Indonesiaku Sayang, Indonesiaku Malang

Penjual bendera.
Sumber :
  • ANTARA/Syaiful Arif

VIVAnews - Dahulu Indonesia adalah negara agraris, yang hasil bumi mampu mencukupi kebutuhan seluruh rakyat. Banyak sekali program pemerintah untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas di sektor pertanian, baik dengan penyuluhan, pembentukan kelompok-kelompok tani, pemaksimalan koperasi, pemaksimalan lumbung padi, pemaksimalan Bulog, pengendalian harga yang baik, dan lain-lain.

Sehingga rakyat akan tercukupi dalam hal pangan. Tapi sekarang, untuk makan sehari-hari saja, banyak rakyat yang tidak punya karena selain rakyat sudah tidak punya lahan untuk digarap. Sebab lahan banyak dibeli oleh para kapital untuk dijadikan kawasan industri, dan parahnya lagi rakyat juga tidak mampu membeli bahan makanan karena kemiskinan dan harga yang mahal.

Sekarang Indonesia justru menjadi negara pengimpor segala jenis makanan. Ketika rakyat dipaksa untuk beralih dari agraris ke industri, ternyata sebagian rakyat belum siap, karena pengetahuan yang tidak memadai. Sehingga rakyat hanya dapat mendapat pekerjaan sebagai buruh yang tentu saja penghasilan dari pekerjaannya itu sangat jauh dari cukup.

Selain itu, dulu pemerintah juga mendirikan sebuah badan khusus yang menangani tentang peternakan di tanah air, banyak dilakukan kajian dan penelitian, banyak dilakukan penyilangan misalnya sapi, rakyat diberikan sapi untuk dipelihara sehingga bisa memenuhi kebutuhan hidup dan meningkatkan taraf hidup.

Dulu penghasil susu sapi di negeri kita juga sangat tinggi. Bukan hanya sapi, tetapi juga ternak yang lain. Dan saat ini bisa kita lihat di mana untuk memenuhi daging untuk kebutuhan rakyat, Pemerintah harus melakukan import besar-besaran. Jadi pemerintah sekarang ini justru bukan menyelesaikan masalah dari akarnya, akan tetapi hanya menutupi masalah dipermukaannya saja.

Dulu banyak sekali program pendidikan & beasiswa pendidikan terutama bagi masyarakat yang tinggal di daerah pedesaan & pedalaman. Sekarang, program itu mungkin masih ada, akan tetapi kurang menjangkau rakyat miskin yang hidup di pedesaan atau di daerah pedalaman. Pemerintah sekarang juga sangat kurang mengadakan penyuluhuan, pendekatan ke rakyat, untuk mensosialisasikan betapa pentingnya pendidikan.

Pemerintah disini juga hanya menyentuh permukaannya saja, tanpa menyelesaikan masalah dari akar permasalahan. Saya masih banyak melihat & menemukan anak-anak yang tidak sekolah, anak-anak yang hanya lulus SD, hanya lulus SMP, dan banyak juga yang putus sekolah, rata-rata mereka memang dari kalangan tidak mampu (miskin).

Banyaknya kasus human traficking, penganiayaan TKI, dan lain2.. adalah bukti ketidak berhasilan pemerintah di bidang Pendidikan. Selama ini Pemerinta hanya mampu membuat program, mengganti program, tetapi tidak mampu menjalankan program.

Dulu rakyat Indonesia dikenal dengan pelaut yang handal, bahkan pernah menguasai perairan di kawasan Asia Pacific. Akan tetapi sekarang, untuk menjaga wilayah laut dan memenuhi kebutuhan akan hasil laut, masih sangat kurang.

10 Negara Ini Dicap Paling Malas Gerak Sedunia, Kok Bisa?

Karena Pemerintah hanya berkonsentrasi pada program-program permukaan, tanpa mengusahakan keterpenuhinya kebutuhan pangan rakyat dari hasil laut. Coba kalau hasil laut dimaksimalkan, mungkin ketergantungan akan daging atau yang lain akan berkurang.  Laut RI bisa menjadi solusi untuk memenuhi kebutuhan rakyatnya, itu jika Pemerintah memang mampu mewujudkannya.

Dulu, Pemerintah selalu menganjurkan agar rakyatnya tidak konsumtif, agar rakyatnya berhemat dan rajin menabung. Akan tetapi saat ini, Pemerintah justru membanjiri rakyat dengan segala macam barang dan bahan konsumtif. Sehingga merubah pola hidup rakyat, dan di sini banyak sekali efek dari mulai maraknya prostitusi, bahkan di kalangan ABG dan terutama lagi di kalangan rakyat miskin, rakyat dari pedalaman yang dikenalkan dengan budaya konsumtif, padahal mereka tidak punya latar belakang pendidikan yang cukup.

Jadi untuk memenuhi kebutuhan konsumtifnya, rakyat mau melakukan apa saja. Misalnya dibayar Rp 100 ribu untuk melayani kebutuhan seks, dibayar Rp 25 ribu untuk ikut demo, dibayar Rp 50 ribu untuk ikut acara parpol dan lain sebagainya. Di sini Pemerintah terlihat memang sengaja menciptakan kondisi itu.

Hasil Survei Pemerintah

Hasil survei tentang pendidikan, kemiskinan, ekonomi dan lain sebagainya, ternyata banyak yang tidak benar dan hanya akal-akalan saja. Selama saya hidup di tanah air, saya belum pernah disurvei mengenai hal itu, keluarga saya juga, kerabat saya juga, tetangga saya juga, semua belum pernah disurvei.

Jadi Pemerintah mendapatkan data-data itu darimana? Sebagai tambahan, saya tinggal berpindah-pindah dari kota satu ke kota lainnya, saya juga sering melakukan perjalanan ke daerah, saya sering melakukan dialog dengan orang-orang di daerah, akan tetapi semua bilang tidak pernah disurvei.

Apakah Pemerintah pernah melakukan kajian ke daerah, pelosok atau pedalaman? Saya kira tidak pernah, karena dari 40 tahun yang lalu sampai sekarang setiap daerah yang dulu saya kunjungi, banyak yang tidak mengalami perubahan, bak dari segi infrastruturnya atau kesejahteraan rakyatnya. Di bidang hukum, kita semua bisa melihat sendiri di berbagai media

Fasilitas Anggota DPR, lihatlah fasilitas mereka, sangat mewah dan semua serba gratis. Padahal gaji juga sudah mencukupi. Belum lagi ada uang jalan, uang liburan seperti dana reser anggota DPR yang Rp 0 juta per kepala, dll.

Pertanyaannya adalah, apakah anggota dewan dan pejabat itu tidak punya mata? Buta dan buta mata hati? Mungkin di antara mereka pernah melakukan perjalanan ke daerah, akan tetapi mereka pasti juga mendapat fasilitas dari kepala daerah setempat, dan tinggalnya juga di hotel di dalam kota.

Deretan Negara yang Ternyata Penduduknya Paling Cepat Meninggal di Dunia

Mereka pasti tidak pernah masuk ke kampung-kampung & daerah pedalaman. Jadi waktu dan dana kunjungan itu sama sekali tidak mendatangkan manfaat. Tetapi jika ada kunjungan keluar negeri pasti mereka berbondong-bondong, bahkan sekalian mengajak seluruh anggota keluarga.

Dalam hal akhlaq, di sini pemerintah juga gagal, karena lihatlah dari para anggota dewan, pejabat sampai dengan rakyat, saat ini semua lebih mementingkan kebutuhan hidup, uang, kesenangan, kekayaan, jabatan dan kekuasaan.

Tidak ada lagi yang mempunyai rasa malu, malu pada diri sendiri, pada orang lain dan malu kepada Tuhan. Bangsa kita dinobatkan sebagai Negara dengan Penduduk Islam terbesar di dunia, bangsa kita juga dinobatkan sebagai negara dengan budaya yang tinggi dan segala banyak lagi. Akan tetapi kehidupan di negara kita tidak lagi mencerminkan itu semua.

Tambahan, semua yang saya tulis di sini adalah hasil dari pengalaman, pengamatan dan kesimpulan dari seluruh perjalanan hidup sampai dengan saat ini. (adi)

Ilustrasi berjalan tanpa alas kaki.

Viral Seorang Remaja Jalan Puluhan Ribu Langkah demi Datang ke Masjid untuk Hal Ini

Belum lama ini viral mengenai seorang remaja berusia 14 tahun dari Amerika Serikat yang berjalan selama 3 jam dan menempuh 35.000 langkah menuju masjid untuk hal ini

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024