Badak Butuh Kita untuk Mewujudkan Rumah yang Layak

Badak satwa Langka di Indonesia (sumber : www.wwf.or.id)
Sumber :
  • U-Report

VIVA.co.id - Sekali lagi kita harus bangga dan selalu bersyukur betapa kayanya negeri ini. Nusantara itu Indonesia, tanah yang subur menjadi rumah bagi flora dan fauna yang beranekaragam dari Sabang sampai Merauke. Termasuk badak yaitu salah satu hewan yang sangat langka dan unik yang ada di planet bumi ini.

Edu House Rayakan Harlah ke-8

Terdapat dua spesies di negeri ini, yaitu Badak Jawa dan Badak Sumatera. Penulis pertama kali mendengar tentang badak ini saat belajar IPS geografi tentang persebaran fauna dan flora di Indonesia ketika Sekolah Dasar dulu, di kampung tercinta, Desa Bakara. Kala itu Pak Guru OM Sitinjak, yang berkumis tebal itu bercerita, bahwa Badak (rhinocheros) adalah salah satu hewan mamalia terbesar yang berhabitat di Indonesia wilayah bagian barat yang tidak ada di wilayah tengah dan timur Indonesia. Namun sangat disayangkan hewan ini berada di ambang kepunahan, akibat ketamakan dan kerakusan beberapa orang manusia yang tidak bertanggung jawab dan tidak memahami pentingnya keseimbangan alam dan ekosistem.

Berdasarkan riset dari

Detik-detik Jelang Terbitnya Buku Terbaru Pidi Baiq

Salah satu hal yang patut kita banggakan tentang satwa ini adalah sudah tidak ditemukan kasus perburuan liar Badak Jawa sejak tahun 1990-an karena penegakan hukum yang efektif oleh otoritas taman nasional yang diiringin dengan inisiatif-inisiatif seperti Rhino Monitoring and Protection Unit (RMPU) serta patroli pantai. Akan tetapi, ancaman terbesar bagi populasi Badak Jawa adalah berkurangnya keragaman genetis populasi Badak Jawa yang sedikit menyebabkan rendahnya keragaman genetis.

Hal ini dapat memperlemah kemampuan spesies ini dalam menghadapi wabah penyakit atau bencana alam (erupsi gunung berapi dan gempa), degradasi dan hilangnya habitat. Ancaman lain bagi populasi Badak Jawa adalah meningkatnya kebutuhan lahan sebagai akibat langsung pertumbuhan populasi manusia. Pembukaan hutan untuk pertanian dan penebangan kayu komersial mulai bermunculan di sekitar dan di dalam kawasan lindung tempat spesies ini hidup.

Sensasi Keripik Rasa Paru dari Daun Singkong

Tidak bisa di pungkiri pertumbuhan penduduk yang pesat akan mendorong masyarakat untuk mengeksploitasi sumber daya alam yang ada demi memenuhi kebutuhan hidupnya. Hal ini perlu dikaji kembali batas wilayah yang tegas oleh pemerintah mengenai area konservasi dan habitat bagi satwa langka ini. Selain itu, perubahan iklim yang ekstrem akhir-akhir ini menjadi ancaman juga terhadap semua ekosistem yang ada di muka bumi ini, termasuk satwa langka yang berhabitat di Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) ini.

Tidak asing lagi kasus-kasus peristiwa kebakaran hutan terjadi di negeri ini, di propinsi Riau misalnya, akibat musim kemarau yang berkepanjangan kebakaran hutan dan lahan terjadi di mana-mana, sangat memprihatinkan jutaan plasma nutfah juga terbakar habis, kemudian meyebabkan kabut asap yang menimbulkan dan kerusakan lingkungan di mana-mana, tak jauh lagi kalau bukan karena kerakusan beberapa individu yang lagi-lagi tidak bertanggung jawab. Untuk itu saatnya masyarakat Indonesia "Back to Nature". Mari kita bangun kehidupan yang harmonis dengan alam.

Kita harus sadari dari hasil berbagai penelitian mengungkapkan bahwa perubahan iklim yang ekstrem saat ini terjadi akibat faktor manusia yang kurang memperhatikan aspek kelestarian lingkungan hidup dan keseimbangan alam. Melalui kondisi badak yang merupakan salah satu satwa ikonik ini, kita dipanggil untuk kembali menjadi pemelihara dan pelestari alam yang ada sebagaimana mestinya bukan malah merusak. Badak itu butuh kita, mereka butuh peran nyata setiap orang untuk menciptakan iklim bumi yang baik, sehingga mereka memiliki habitat atau rumah huni yang aman dan layak.

Memelihara keseimbangan alam dan kelestarian lingkungan hidup melalui perubahan gaya hidup yang berharmonisasi dengan alam. Mulai dari hal-hal yang kecil dan diri sendiri, pengunaan kertas dan tissue dengan secukupnya akan mengurangi penebangan pohon dan asap pabrik kertas. Meminimalkan penggunaan gas CFC seperti deodoran dan parfum yang merusak lapisan ozon. Belanja dan makan sesuai dengan kebutuhan dan mengutamakan produk lokal untuk menggairahkan ekonomi masyarakat lokal.

Untuk mendukung konservasi dan riset tentang badak ini, bagi yang memiliki rejeki lebih dapat menyalurkan donasinya melalui lembaga-lembaga swadaya masyarakat yang ada dan peduli satwa langka dan lingkungan hidup seperti WWF maupun pemerintah daerah melalui Taman Nasional Ujung Kulon. Sehingga setiap generasi yang lahir di negeri ini nantinya akan memiliki kesempatan yang sama untuk menyaksikan bahwa badak dan habitatnya masih ada negeri ini, kemudian menceritakannya bangsa yang lain. Salam lestari! (Cerita ini dikirim oleh: Jawanri Situmorang)

(Cerita ini diikutsertakan dalam lomba menulis Cerita Anda dengan tema "Bagaimanakah Rumah yang Nyaman Untuk Badak?" Info lebih jelas klik http://ceritaanda.viva.co.id/news/read/673610-ayo-ikuti-lomba-menulis-cerita-anda)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya