- dok.ist
VIVA – Penceramah Ustaz Yusuf Mansur ikut berbicara tentang dugaan persekusi terhadap warga muslim etnis Uighur di Xinjiang oleh pemerintah China, menyusul polemik publikasi media Amerika Serikat, The Wall Street Journal, yang menyebut ormas-ormas Islam di Indonesia dibungkam oleh China.
Yusuf Mansur berterus terang belum pernah mengunjungi provinsi Xinjiang, dan karenanya, tak tahu persis situasi yang dialami etnis Uighur di sana. Namun dia beberapa kali berdatang ke China untuk mengantarkan beberapa santrinya menuntut ilmu di Negeri Tirai Bambu itu.
Yusuf Mansur mengakui keterbatasan pengetahuannya tentang Uighur. Tetapi dia menyarankan, apa pun situasi yang dialami warga Uighur, masyarakat Indonesia, terutama umat Islam, selayaknya ikut mendoakan keselamatan mereka. Begitu juga terhadap umat Islam lain di sejumlah negara seperti Yaman, Suriah, dan lain-lain.
Dia mengingatkan juga kepada masyarakat Indonesia, terutama umat Islam, agar menghentikan polemik atau bahkan memprovokasi tentang nasib muslim Uighur padahal tak tahu situasi sesungguhnya di sana. Dia mencontohkan sebagian warganet yang lebih sibuk mengecam di media sosial tetapi lupa mendoakan orang-orang Uighur.
Ritel Fashion China Hadapi Ancaman Boikot di Tengah Tuduhan Eksploitasi Warga Uighur
Organisasi Save Uyghur, yang didukung organisasi HAM 'Justice for All' yang berbasis di Chicago, telah memulai kampanye boikot terhadap toko pakaian online China, Shein.
