkes: Implementasi Nyamuk Ber-Wolbachia untuk Tanggulangi Dengue Mulai Bergulir

Hazmat konvesional mengganggu praktik

Dokter gigi Nina Agustin dengan koleksi hazmat uniknya

Mengejutkan! Sabda Ahessa Viral Ibadah di Gereja, Ibunda Sebut Rajin Baca Al-Quran

"Di awal pandemi itu harus pakai hazmat di pasaran, ukurannya besar warna putih. Karena ukuran besar mengganggu praktik baju hamzat sering nyangkut di alat. Sehingga saya inisiatif membuat baju hazmat sendiri bagaimana saya tetap praktik nyaman dan aman," ujar Nina. 

Berangkat dari sejumlah persoalan itulah, dia berinisiatif untuk membuat baju hazmat sendiri. Tentu sesuai dengan tema yang dia inginkan, ada motif Marilyn Monroe, Power Rangers dan beberapa tema unik lainnya. APD ini dia pesan kepada temannya bernama Ivan di Kediri. Penjahit ini biasa menerima pesanan APD. 

Kapten Vincent Kena Flu Singapura Sampai Bernanah: Lebih Sengsara dari COVID!

"Beli kain, saya jahitkan ke penjahit ke Kediri yang terbiasa menerima jahitan APD dari rumah sakit. Motif-motif ini juga beberapa saya digital printing sesuai kesukaan saya. Yang jelas pilih motif warna-warni dengan semangat pandemi COVID-19 bisa dilewati bersama, karena seperti warna-warni di penghujung badai pasti ada pelangi," tutur Nina. 

Nina sendiri memulai praktik sebagai seorang dokter gigi sejak tahun 2008. Klinik pertama ada di Jakarta hingga 2013. Pada tahun 2015 dia mendirikan klinik di Malang hingga sekarang. Kini dia memiliki 6 cabang di Malang Raya hingga Pasuruan.

Dokter gigi yang bekerja di kliniknya sebanyak 15 orang. Dokter Nina pun bersyukur, setelah ia menggunakan pakaian APD unik itu, pasien khususnya anak-anak tidak takut lagi untuk datang ke kliniknya.

"Ada banyak publik figur yang jadi pasien kami, karena kami memang aesthetic untuk mempercantik dan memperindah gigi. Dan 15 dokter yang berada di NDC Aesthetic Dental Clinic semuanya menggunakan hazmat unik ini. Saya minta seperti itu agar pasien nyaman," kata Nina. 

Sementara itu, salah seorang pasien Bintar Wirawan mengatakan, jika saat pandemi COVID-19 dirinya jarang ke dokter gigi langganannya ini karena masih takut dengan penularan virus. Namun saat mengetahui dokter Nina menggunakan pakaian APD yang cukup unik, ditambah dengan penerapan protokol ketat saat pemeriksaan, ia bersemangat untuk melakukan pemeriksaan. 

"Intinya saya gak takut lagi untuk periksa ke dokter gigi lagi, karena biasanya dokter kan pakai APD kan polos gitu, kalau dengan corak gini kan saya lebih nyaman," ujar Bintar. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya