Video Sopir Cerita Detik-detik Jelang Tabrakan Maut di Cipularang

Truk terlibat kecelakaan di Tol Cipularang Senin siang 2 September 2019.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Ibnu Chazar

VIVA – Kecelakaan maut di Kilometer 91 Tol Cipularang, Purwakarta, Jawa Barat, melibatkan 21 kendaraan yang terdiri dari kendaraan pribadi, truk, dan bus. Delapan orang tewas di lokasi dan lebih 28 orang lainnya terluka.

Karung Ini Selamatkan Banyak Nyawa Pengendara Motor

Tabrakan beruntun itu diawali sebuah truk pengangkut tanah di tengah jalan tol yang membuat sejumlah mobil dan bus terhenti. Tak berapa lama kemudian melaju sebuah truk dari arah Bandung menuju Jakarta sehingga menabrak kendaraan yang sedang berhenti dan mengakibatkan kecelakaan beruntun.

Empat kendaraan terbakar dan 11 lainnya ringsek sehingga menyulitkan evakuasi para korban. Delapan orang tewas di lokasi kejadian dan 28 lainnya terluka, termasuk 3 korban menderita luka parah.

Tangis Keluarga Pecah saat Terima 12 Jenazah Korban Kecelakaan Maut KM 58

Seorang korban kecelakaan yang merupakan sopir truk bermuatan pasir, Subana, menceritakan kecelakaan itu bermula dari truk yang dikendarai oleh temannya tiba-tiba rem blong.

Di satu titik di ruas jalan tol Cipularang itu rekan sesama sopir tiba-tiba menyalipnya dari sisi kanan. Subana mulai berfirasat tak nyaman sejak itu tetapi dia mengabaikannya saja.

12 Korban Kecelakaan Maut di KM 58 Tol Japek Teridentifikasi, Ini Daftarnya

Lalu, kata Subana, kira-kira tiga menit kemudian, rekannya yang telah mendahuluinya meneleponnya, mengabarkan bahwa rem truk yang dia kemudikan blong alias tak berfungsi. 'Mas Bana, rem saya blong. Rem saya blong. Rem saya blong'," katanya, menceritakan kepanikan sang rekan.

Subana tak dapat berbuat banyak karena dia pun sedang mengemudikan truk. Dia menyarankan rekannya berdoa sembari berusaha menghentikan laju truk. Tetapi rekannya bilang bahwa truk yang dia kemudikan tak dapat dihentikan atau direm karena rem tak berfungsi.

"Dia ambil kanan terus, karena kalau di kiri banyak truk pelan, sementara di kanan mobil kecil larinya kencang-kencang. Jadi akhirnya dia ambil kanan menyelamatkan diri," katanya.

"Tiba-tiba saya enggak kuat, jadi ngikutin dia ke kiri, khawatir. Mau ambil kiri, ada [mobil] boks, akhirnya mau ambil kanan, nyatanya teman saya itu udah duluan [terguling]. Terpaksa kita, jebret-jebret, kita banting kiri."

>
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya