Bocah Ini Tidak Boleh Terkena Cahaya

Tumor Mata Retinablastoma
Sumber :
  • Sugeng Mulyono, U - Report

VIVAnews – Sungguh malang nasib yang dialami Ica Robiansyah, 7 tahun. Sejak lahir dia ditinggal ibu kandung, kini dia tidak bisa melihat karena dua matanya diserang Retinoblastoma atau tumor ganas yang menyerang retina mata.

Bahkan Ica tidak boleh terkena cahaya. Karenanya dia terpaksa berada di ruang gelap dan pengap di rumahnya Jalan Pramuka, Kelurahan Bukit Batu, Singkawang Timur, Kalimantan Barat.

Ayah Ica berada di Pontianak dan bekerja serabutan. Praktis Ica menghabiskan hidupnya bersama kakek dan neneknya di Singkawang.

Semula Ica menunjukkan keceriaan seperti anak seusianya. Namun sejak benjolan kecil muncul di mata sebelah kanan lima bulan lalu, matanya kurang berfungsi normal. Bahkan benjolan itu terus membesar hingga sekarang.

Diceritakan, Atik, nenek Ica, dia sudah berusaha membawa cucunya berobat, mulai dari Rumah Sakit Umum Daerah Soedarso Pontianak hingga pengobatan alternatif di Bengkayang, namun tak kunjung menampakan hasil. Bahkan benjolan itu terus membesar.

Areum Eks T-ARA Sudah Sadar Kembali Usai Sempat Mencoba Bunuh Diri

"Semuanya sudah kita lakukan, tapi hasilnya tidak ada," jelas nenek Atik sambil sesekali menyeka air matanya. Usaha telah dilakukan, namun tak kunjung berhasil. Akhirnya Ica dibawa ke rumah kembali sambil menjalani obat alternatif. Tetap saja tak menunjukan hasil.

Hingga kini, penyakitnya itu sudah memasuki usia lima bulan, sehingga kedua mata Ica sudah tidak nampak karena tertutup bongkahan daging yang makin hari makin membesar.

Tawakal menjadi pilihan terakhir buat keluarga tukang becak ini. Dan akhirnya kabar itu terdengar hingga ke seorang pengusaha Jakarta asal Singkawang bernama Alex. Dia bersedia menanggung semua biaya pengeobatan Ica. "Ini murni sosial tidak ada maksud lain kecuali demi kemanusiaan," katanya.

Bea Cukai Musnahkan Pakaian Bekas Bernilai Ratusan Juta di Yogyakarta

Alex mengharapkan bantuan yang diberikan ini dapat meringankan beban keluarga Ica. Sebab mereka sudah lama menanti kesembuhan yang tak kunjung datang.

Budi Nugroho, dokter spesialis anak RS Abdul Aziz Singkawang menjelaskan, penyakit Ica merupakan tumor ganas retina, dan kebiasaan tumor itu dapat menyerang anak-anak di usia antara 1–6 tahun. Namun dalam perkembangannya ada bawaan keturunan dari mutasi gen yang menyebabkan seringnya anak terserang tumor ganas retina.

Dia menjelaskan, jika penyakit itu diketahui sejak dini, kemungkinan besar sembuh sangat besar. Namun untuk kasus Ica, dia tidak bisa menjanjikan bisa mengembalikan penglihatan Ica karena sudah masuk tahap stadium tinggi. “Ya kalau pun bisa dioperasi kami juga tak bisa mengembalikan penglihatannya,” terang pria asal Solo ini.

Penyakit ini sebagian disebabkan faktor keturunan atau genetik. Faktor yang lainnya adalah akibat terjadinya mutasi pada salah satu kromosom atau pembawa sifat yang berakibat berubahnya perangai dan pertumbuhan jaringan retina tubuh menjadi tidak terkendali dan membesar, menyebar serta merusak jaringan tubuh lain di sekitarnya.

Budi menjelaskan beberapa gejala sering ditemukan pada anak-anak. Pasien kerap datang dengan keluhan mata anaknya berwarna putih, merah muda atau kuning keruh pada daerah tengah mata (pupil). Ini terdapat pada 90 persen kasus yang sebenarnya sudah pada stadium cukup lambat.

Gejala lain adalah Strabismus atau juling. Terdapat pada 35 persen kasus, perdarahan di bilik mata depan, rematik mata berulang dan penglihatan yang menurun dibandingkan mata yang lain, serta pembesaran mata sehingga menonjol.

Penyakit ini biasanya hanya menyerang pada satu mata saja. Tapi ada juga yang menyerang kedua mata secara bersamaan. Keadaan ini mengerikan, karena prognosa atau angka kesembuhannya sangat kecil. Kalaupun sembuh biasanya akan menimbulkan kecacatan atau kebutaan permanen pada mata yang terkena.

"Penyembuhannya adalah membuang tumor yang berada di dalam maupun di luar mata secara keseluruhan," jelasnya. Itu dilakukan dengan cara operasi bius umum untuk mengambil bola mata yang mengandung tumor atau Enukleasi.

Tindakan lainnya yakni dengan mengambil jaringan lain yang sudah terkena. Kadang-kadang sampai seluruh jaringan di rongga mata harus diambil atau biasa disebut eksenterasi atau amputasi. Selanjutnya mencegah pertumbuhan kembali sel tumor ganas ini dengan pemberian kemoterapi maupun radioterapi (terapi sinar). (adi)

Jokowi Adakan Buka Puasa Bersama Menteri di Istana
Kemenkominfo gelar nobar webinar

Kemenkominfo Menggelar Nobar Webinar "Mengenal Literasi Digital Sejak Dini"

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menyelenggarakan Nobar Webinar Literasi Digital.

img_title
VIVA.co.id
28 Maret 2024