VIVAnews - Sebagai salah satu warga yang sudah hampir 20 tahun tinggal di daerah Cinere Limo dan sekitarnya, kami sangat prihatin dengan kondisi jalan Cinere Raya khususnya pada masa kepemimpinan Walikota Depok Nurmahmudi Ismail.
Perencanaan pada jalur utama Cinere - Limo yang berada di Desa Maruyung sangat berantakan. Bekas galian kabel PLN yang tambalan aspalnya membahayakan pengguna jalan dan juga penambahan jalur di dekat Polsek Cinere yang terkesan setengah-setengah.
Selain itu ditambah lagi dengan pembangunan pusat perbelanjaan di lahan bekas Bioskop Dinasty.
Tidak hanya itu, bertambahnya perumahan tipe Town House sangat tidak memperhatikan fasilitas umum dan fasilitas fasilitas sosial.
Apakah karena wilayah Cinere, Limo dan Maruyung baru masuk menjadi bagian dari Depok (sebelumnya bagian dari Sawangan) sehingga menjadi anak tiri?
Dosa kepemimpinan Nurmahmudi semakin bertambah dengan didirikannya Tempat Pengolahan Sampah (TPS) yang hanya berjarak 5 meter dari perumahan Graha Cinere.
Warga sudah melakukan segala daya upaya mempertanyakan proses penentuan TPS yang sangat tidak transparan. Selain itu, ada kecenderungan pembodohan dan pembohongan kepada masyarakat.
Dimana hak kami sebagai warga negara untuk bisa mendapatkan kehidupan yang layak di lingkungan nyaman yang dipimpin oleh pemimpin hanya berani bicara lewat baliho-baliho propaganda. Malah baliho itu sangat sangat tidak bermanfaat di sepanjang jalan Margonda.
"Apakah kami hanya bisa pasrah. Dan apakah semua pemimpin di Indonesia hanya bisa mengobral janji?"
BI Rate Naik Jadi 6,25 Persen, Begini Respons Dirut BRI
Dirut BRI Sunarso menilai keputusan BI menaikkan BI Rate merupakan langkah logis, sebagai salah satu cara untuk mengendalikan nilai tukar rupiah serta inflasi.
