Daya Tarik Wisata Alam dan Budaya Sukolilo Pati yang Dijuluki Kampung Maling oleh Netizen
- Google Maps
VIVA – Kecamatan Sukolilo di Kabupaten Pati, Jawa Tengah, yang viral dicap kampung maling oleh netizen dan dibicarakan di dunia maya akibat kasus hukum beberapa warganya, ternyata memiliki banyak daya tarik wisata, baik alam maupun budaya.
Seperti dilansir dari Antara, Selasa 18 Juni 2024, secara geografis, Sukolilo terdiri dari 16 desa yang terletak di daerah perbukitan Pegunungan Kendeng. Kondisi ini memberi keuntungan tersendiri karena terdapat banyak potensi wisata alam yang menarik untuk dikunjungi.
Beberapa destinasi wisata di Sukolilo antara lain Gua Wareh di Desa Kedumulyo, air terjun tadah hujan di Desa Sukolilo, dan rawa teratai di Desa Kasiyan. Terbaru, Desa Sukolilo akan mengembangkan wisata kolam renang dengan memanfaatkan kolam air yang sebelumnya digunakan oleh perusahaan daerah air minum (PDAM) untuk penyediaan air bersih.
Camat Sukolilo, Andri Sulaksono, menjelaskan bahwa kolam renang tersebut rencananya akan dikelola oleh pemerintah desa melalui badan usaha milik desa (BUMDes). Diharapkan pengelolaan wisata ini bisa meniru kesuksesan Desa Ponggok di Kabupaten Klaten, yang berhasil mengelola wisata air dan meningkatkan pendapatan desa serta kesejahteraan warganya.
Beberapa objek wisata di Sukolilo dikelola oleh Pemerintah Kabupaten Pati, seperti Gua Wareh, sementara lainnya dikelola oleh swasta atau individu.
Selain wisata alam, Sukolilo juga memiliki potensi wisata budaya yang cukup dikenal, seperti "Omah Kendeng", rumah tradisional komunitas Sedulur Sikep atau komunitas Samin. Di rumah tradisional ini terdapat aneka gamelan yang dimainkan warga setempat untuk menyambut wisatawan dengan musik dan tembang khas Jawa.
Samin Surosentiko, tokoh komunitas Samin, berasal dari keturunan keraton yang menentang penjajahan Belanda dengan cara tidak membayar pajak dan menolak kebijakan Belanda. Setelah diasingkan, ia berpesan bahwa setelah Indonesia merdeka, rakyat harus mematuhi kebijakan pemerintah.
Tradisi meron untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW juga menjadi daya tarik wisata budaya di Sukolilo. Tradisi ini, yang sudah diakui sebagai warisan budaya tak benda oleh Kemendikbud Ristek, digelar setiap tanggal 13 Rabiul Awal dan menarik banyak penonton dari berbagai daerah.
Keramahan warga Sukolilo terhadap pengunjung juga menjadi daya tarik tersendiri. Sikap ramah ini penting untuk mengembangkan potensi wisata dan meningkatkan kunjungan wisatawan. Tradisi meron yang awalnya hanya ditonton oleh warga lokal, kini juga menarik wisatawan dari berbagai daerah di Indonesia.
Setiap akhir pekan, berbagai objek wisata di Sukolilo selalu ramai dikunjungi wisatawan. Dian, warga Pucakwangi, Pati, yang mengunjungi Gua Wareh, tidak terganggu oleh kasus hukum di Desa Sumbersoko. Dia tetap menikmati panorama Gua Wareh yang unik, dengan lorong sepanjang 50 meter dan gambar pewayangan Semar.
Pengunjung sering memanfaatkan kesejukan air di Gua Wareh untuk mandi atau sekadar mencuci muka, menambah pengalaman wisata yang menyegarkan di Sukolilo.
Baca artikel VIVA Trending menarik lainnya di tautan ini.