Kesaksian Pasien Covid-19, Sulitnya Mencari Rumah Sakit

ilustrasi rumah sakit
Sumber :
  • vstory

VIVA – Penyebaran Covid-19 saat ini semakin tidak bisa dibendung lagi. Semakin banyak korban yang terpapar oleh virus mematikan ini. Selain itu, banyak nyawa juga direnggut karena terinfeksi virus Covid-19. 

Pilkada 2024 Berbeda dan Lebih Kompleks dibanding Pilkada Serentak Sebelumnya, Menurut Bawaslu

Hal tersebut tentunya membuat lonjakan daftar pasien akibat virus Covid-19 semakin meningkat setiap harinya. Keteledoran masyarakat dalam bersikap setiap harinya juga menjadi penyebab mereka bisa tersentuh oleh virus Covid-19. 

Selain itu, lalainya masyarakat yang tidak menjaga diri dari lingkungan sekitarnya juga jadi salah satu penyebabnya. Mulai dari lupanya pakai masker, tidak sering cuci tangan setelah memegang benda apapun, tidak rajin menggunakan hand sanitizer dan masih banyak lagi.

KPK Periksa Anggota DPR Fraksi PDIP Ihsan Yunus soal Dugaan Korupsi APD di Kemenkes

Tidak dipungkiri, berbagai penyebab di atas nyatanya membuat lonjakan pasien Covid-19 jadi meningkat secara drastis. Hal tersebut yang membuat beragam kapasitas Rumah Sakit semakin menipis setiap harinya. Rumah sakit saat ini tengah menjadi idola bagi para pasien terpapar virus Covid-19.

Puluhan hingga ribuan orang berburu rumah sakit agar bisa mendapatkan tempat ternyaman untuk memulihkan kondisi kesehatannya pasca menjadi pasien yang terpapar Covid-19. Tapi sayangnya, pihak Rumah Sakit juga tidak bisa berbuat apa-apa. Karena lonjakan yang semakin meningkat menjadikan rumah sakit dan kebutuhan medis lainnya jadi minim didapatkan. 

Singapore PM Lee Hsien Loong to Resign After Two Decades on Duty

Bagi mereka yang terpapar Covid-19, mendapatkan tempat perawatan di sekitar area rumah sakit saja sudah merasa beruntung. Meskipun hanya dengan alat serta fasilitas seadanya. Saat ini beragam perlengkapan, peralatan medis sangat sulit didapatkan, lantaran banyaknya orang yang membutuhkan.

Seperti baru-baru ini viral sebuah video yang menggugah sebuah kesaksian seorang pria yang sulit mendapatkan penanganan serta perawatan dari Rumah Sakit.  Video yang diunggah oleh akun @infobekasi pada 22 Juli 2021 kemarin. Dimana video tersebut mengunggah ulang, pengalaman serta kesaksian seorang pasien yang terpapar virus Covid-19.

Pasien Covid.

Photo :
  • Instagram

Pada video tersebut, pria yang dinyatakan positif Covid-19 ini mengaku awal mula bisa terinfeksi virus yang telah merenggut banyak nyawa orang in

"Awalnya guw ini vaksin di senayan, nah bawa pulpen ceritanya nih, pulpen ini buat isi isi form. Yaudah gw lupa tuh make pulpen panitia. Abis itu kucek kucek, pas kucek mata baru inget, yah kok w ngucek. Nah abis kucek-kucek mata vaksin dah tuh," ujar pria.....

"hari pertama ga ada masalah, makan banyak g ada gejala. nah hari kedua w ke tempat temen w nih, w makan-makan mie ga berasa pait, ganti mie goreng sama aja. udah ga jadi, udah ga enak nih badan. nah malemnya mulai anget-anget," tambah pria

Pria tersebut juga menceritakan, betapa sulitnya mencari rumah sakit yang bisa menampung dirinya yang terinfeksi virus Covid-19. Sudah 32 Rumah Sakit di Jakarta, tidak ada satupun yang mau menerima pasien rawat inap. Semua rumah sakit yang didatangi atau ditanyakan terkait kamar rawat inap tidaklah tersedia, lantaran berbagai fasilitas dan alat media semuanya tidak ada, seperti salah satunya tabung gas oksigen. 

Pihak Rumah Sakit mengaku sudah tidak bisa menampung banyak pasien lagi, lantaran tidak adanya oksigen. Tidak berhenti di situ, pria tersebut terus berupaya agar bisa mendapatkan Rumah Sakit terbaik yang bisa merawat dirinya. 

"Keliling-keliling rumah sakit dah tuh, ke rumah sakit pertamina begitu digeletakin diluar gitu aja, dapet dapet info RSUD Bekasi. Akhirnya coba ke rsud bekasi siang jam 1 ke sana," seru pria yang terbaring karena Covid-19.

" Di RSUD Bekasi setiap pasien Covid-19 harus turun dari mobil dan langsung disuruh nyewa tempat tidur ato kursi roda. Nyewa kursi roda dari 1 siang sampe 6 magrib, sepanjang jalan sambil didata tidak ada tempat berteduh. Dari jam 1 - 6 w liat banyak orang mapan alias mati depan gw. Yang baru diturunin dari mobil tau tau mati, lagi di kursi roda mati," ujar pria itu.

Pasien tersebut juga mengatakan, pernah merasakan mendapatkan perawatan di tenda darurat RSUD Kota Bekasi. Pria tersebut melihat banyak kematian di depan matanya selama berada di RSUD Kota Bekasi saat dirinya di rawat selama 4 hari di sana. 

Pria itu pun memilih untuk pulang ke rumahnya  lantaran tidak mendapatkan fasilitas terbaik dari rumah sakit manapun. Hingga pada akhirnya, pria tersebut mendapatkan rumah sakit yang mau menerima dirinya saat tengah terpapar Covid-19. Dan pria tersebut ditempatkan di ICU. 

Dilihat pada video tersebut, usaha keras pria tersebut dalam mencari rumah sakit yang mau menampung dirinya. Dirinya juga menghimbau agar kita semua bisa mematuhi imbauan dan jalankan protokol kesehatan sesuai dengan yang dianjurkan pemerintah.

Sontak saja video tersebut mengundang perhatian netizen dan tidak sedikit dari mereka memberikan support pada pasien Covid-19 ini.

"Kesimpulan nya dia vaksin pake pulpen panitia terus dia positif gitu kan ya ????" tulis eful719

"Tetap semangat dan ingat jgn terlalu parno. Sehat2 semua ya." tulis aa_arby

"Buat yg belum kena covid..dengerin baik2 kata bapaknya...jangan sampai keluarga nya kena covid...susah cari rs krn full ..sy aja baru lepas dr isoman 12 hari," saut purnomowatidewi

"Yg maren katanya bilang terkendali liat begianan gmna ya ..????" ujar alvaro_awalludien

"Bokap gua juga sama begitu. Dibawa ke rs swasta percuma. Ditolak terus. Apalagi yg udah positif jalur pcr. Ga ada pilihan lain selain dibawa ke rsud. Karna isoman dirumah juga udah ga memungkinkan. Dari awal daftar igd tu udah kacau ramenya. Sekarang sih udah mending ya, lumayan sepi. 2 minggu lalu ramenya ampun dah, sebelum dapet tempat di tenda aja waiting list sekitar 3 atau 4 jaman. Pasien harus nunggu di kursi roda. Abis itu masuk lah ke tenda, biasanya maksimal 3 hari baru dibawa masuk igd, kalo udah 5 hari lewat belom dipanggil namanya buat masuk igd, biasanya si perawat nanya, siapa yg udah 3 hari disini atau lebih? Abis itu dibawa dah. Begitu masuk igd, udah dah gaboleh ditungguin atau ditengokin, tinggal berdoa sama komunikasi sama pasien kalo sekiranya pasien masih sadar, dan sering sering tanya kondisi medis pasien ke nomer kontak koordinator kamar igdnya. Yg lama tuh nunggu dapet ruang rawat inap. Seminggu lebih hampir 2 mingguan baru dah dipindah ke gedung. Tapi alhamdulillah gratis. " cerita beberizka

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya