Manusia, Selamatkanlah Rumah Kami

Badak
Sumber :
VIVA.co.id
Edu House Rayakan Harlah ke-8
-
Detik-detik Jelang Terbitnya Buku Terbaru Pidi Baiq
Di sekolah, tentu kita mempelajari hal-hal mengenai dunia fauna. Salah satunya adalah fauna badak bercula satu. Badak bercula satu (Rhinoceros Sondaicus) yang masuk ke dalam jenis B
Sensasi Keripik Rasa Paru dari Daun Singkong
adak J
awa ini
banyak tersebar di Asia. Namu
n
, kini populasinya semakin berkurang dan mendekati kepunahan.

Badak betina baru bisa bereproduksi ketika usianya memasuki usia 3 sampai 4 tahun. Sedangkan badak  jantan pada usia 6 tahun. Badak betina mengandung anaknya selama 16-19 bulan. Sekali mengandung, badak betina hanya dapat mengandung 1 ekor anak badak.

Setelah anak badak lahir, induk badak akan mengasuh anaknya hingga dewasa. Badak Jawa betina hanya bisa punya 1 anak dalam waktu 4-5 tahun sekali. Masa kawin Badak Jawa pun sangat sukar untuk diprediksi, itulah yang membuat populasi Badak Jawa tak banyak.

Jadi, apa yang menyebabkan badak ini semakin langka? Selain faktor reproduksi yang memakan waktu cukup lama, ada faktor lain yang menyebabkan.

Ya, badak bercula satu memiliki ciri khas pada culanya. Para pemburu liar tak segan-segan membunuh badak hanya untuk mendapatkan cula yang harganya dapat melambung tinggi.

Harga untuk sebuah cula pun sangat fantastis, yaitu mencapai $30.000 atau sekitar Rp 429 juta per kilogram di pasar gelap. Para pemburu biasanya mengambil cula badak dengan membuatnya pingsan.

Setelah pingsan, pemburu memotong cula badak, lalu membiarkan mereka mati kehabisan darah. Bahkan cula badak dipercaya sebagai obat mujarab oleh ilmu pengobatan tradisional Cina selama lebih dari 2.000 tahun. 

Harga yang tinggi dan manfaatnya yang mujarab membuat siapa saja tergoda untuk mendapatkan cula badak dengan menghalalkan segala cara.

Badak Jawa merupakan binatang yang sifatnya tenang dan memiliki karakter anti-sosial dengan manusia. Badak Jawa dewasa tak mempunyai musuh alami.

Spesies ini, merupakan tipe spesies yang melarikan diri ke rimba saat manusia mendekat hingga manusia pun sukar untuk meneliti badak. Namun, saat manusia terlampau dekat dengan badak ini, mereka dapat menjadi lebih agresif dan menyerang, menikam dengan gigi serinya di rahang bawah dan  menikam keatas menggunakan kepalanya.

Sekarang, mari kita coba lihat, berapa persen hutan yang masih ada di Indonesia? Masih adakah tempat untuk mereka mencari ketenangan? Atau untuk  menikmati makanan favorit mereka yang berupa tanaman dan dedaunan muda? Sepertinya sebentar lagi, hal itu akan menjadi kenangan.

Berdasarkan catatan Kementrian Kehutanan Republik Indonesia, sedikitnya 1,1 juta hektar atau 2% dari hutan Indonesia menyusut tiap tahunnya. Data Kementerian Kehutanan menyebutkan dari sekitar 130 juta hektar hutan yang tersisa di Indonesia, 42 juta hektar diantaranya sudah habis ditebang.

Miris bukan? Apalagi hutan-hutan Indonesia kini termasuk beberapa hutan yang paling terancam di muka bumi. Padahal, Indonesia termasuk negara khatulistiwa yang kaya akan hutan-hutannya. Namun, seiring waktu berjalan, hutan kini diambil alih fungsinya menjadi perumahan-perumahan yang mungkin kita tempati sekarang.

Coba bayangkan jika kita ada di posisi mereka. Kita tidak pernah menyakiti siapa pun kecuali jika kita memang terancam.  Tiba-tiba, rumah yang kita pijaki dibabat habis oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Rumah yang kita sayangi lenyap dan kita tidak tahu harus pergi ke mana.

Itulah kira-kira gambaran apa yang dirasakan para badak bercula satu ini. Semoga kita bisa lebih melindungi para badak ini agar kelak para badak ini tidak mati sia-sia di tangan orang serakah yang hanya mementingkan materi semata. (Cerita ini dikirim oleh Michelle Melinda, Bandung)

Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba menulis Cerita Anda dengan tema "Bagaimanakah Rumah yang Nyaman Untuk Badak?" Info lebih jelas klik http://ceritaanda.viva.co.id/news/read/673610-ayo-ikuti-lomba-menulis-cerita-anda.

(Punya cerita atau peristiwa ringan, unik, dan menarik di sekitar Anda? Kirim Cerita Anda melalui email ke ceritaanda@viva.co.id atau submit langsung di http://ceritaanda.viva.co.id/kirim_cerita/post)

 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya