Viral, Jembatan Bambu Tersultan Seharga Rp200 Juta 

Jembatan bambu Kabupaten Ponorogo viral di media sosial.
Sumber :
  • Instagram

VIVA – Sebuah jembatan bambu di Ponorogo menjadi viral di media sosial. Diketahui jembatan itu menghubungkan dua jalan Desa Bulak dan Desa Pandak, Kecamatan Balong, Ponorogo. 

Berani Adang Maling, Karyawan Alfamart di Semarang Naik Jabatan Jadi Kepala Toko

Jembatan itu menjadi sorotan warganet karena di depan jembatan itu terdapat papan Pemkab Ponorogo yang menyebutkan bahwa anggaran proyek rehabilitasi dan pemeliharaan jalan dan jembatan menelan biaya hampir Rp200 juta dari APBD  tahun anggaran 2020. Padahal terlihat jembatan itu hanya terbuat dari anyaman bambu.

Sontak saja hal itu membuat warganet heboh dengan anggaran semahal itu hanya untuk pemeliharaan sebuah jembatan. "Jembatan Bambu Tersultan," demikian caption postingan video di sebuah akun Tiktok. 

Pengendara yang Siksa Pemotor dengan Geberan Knalpot Yamaha RX-King, Akhirnya Begini

Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman Kabupaten Ponorogo, Jamus Kunto Purnomo, memberikan penjelasan. Melalui akun resmi Instagram Pemkab Ponorogo @ponorogokap. Purnomo mengungkapkan fakta di balik jembatan itu bukanlah seperti video yang viral. 

Jembatan sesek atau jembatan bambu itu adalah buatan warga dari 2 desa, yakni Desa Bulak dan Desa Pandak, Kecamatan Balong. "Jembatan sasaknya dibuat oleh warga posisinya di atas pondasi atau landhoop dari proyek rehab jembatan yang kita (Pemkab Ponorogo) bangun," kata Jamus. 

Pengakuan Anak Buah Syafrin Tumpangi Mobil Dishub DKI yang Buang Sampah Sembarangan

Baca juga: Kronologis Dua Anggota Polisi Dianiaya Saat Bubarkan Aksi 1812

Jembatan penghubung dua Desa Bulak-Pandak yang baru berbentuk pondasi tersebut, kata Jamus adalah permintaan masyarakat yang diajukan ke Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Ponorogo. Namun dalam perhitungan BPUPKI, untuk jembatan dengan panjang yang Bentang 10-11 meter dan lebar 3 meter dibutuhkan dana Rp500 juta sampai Rp600 juta. 

“Pada 2020 ini dana yang tersedia hanya Rp 200 juta. Dana sebesar itu bisa diwujudkan sebagai landhoop saja, kemudian hal tersebut ditawarkan ke masyarakat dan mereka bersedia maka dibangunlah fondasi itu dan jadi struktur utama akan dilanjutkan di 2021 nanti,” terang Jamus. 

Begitu landhoop selesai, warga berinisiatif membuat jembatan sasak di atasnya. Ini agar mereka tak perlu memutar jauh untuk menuju desa sebelah. 

Namun, penjelasan dari Pemkab Ponorogo itu pun masih membuat warganet bertanya-tanya soal mahalnya anggaran yang dihabiskan.

“Gak masuk akal, dana yang dibutuhkan untuk membangun jembatan lebar 3 meter, panjang 11 meter, sekali lagi 11 meter?  Butuh 500-600 juta? Pertanyaannya material apa yang digunakan, apakah pakai besi cor yang impor?,” kata seorang warganet.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya