Rhino Galau, ke Mana Maskot Ujung Kulon Harus Berkubang?

Badak Jawa
Sumber :
  • U-Report

VIVA.co.id - Kepunahan Keanekaragaman hayati merupakan masalah serius saat ini. Beberapa jenis satwa liar mulai jarang dan tidak bisa ditemukan di alam. Salah satu jenis satwa yang mengalami ancaman kepunahan adalah badak.

Terdapat 5 jenis badak di seluruh dunia. Badak Jawa merupakan spesies yang hanya ditemukan di Indonesia, khususnya di Ujung Kulon. Sejak tahun 1996, lembaga konservasi dunia IUCN mengelompokkan Badak Jawa sebagai jenis dengan risiko kepunahan yang sangat tinggi, Critically Endangered.

Detik-detik Jelang Terbitnya Buku Terbaru Pidi Baiq

Satwa dengan nama ilmiah Rhinoceros Sondaicus ini telah dilarang untuk diperdagangkankan oleh CITES (Convention on International Trade in Endangered Species).

Keberadaan mamalia besar ini tergantung pada upaya konservasi yang dilakukan. Apalagi jenis ini cukup pemilih jika berbicara habitat. Hasil penelitian Rahmat pada tahun 2008 mengatakan bahwa Badak Jawa tidak ditemukan pada seluruh Ujung Kulon, Badak Jawa hanya tersebar di Semenanjung Ujung Kulon.

Ibaratnya manusia, binatang pun punya kebutuhan sehari-hari dan ingin dekat dengan alat pemuas kebutuhan. Lokasi tempat tinggal sangat menentukan kualitas hidup pada semua mahluk hidup.

Dalam pemilihan habitat, satwa bercula ini tergantung pada ketersediaan pakan, air, kubangan, kondisi topografi, garam-garam mineral dan keberadaan manusia. Mari kita bahas satu persatu kebutuhan Rhino.

1. Pakan
Rhino termasuk satwa pemakan tumbuhan atau herbivora. Bagian favoritnya adalah daun muda atau pucuk. Satwa ini tidak hanya memakan tumbuhan berkayu atau pohon, tetapi juga jenis liana, dan tumbuhan bawah. Sekitar 252 jenis tumbuhan yang ada di Ujung Kulon dapat menjadi pakan bagi satwa berkaki besar ini.

Beberapa pakan penting bagi Badak  Jawa adalah salam Eugenia polyantha, segel Dillenia excelsa, tepus Ammomum cacineum, waru Hibiscus tiliaceus, lampeni Ardiasia humilis, songgom Barringtonia macrocarpa, bayur Pterospermum javanicum, sulangkar Leea sambucina dan lain-lain. Sepertinya si Rhino suka sama tumbuhan dekat pantai dan dataran rendah. Kalau penasaran silahkan cari gambarnya sama prof.google.
     
2. Air
Maskot Ujung Kulon alias Badak Jawa tak pernah jauh-jauh dari sumber air.  Rhino membutuhkan air untuk makan, minum dan mandi. Kurang lebih sama dengan kita kan? Satwa yang juga ditemukan di Cat Tien Vietnam ini menyukai air yang sedikit asin dan memiliki ph normal hingga asam. Seringkali Rhino jalan-jalan ke pantai, untuk menemukan air payau buat minum.

3. Kubangan
Inilah kebutuhan utama bagi Badak Jawa, karena berkubang merupakan perilaku harian baginya. Bukan Rhino lagi namanya kalau tidak memiliki kubangan. Biasanya, jenis ini juga minum, membuang kotoran dan air seni di kubangannya. Meskipun demikian satwa ini tidak asal berkubang lho. Kubangan satwa berkuku besar ini disesuaikan dengan ukuran tubuhnya yang besar.

Sebuah kubangan biasanya digunakan secara bergiliran olehnya. Bagi satwa yang lebih suka hidup sendiri ini, kubangan yang baik adalah yang tertutup oleh pepohonan, suhunya agak tinggi dan dekat dengan pantai. Umumnya kubangan Rhino memiliki panjang 6-7 meter dan lebarnya 3-5 meter.

4. Kondisi topografi
Badak Jawa jarang ditemukan di pegunungan. Biasanya jenis ini hidup dengan baik pada ketinggian <100 mdpl. Rhino sangat menyukai tempat yang datar (kelerengan 0-8%). Karena lebih gampang membuat kubangan, kalau tempatnya miring bisa jadi menggelinding ketika berkubang.

5. Garam-garam mineral
Kebutuhan garam mineral bagi badak termasuk tinggi. Salah satu garam mineral yang dibutuhkan satwa langka ini adalah sodium. Rhino selalu aktif  mencari tempat yang memiliki kadar garam dan mineral tinggi. Jenis ini termasuk satwa ‘salt drive’ yaitu kelompok binatang yang suka mencari sumber-sumber mineral alternatif.

6. Keberadaan manusia
Manusia selalu menjadi ancaman bagi satwa liar. Kasus perebutan habitat yang memicu konflik antara manusia dan satwa telah banyak ditemukan. Aktivitas manusia pada habitat membuat badak merasa terancam, kehilangan sumber pakan dan terjadi penularan penyakit.

Mengingat kondisi bumi belakangan ini, upaya pelestarian dengan mengandalkan habitat alami cukup sulit, karena kawasan pelestarian seperti taman nasional bukan rumah yang amam bagi satwa seperti badak. Campur tangan manusia untuk melakukan konservasi ex situ dan in situ sangat diperlukan. (Cerita ini dikirim oleh Nurhikmah, Makasar)

Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba menulis Cerita Anda dengan tema "Bagaimanakah Rumah yang Nyaman Untuk Badak?" Info lebih jelas klik http://ceritaanda.viva.co.id/news/read/673610-ayo-ikuti-lomba-menulis-cerita-anda.

Sensasi Keripik Rasa Paru dari Daun Singkong

(Punya cerita atau peristiwa ringan, unik, dan menarik di sekitar Anda? Kirim Cerita Anda melalui email ke ceritaanda@viva.co.id atau submit langsung di http://ceritaanda.viva.co.id/kirim_cerita/post)

Hadiah lomba

Edu House Rayakan Harlah ke-8

Acara kali ini bertajuk “Discover the Magic on You”.

img_title
VIVA.co.id
10 Agustus 2016