Semua Berevolusi, dari Kura-kura Sampai Manusia

Kura-kura.
Sumber :
  • http://servis-automotive.blogspot.com/
VIVA.co.id
Edu House Rayakan Harlah ke-8
-
Detik-detik Jelang Terbitnya Buku Terbaru Pidi Baiq
Empat tahun yang lalu ketika berjalan-jalan di pasar ikan hias mata saya
Sensasi Keripik Rasa Paru dari Daun Singkong
tertuju pada sesosok makhluk mungil hijau bercangkang, makhluk bermoncong yang punya sifat malu-malu kalau di sentuh itu menarik minat saya untuk dipelihara. Alhasil, dengan mengeluarkan uang 30 ribu rupiah saya dapat membawa pulang dua ekor kura-kura Brazil berukuran mini yang kemudian saya letakan di dalam sebuah  
toples transparan khusus untuk mereka berdua.

Awalnya, kura-kura ini mau saya beri nama Leonardo dan Michael Angelo seperti  nama karakter favorit saya dalam film TMNT, tapi karena tampang mereka kelewat manis dibandingkan ninja-ninja mutant itu saya pun urung memberikan nama tersebut dan  akhir nya saya beri nama Kura dan Kuri.

Itulah nama yang  disandang dua kura-kura cantik itu, walaupun penamaannya agak kurang kreatif tapi tampak nya mereka senang. Mereka seperti  kembar identik dan saya tidak pernah tahu yang mana kura atau kuri, karena kalau di panggil nama pun mereka tak pernah menengok, yang mereka lakukan hanya berekspresi datar sambil sesekali mengerutkan badan ke cangkang nya.

Cangkang kura dan kuri tampak kelihatan solid, mereka tidak seperti hewan undur-undur  yang mempunyai  cangkang yang bisa di pasang atau dilepas sesuka hati, namun kura-kura mempunyai cangkang permanen yang tertanam langsung di tubuh nya. Belakangan saya tahu kalau itu bukan cangkang melainkan tulang rusuk dan tulang belakang  yang melebar keseluruh tubuh nya sampai-sampai kaki dan kepalanya bisa di tekuk kedalamnya.

Bagaimana kura kura bisa memiliki cangkang? Bila kita menarik mundur  waktu ke 260 juta tahun yang lalu, tepatnya pada zaman triasik kakek moyang kura kura yang bernama Pappochelys (bahasa  yunani yang artinya kakek moyang kura kura), kura-kura sama sekali tak memiliki cangkang! tubuhnya hampir mirip seperti Komodo. Demi bertahan hidup dari serangan predator yang memangsa mereka di dalam air akhirnya spesies ini pun mengembangkan sistem pertahanan diri berupa cangkang keras selama jutaan tahun.

Seperti spesies lainnya yang mengembangkan perkakas tubuh yang berupa alat untuk bertahan hidup, lalu bagaimana dengan manusia? Spesies bernama manusia tidak mempunyai  cangkang, kuku tajam, taring, bahkan tak memiliki struktur kulit yang keras, namun manusia memiliki perkakas yang unik dan canggih yaitu otak

Otak adalah hadiah evolusi yang paling hebat yang dimiliki manusia, inilah yang bisa membuat manusia bisa bertahan hidup bahkan menjadi spesies yang paling unggul karena kecanggihan otaknya. Jadi, bisa dibilang tokoh utama dalam tubuh manusia hanyalah sekumpulan neuron (sel saraf) berbentuk ulir-ulir protein selebar 1.300-1.400 cm3 dan berat tidak lebih dari 1.4 kg.

Seorang ahli neurosains bernama Robert Birge, dalam penelitian nya mengungkapkan bahwa kapasitas memori otak berkisar antara 1-10 terabyte, dengan rata-rata kapasitas 3 terabyte, penghitungan itu diperkirakan berdasarkan jumlah neuron serta asumsi bahwa setiap neuron bisa menyimpan 1 bit data dan memiliki kemampuan kompersi algoritma suatu informasi tertentu jauh diatas kemampuan komputer.

Bisa dibayangkan, didalam kepala manusia tersimpan komputer super canggih yang memiliki kapasitas penyimpanan memori yang tidak terbatas. Seperti hal nya cangkang kura-kura, otak manusia pun mengalami evolusi yang signifikan selama berjuta-juta tahun. Otak  manusia pada masa kini adalah hasil evolusi dari generasi terdahulunya. Namun yang menjadi pertanyaan adalah bila otak manusia terus menerus berkembang dan berevolusi, maka akan seperti apa bentuk kehidupan manusia berjuta-juta tahun kedepan? Tentu saja apabila perkembangan evolusi otak manusia tidak dihalangi oleh kepunahan masal seperti yang terjadi pada spesies dinosaurus berjuta-juta tahun yg lalu.

Kemajuan teknologi  pada peradaban manusia adalah bentuk nyata dari evolusi itu sendiri , tidak bisa dipungkiri manusia akan selalu mencari bentuk-bentuk dan inovasi-inovasi  untuk mencapai segala “kemudahan” , contoh kecil nya seperti perkembangan alat komunikasi telepon. Alexander Graham Bell mungkin tidak akan menyangka penemuannya itu akan berkembang seperti sekarang, bahkan mungkin melebihi imajinasinya saat dia pertama kali berfikir untuk membuat alat tersebut.

Manusia selalu berkecenderungan berfikir sesuatu yang praktis yang kemudian di implementasikan dari sebuah keterbatasan menjadi tidak terbatas, seperti hal nya smartphone yang menggabungkan beberapa perkakas-perkakas yang di rangkum dalam satu kotak. Apabila otak manusia terus berkembang maka manusia akan terus memikirkan bagaimana teknologi  yang  bersifat memudahkan itu akan semakin praktis.

Pada kehidupan mendatang mungkin kita tak akan menemukan bentuk fisik smartphone, karena manusia mungkin sudah menemukan cara bagaimana menggabungkan alat-alat tersebut dalam tubuh manusia itu sendiri, telepati bahkan teleportasi yang dulu nya dianggap tidak mungkin menjadi mungkin. Begitupun dalam perkembangan teknologi medis, bahkan manusia bisa mencegah kematian dengan kemajuan teknologi.

Kalau berfikir secara mengerucut, seperti nya manusia sekarang sedang mencapai sebuah misi, yaitu misi keabadian yang didasari perkembangan teknologi itu sendiri. Hanya dibutuhkan imajinasi untuk membayangkan bagaimana wujud evolusi manusia jutaan tahun kedepan, karena semua hal berawal dari imajinasi untuk mewujudkan suatu hal yang tidak mungkin menjadi mungkin. Spesies manusia akan terus berevolusi mengembangkan "cangkang kura-kura" nya selama manusia memiliki alam semesta. (Cerita ini dikirim oleh: Andriana Ari, Jakarta)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya