60 Tahun Hubungan Indonesia-Jerman

Diskusi IASI dengan Bachtiar Aly
Sumber :

VIVAnews - Pada tanggal 27 Agustus 2012, Ikatan Ahli dan Sarjana Indonesia (IASI) Jerman, bekerjasama dengan Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Hamburg, mengadakan acara diskusi dengan tema "Masa depan Hubungan Indonesia-Jerman." Sebagai pembicara adalah Prof. Dr Bachtiar Aly MA, guru besar ilmu komunikasi FISIP Universitas Indonesia dan mantan Duta Besar RI untuk Mesir tahun 2002-2005. 

Ternyata Ada 3 Tentara Wanita Malaysia yang Tewas dalam Kecelakaan Helikopter

Di awal kesempatan, Prof. Bachtiar bercerita tentang wawancara beliau dengan Kanselir Jerman Angela Merkel, dalam kunjungan resminya ke Jakarta untuk memperingati 60 tahun hubungan Indonesia-Jerman, beberapa waktu lalu.

Kanselir Merkel menegaskan komitmennya bersama dengan Presiden SBY, untuk menjalankan Deklarasi Jakarta dalam bidang perdagangan dan investasi, teknologi dan riset, kesehatan, pendidikan, pertahanan, transportasi, ketahanan pangan dan ketahanan energi. 

Pentingnya Kesehatan di Masa Golden Age Anak, Bakal Tentukan Kondisi Masa Depan

Dalam acara diskusi tersebut, Prof. Bachtiar menyebutkan tiga hal penting, terkait dengan bagaimana upaya meningkatkan hubungan Indonesia-Jerman. Pertama, bagaimana menjalin kerjasama dengan pendekatan memahami satu sama lain. Orang Jerman memandang Indonesia harus dalam konteks sosial dan budaya Indonesia.

Sebaliknya, orang Indonesia harus mampu berempati dan berusaha masuk dalam dunia dan pikiran orang Jerman, untuk dapat mengerti mereka. Artinya, komunikasi dan dialog itu menjadi penting. Kedua, memperkuat jaringan orang-orang pintar yang berkiprah di luar negeri, untuk memaksimalkan peran mereka bagi negaranya.

Cerita Perjuangan TikTokers Sasya Livisya, Sering Dapat Hate Comment karena Penampilannya

Menurut guru besar yang menyelesaikan doktornya di Muenster Jerman tahun 1983 ini, seseorang dapat berkembang dan maju karena mampu memaksimalkan tiga hal yang ia punya yaitu visi intelektual, jaringan dan informasi serta akses ke masyarakat bawah.

Ketiga, dalam berdiplomasi, Indonesia sebagai negara yang multietnis memiliki kemampuan yang piawai dalam penyelesaian konflik. Dengan pendekatan seperti ini nampaknya Indonesia memiliki kekuatan penting dalam berdialog dengan negara lainnya. 

Acara yang dhadiri oleh Konjen RI di Hamburg Ibu Marina Estella Anwar Bey, para WNI di Hamburg dan sekitarnya, serta warga negara Jerman yang sedang mengikuti kursus bahasa Jerman di aula KJRI Hamburg tersebut, berlangsung hangat dan ramai.

Sebagai salah satu pendiri Lingkar Sahabat Indonesia Jerman, Prof. Bachtiar juga menyampaikan beberapa kritik dan masukan dalam menata hubungan Indonesia Jerman. Seperti kebutuhan adanya permintaan tenaga kerja dari kelompok perawat Indonesia, untuk memenuhi pelayanan kesehatan di Jerman. Dan juga menurunnya minat mahasiswa dalam studi Indonesia di Jerman.

Kedua hal ini sebenarnya sudah dirintis sejak lama dan perlu direaktualisasikan lagi. Dalam kesempatan tersebut, Prof. Bachtiar berharap peran Lingkar Sahabat Indonesia Jerman (LSIJ), sebagai sarana lobi. IASI yang berada di Jerman, bekerjasama dengan pihak pemerintah Jerman dan perwakilan Indonesia, dapat memperkuat hubungan Indonesia dan Jerman ke depan. 

Salah satu usulan yang akan dikembangkan oleh LSIJ adalah, keinginan untuk menampilkan karya-karya sastra Indonesia dalam pameran buku terbesar pada tahun 2015 mendatang. Dalam kesempatan tersebut, Prof. Bachtiar mengajak warga negara Jerman yang memiliki kemampuan bahasa Indonesia yang baik, untuk membantu dalam menerjemahkan karya-karya sastra tersebut.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya