Sampai Saat Ini Aku Masih Menanti Kabar dari Cintaku

Ilustrasi Cinta
Sumber :
VIVA.co.id
Edu House Rayakan Harlah ke-8
-
Detik-detik Jelang Terbitnya Buku Terbaru Pidi Baiq
Perkenalkan nama saya Sri. Saya lulusan S1 di IAIN Mataram NTB, jurusan Hukum Bisnis Islam. Saya akan bercerita tentang kisah cinta yang unik, ini adalah kisah cinta ku bersama kekasihku. Semua orang pasti mengenal cinta, pasti merasakan indahnya cinta, sakitnya cinta, dan ngangenin orang yang kita cintai. Namun cintaku memang indah dan penuh rintangan yang begitu mendalam, sampai saat ini masih dan masih terus saya rasakan.
Sensasi Keripik Rasa Paru dari Daun Singkong

Awalnya aku mengenal dia lewat telepon yang diberikan nomornya oleh ayah temanku waktu kuliah dulu. Dia adalah Safwan yang bekerja di malaysia sebagai TKI. Saya tidak pernh melihat wajahnya, karena kami berkenalan lewat teleponan. Yg saya dapatkan hanya suaranya yang indah, romantis, penuh perhatian. Setiap hari menelpon dan sms, saya tidak peduli berapa banyak uang yang dia habiskan untuk menelpon saya,. Kami berkenalan cukup lama lewat telepon, hampir dua tahun lamanya.

Selama hari demi hari, bulan demi bulan, dia tetap menelepon saya, bahkan kami berkomitmen untuk kejenjang yang lebih serius yakni pernikahan. Hari-hariku terasa indah dan berbunga-bunga. Setiap hari saya bercerita dengan teman kampus saya kalau saya akan segera menikah. Teman-teman kuliah saya bertanya dari mana dan kenapa mereka tidak dipertemukan. Saya berterus terang dan bercerita kalau saya dan dia kenal lewat telepon dan belum bertatap muka. Teman teman saya heran bahkan menegur saya untuk tidak berkenalan dengan orang yang belum kita ketahui asal usulnya. Namun aku tetap yakin dia adalah jodohku. Karena dekapan jantungku, rasa cintaku, dan rasa kasih sayangnya sangat mendalam kurasakan. Bahkan setiap saat aku tetap merindukannya dan berkhayal bisa bertemu dan memeluknya dengan erat.

Safwan nama yang indah dan sulit untuk digantikan oleh yang lain. Telepon demi telepon berjalan dengan lancer, bahkan jika dia tidak sms atau menelepon, saya yang menelpon dari Lombok. Bayangkan kalau kita telepon keluar negeri banyak uang yang kita habiskan. Bahkan saya rela berhutang di langganan tempat saya memesan pulsa. Sampai-sampai lima ratus ribu rupiah saya berhutang pulsa demi dapat mendengar suaranya. Namun hutang pulsa tidak jadi masalah asalkan saya dapat mendengar suaranya.

Semua teman temanku heran bahkan membentakku yang selalu isi pulsa hanya untuk dapat berhubungan dengan Safwan. Saya tidak menghiraukannya, yang penting saya puas dengar suaranya. Dengan berkomitmen bila bertemu kami langsung akan menikah, tak sabar hati menunggu hari bahagia itu bersama Safwan. Dengan berjalannya waktu, hari, bulan dan tahun akhirnya Safwan sudah cukup kontrak di Malaysia, dia akan pulang ke Indonesia, dan langsung menikahiku. Tak henti-hentinya ku bahagia dan bercerita ke teman teman kuliahku.

Saat persiapannya untuk pulang ke Indonesia, dia menelepon dan bertanya “mau oleh-oleh apa sayang?” katanya. Aku hanya menjawab “cukup kamu selamat sampai rumah itu sudah cukup untukku”. Namun dia bersikeras untuk membawakan dan membelikan hadiah untukku. Akhirnya aku minta di belikan emas dan dia menyanggupinya. Saya ingat waktu dia akan pulang itu adalah hari Jumat, tanggal Sepuluh bulan Februari. Dia sudah pesan tiket, terasa hati bergebu-gebu dan tak sabar untuk melihat nya.

Akhirnya waktu kepulangannya ke Indonesia sudah tiba. Saat naik bis, dia mengabariku. Saat turun dari bis, dia memberi kabar. Saat di bandara Kuala Lumpur pun dia masih memberi kabar. Katanya jam dua belas dia sudah di bandar Lombok. Hatiku bahagia, bahkan sempat bilang ke dia kalau saya akan jemput dia di bandara namun dia menolak, “ tunggu aku di kos saja sayang” katanya. Tanpa banyak komentar saya menunggunya.

Jam demi jam aku menanti kabar dia, karena sesudah mendapat kabar di bandara Kuala Lumpur tidak ada lagi kabar tentang dia. Saya menanti-nanti bahkan tidak mematikan ponsel saya supaya mudah mendengar jika dia sms kalau sudah tiba di Lombok, namun tidak ada kabar. Hati dan perasaanku hancur bagaikan pecahan kaca,  isak tangisku pun tidak berhenti, aku menangis dan menangis dan terus bersedih, kesedihan yang sangat mendalam .

Aku menanti hari esok, esok, esok dan hari sesudahnya, tapi sampai saat ini pun saya tidak pernah mendapatkan kabar tentang dia. Saya hanya penasaran kenapa dia, ada apa dengan dia, sehingga tidak memberikan kabar kalau dia sudah sampai di Lombok. Apa salah saya sehingga dia tidak mau memberikan kabar tentang dirinya.

Sampai detik ini saya masih mengharapkan kabar darinya. Tiga hal yang ada di benak pikiranku, apakah dia cacat, apakah dia sudah punya istri, atau apa dia sudah meninggal sehingga tidak berani memberi kabar ke saya. Itulah yang menjadi pertanyaanku selama ini terhadapnya. Aku pun tetap menanti kabar darinya, sampai detik ini. I Love You Safwan. (Cerita ini dikirim oleh: Sri Mahatrianingsih – Lombok)

(Punya cerita atau peristiwa ringan, unik, dan menarik di sekitar Anda? Kirim Cerita Anda melalui email ke ceritaanda@viva.co.id atau submit langsung di http://ceritaanda.viva.co.id/kirim_cerita/post)

 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya