- Kunti Puspita Sari
VIVAnews - Belajar dari kepedulian dan kesadaran akan dampak dan perubahan iklim diberbagai belahan dunia, The London School of Public Relations (LPSR) mempersembahkan Asia Pacific Youth Assembly on Global Environmental Issues dengan tema Utilizing Young People to Act on Environmental Issues Solution.
Acara ini dilaksanakan di STIKOM The London School of Public Relations, Jakarta, pada tanggal 6 - 10 September 2011. Pada acara ini akan menghadirkan Pembicara Goris Mustaqim, Alanda Kariza, David Sihombing perwakilan dari anak-anak muda yang mendukung Youth Initiative, Nyoman Iswarayoga dari WWF Indonesia, Wida dari Kementerian Lingkungan Hidup dan perwakilan dari Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta.
APYA merupakan sebuah acara internasional yang mengundang para pemuda dari berbagai negara Asia Pasifik untuk bersama-sama peduli dan bertindak terhadap isu-isu kerusakan lingkungan yang terjadi sekarang ini. Konsep dari acara ini dihadiri oleh anak-anak muda yang berasal dari beberapa negara di Asia, seperti Thailand, Vietnam, Kamboja, Malaysia, Singapura, dan lain-lain.
"Saya percaya bahwa para pemimpin muda merupakan kunci untuk menciptakan solusi perubahan iklim yang berkelanjutan. Semangat, kerja keras dan kreativitas mereka dalam mewujudkannya adalah kunci dalam masalah perubahan iklim global,” kata Candy Tolosa, Project Coordinator APYA.
"Mungkin saat ini sudah banyak konferensi-konferensi sejenis yang diikuti oleh para pemuda. Oleh sebab itu kami ingin membuat APYA berbeda dengan mengajak mereka membuat sebuah action plan yang harus mereka implementasikan ketika mereka pulang ke negara masing-masing," Lidwina, Project Director APYA, menambahkan.
Melalui APYA ini diharapkan para generasi penerus bangsa dapat membuat suatu tindakan nyata yang dimulai dari diri sendiri untuk selanjutnya dapat dibagikan dan menjadi inspirasi bagi pemuda dan generasi lainnya di berbagai negara di dunia.
Ini Penyebab Aset PLN Nusantara Power Melesat Jadi Rp 350 Triliun
PT PLN Nusantara Power mencatatkan kenaikan aset setelah proses transformasi dan rebranding dari PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB) menjadi subholding PT PLN (Persero).
