Menyenangkan, Ini Pengalaman Saya Magang di VIVA

Safira dan rekan-rekan wartawan di Balai Kota Jakarta.
Sumber :
  • U-Report

VIVA – Merasakan seluk-beluk sebuah industri media adalah impian saya. Dan, berawal dari VIVA-lah saya memulai pengalaman saya. Saya adalah seorang mahasiswi semester akhir jurusan Broadcasting dan Journalism di Limkokwing University of Creative Technology, Malaysia.  Sudah terbiasa dengan kegiatan saya belajar tentang dunia jurnalisme, saya memilih VIVA untuk membantu saya meningkatkan pengetahuan saya tentang industri media.

Heboh Uang Jajan Anak Artis, Arie Untung dan Fenita Arie Terapkan Kesederhanaan

Dengan kurun waktu selama dua bulan, saya belajar banyak dari VIVA. Terutama dari kakak-kakak yang membimbing saya. Saya belajar bagaimana caranya bekerja di dalam sebuah organisasi dan dengan waktu yang ditentukan.

Pada hari pertama, saya ditempatkan di Komunitas. Dan pekerjaan yang diberikan kepada saya adalah menulis profil tokoh-tokoh di Indonesia. Awalnya, saya mengalami kesulitan menulis baku bahasa Indonesia, karena kebiasaan saya yang menulis menggunakan bahasa Inggris selama berkuliah di Malaysia. Meskipun begitu, dengan bantuan dari para pembimbing, saya mulai terbiasa menulis dalam bahasa Indonesia.

Bingung Cari Sekolah Terbaik? Wujudkan Masa Depan Cerah Buah Hati di Kinderfield - Highfield School

Sejak kecil, menulis adalah sebuah hobi yang saya tekuni. Mulai dari menulis cerpen dan diary atau catatan harian saya. Senang sekali rasanya bisa berkesempatan menulis untuk sebuah media profesional. Tak hanya itu, menurut saya, VIVA adalah tempat yang nyaman dan juga menyenangkan untuk bekerja. Sebuah kantor yang diisi dengan orang-orang yang ramah dan juga menghormati satu sama lain. Itulah yang membuat saya bersuka cita melakukan praktik industri di sini.

Acara penandatanganan perjanjian kinerja SKPD/UKPD PEMPROV DKI Jakarta di Balai Agung, 2018. 

Catatan Pencapaian Program Merdeka Belajar dalam Pendidikan di Indonesia

Setelah sebulan menulis profil, saya berkesempatan untuk menjadi seorang reporter di lapangan. Saat itu, saya ditempatkan di Balai Kota Jakarta, mengikuti agenda Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan dan Sandiaga Uno. Selama menjadi reporter, saya belajar tentang bagaimana caranya menangkap sebuah peristiwa dan menjadikannya berita.

Contohnya, saat itu ada gempa yang menimpa Jakarta, dan kebetulan saya ada di Balai Kota. Meski panik, saya ambil kesempatan itu untuk menulis tentang kejadian di tempat. Pengalaman lainnya adalah melihat langsung aksi demonstrasi. Sebelumnya, saya belum pernah melihat langsung sebuah aksi demonstrasi, dan melalui pengalaman liputan ini saya jadi tahu dan bisa melihat lebih dekat aksi tersebut.

Saat itu, yang melakukan aksi demonstrasi adalah para sopir angkot Tanah Abang. Mereka menuntut untuk dibuka kembali rute operasi mereka. Tentunya, saya dibantu dan dibimbing oleh para reporter senior di lapangan. Tak jarang, mereka menceritakan pengalaman saat menjadi reporter di lapangan yang menjadi masukan untuk saya.

Senang sekali rasanya bisa mempunyai pengalaman bertemu langsung dengan gubernur, wakil gubernur, dan juga menghadiri berbagai acara yang diselenggarakan di Balai Kota. Secara keseluruhan, pengalaman magang saya di VIVA sangatlah berharga. Selama dua bulan penuh saya belajar dan berkembang di VIVA. (Tulisan ini dikirim oleh Safira Noor Haliza, Mahasiswi Limkokwing University, Malaysia)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya