Rumah untuk Badak

Badak Sumatera
Sumber :
  • Dok. WWF

VIVA.co.id - Awalnya aku hanya mengetahui bahwa di dunia terdapat lima jenis badak, Badak Hitam (Dicerosbicornis), Badak Putih (Ceratotheriumsimum), Badak India (Rhinoceros unicornis), Badak Sumatera (Dicerorhinussumatrensis) dan Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus). Dua jenis yang terakhir dapat dijumpai di Indonesia. Seperti namanya, Badak Sumatera dapat dijumpai di Pulau Sumatera, sedangkan Badak Jawa atau dikenal juga dengan badak bercula satu hanya terdapat di Ujung Kulon.

Dari lima jenis badak yang masih hidup di dunia, ternyata Badak Sumatera (D. sumatrensis) adalah badak terkecil dan paling primitif. Berat badannya hanya berkisar 600-950 kg. Badak Sumatera ini biasa disebut juga sebagai  The hairy rhinoceros seperti fosil hidup dari badak purba (Ticorhinusantiquatatis), karena seluruh permukaan tubuhnya tertutup oleh rambut yang pendek dan kaku (Alikodra, dkk; 2013).

Dibandingkan dengan badak lainnya, Badak Sumatera memiliki mata yang sangat sensitif terhadap sinar matahari. Badak Sumatera akan segera menderita konjungtivis apabila matanya sering terpapar sinar matahari dan bila terlambat ditangani dapat mengakibatkan kebutaan (Alikodra dkk, 2013). Oleh karena itu, diperlukan penanganan yang tepat. Pengalaman Suaka Rhino Sumatera (SRS) biasa menyemprotkan ZnSO4 2% ke dalam kelopak mata sebagai tindakan pertama penanganan konjungtivis Badak Sumatera. Selanjutnya diberikan antibiotic bila kondisi mata terus berair dan adanya eksudat (Alikodra, dkk; 2013).

Badak Jawa (R. sondaicus) adalah badak yang hanya memiliki satu cula. Ukuran cula dapat mencapai 27 cm (Alikodra, dkk; 2013). Ukuran tubuhnya lebih besar dibanding Badak Sumatera. Berat badan Badak Jawa antara 900-2300 kg (Alikodra, dkk; 2013). Dulu, penyebaran alami Badak Jawa cukup luas hingga keluar Indonesia. Namun sampai saat ini, hanya kawasan Taman Nasional Ujung Kulon yang tersisa sebagai habitat dan tempat perlindungan Badak Jawa (Alikodra, dkk; 2013).

Badak Jawa di luar Indonesia ditembak untuk koleksi museum. Tahun 1920 Badak Jawa terakhir di Myanmar ditembak, tahun 1932 di Semenanjung Malaysia juga ditembak, serta kepunahannya di Sumatera dilaporkan pada pertengahan  tahun 1940 dan di Vietnam pada tahun 2010 (Alikodra, dkk; 2013).

Sampai suatu ketika dosenku memberikan kuliah dan bercerita tentang penyelamatan badak. Aku mendengarkan dengan seksama bagaimana Prof. Hadi S Alikodra, menceritakan pengalaman beliau mengkonservasi mahluk yang dinyatakan langka ini.

Detik-detik Jelang Terbitnya Buku Terbaru Pidi Baiq

Di Taman Nasional Way Kambas saat ini terdapat 5 ekor Badak Sumatera yaitu Jantan Andalas dan Andatu, serta betinanya yaitu Rosa, Ratu, dan Bina. Beliau bercerita bagaimana perjuangan meminjam badak jantan Andalas kepada kebun binatang Los Angeles dan mencari pasangan untuknya. Awalnya ditemukan Rosa. Badak dari Bukit Barisan Selatan yang suka masuk perkampungan warga dan meminta makan. Membawa Rosa ke Way Kambas juga bukan perjuangan yang mudah. Masyarakat Bukit Barisan Selatan tidak setuju karena Rosa diklaim sebagai badak milik mereka. Dengan perundingan akhirnya mereka setuju Rosa di pindahkan ke Way Kambas.

Lalu ditemukanlah Ratu dan Bina yang memang berasal dari Way Kambas sendiri. Saat disatukan ternyata Andalas tertarik dengan Ratu. Dan lahirlah bayi Badak Sumatera pertama semenjak 114 tahun di penangkaran. Bayi badak tersebut berjenis kelamin jantan dan di beri nama Andatuya itu singkatan dari Andalas dan Ratu.

Untuk menghasilkan satu anak badak saja harus menempuh perjuangan yang sangat panjang seperti itu. Pantas saja badak menjadi salah satu spesies yang terancam punah. Saat ini jumlah individu Badak Sumatera di alam liar kurang dari 300 ekor, dan Badak Jawa sendiri hanya sekitar 50 ekor. Keberadaan badak penting bagi ekologi. Badak menjadi penyebar bibit tumbuhan dengan apa yang dimakannya. Dengan tidak adanya badak maka ekologi akan terganggu. Oleh karena itu badak perlu di sediakan rumah yang nyaman untuk mereka tinggal dan aman dari ancaman kepunahan.

Sensasi Keripik Rasa Paru dari Daun Singkong



Rumah yang nyaman untuk badak adalah meliputi tempat berkubang yang nyaman, makanan yang tersedia dengan cukup, daerah jelajah yang aman, serta tempat bereproduksi yang nyaman.

1. Tempat Berkubang
Salah satu kebutuhan pokok bagi Badak Jawa adalah kegiatan berkubang. Berkubang merupakan perilaku penting dari Badak Jawa, yaitu berupa kegiatan berendam pada suatu cekungan yang berair dan berlumpur. Fungsi utama dari berkubang adalah untuk menjaga kulit badak tetap lembab, sedangkan fungsi berkubang lainnya adalah untuk mengatur suhu tubuh.

KKN 136 UMM Adakan Penyuluhan Pemanfaatan Serbuk Kayu

Berkubang juga relevan untuk mengurangi tingkat kemungkinan infeksi oleh parasit karena lumpur saat badak berkubang berperan sebagai pelindung ektoparasit (Amman 1980 di acu dalam Muntasib 2003). Rinaldietal (1997) menambahkan bahwa kegiatan berkubang Badak Jawa juga merupakan sarana bagi Badak Jawa untuk beristirahat. Hoogerwerf (1970) dalam Basyar (1998) menyatakan bahwa kubangan tidak hanya berfungsi untuk tempat mandi, tetapi dapat juga digunakan sebagai tempat minum dan membuang kotoran serta urin. Perilaku membuang urin (air seni) di tempat kubangan juga berfungsi sebagai alat untuk menandai daerah jelajahnya. Tempat berkubang untuk badak haruslah cukup air, bertopografi rendah, bersuhu sekitar 27-32 derajat celcius.

2. Makan dan pakan badak

Badak merupakan golongan hewan yang memamah biak, pakannya berupa pucuk-pucuk daun, tunas-tunas pohon, herba, ranting-ranting dan kulit kayu sehingga disebut pula sebagai satwa browser (Hoogerwerf 1970 di acu dalam Basyar 1998). Djajaet al (1982) di acu dalam Senjaya (1994) menyatakan bahwa jenis-jenis tumbuhan yang banyak dimakan berasal dari suku Euphorbiaceae 7%, Moraceae dan Palmae masing-masing 5%, Lauraceae 4%, Anacardiaceae, Ebenaceae, Meliaceae, Myrtaceae, Rubiaceae, Vitaceae masing-masing 3%, yaitu dari jenis-jenis seperti Dilleniaexcelsa, Leeasambunica, Amomumcoccineum, Syzygiumlaurifolium, Uncariasp, danSpondiaspinnata. Rumah yang nyaman bagi badak tentu saja yang pakannya tersedia dengan cukup.

3. Daerah jelajah
Badak cenderung menjauhi jalur-jalur yang dilalui oleh manusia baik untuk jalan patrol maupun jalur wisata. Dijelaskan lebih lanjut oleh Muntasib (2002) bahwa diasumsikan kepekaan bau manusia tercium pada jarak ± 500 m dari jalur-jalur yang dilalui manusia. Jadi jalur jelajah bagi badak sebisa mungkin jauh dari jalur yang dilewati manusia agar ia merasa aman.

4. Tempat bereproduksi
Pada masa musim kawin badak betina akan di kejar-kejar oleh badak jantan. Ruang lingkup pasangan badak harus dibatasi. Karena jika tidak masa reproduksi akan lewat begitu saja. Jika dibatasi area perkawinan maka pembuahan akan cepat terjadi.

Sampai saat ini tempat yang diyakini sebagai rumah yang nyaman untuk badak adalah kawasan suaka margasatwa. Karena di alam liar badak rentan terhadap perburuan liar, deforestasi, serta bencana alam. Sebagai generasi penerus bangsa, kita harus ikut menjaga dan melestarikan badak. Karena 2 dari spesies badak di dunia ada di Indonesia. Hal ini merupakan harta yang tak ternilai sebagai bangsa Indonesia. (Cerita ini dikirim oleh: Dias Pratami Putri – Bandung)

(Cerita ini diikutsertakan dalam lomba menulis Cerita Anda dengan tema "Bagaimanakah Rumah yang Nyaman Untuk Badak?" Info lebih jelas klik http://ceritaanda.viva.co.id/news/read/673610-ayo-ikuti-lomba-menulis-cerita-anda)

Hadiah lomba

Edu House Rayakan Harlah ke-8

Acara kali ini bertajuk “Discover the Magic on You”.

img_title
VIVA.co.id
10 Agustus 2016