VIVA.co.id - Untuk memperingati Hari Badak Internasional yang jatuh pada tanggal 22 September 2015. Saya ingin ikut berkontribusi dalam melestarikan badak melalui tulisan yang saya buat. Badak itu hewan yang terkenal karena 3 hal.
Yang pertama karena kulitnya yang amatlah tebal. Kedua, karena hidungnya bertanduk (cula) satu atau dua, dan yang terakhir karena gemuknya terlalu, sampai 4 ton beratnya.
Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) adalah habitat satu-satunya yang paling baik bagi populasi Badak Jawa di dunia. Karena TNUK adalah kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli. TNUK memiliki nilai ekologi dan kekayaan alam yang tinggi, maka pada tahun 1992 UNESCO menetapkan Taman Nasional Ujung Kulon sebagai situs warisan dunia, sekaligus berperan dalam mengelola habitat badak.
Tak banyak orang mengetahui dan peduli kalau spesies ini sedang terancam populasinya. Bahkan cenderung berada pada kondisi kritis menuju kepunahan dan habitatnya sudah kian menyusut. Mengkhawatirkan memang, kini populasi badak pun terhitung lebih sedikit ketimbang dengan populasi Harimau Sumatera, Elang Jawa, dan Anoa.
Ditambah lagi tindakan dari orang-orang yang tidak bertanggung jawab memburu badak untuk diambil culanya, yang sangat bernilai. Selain adanya pemburu, berkurangnya populasi badak ini juga diakibatkan oleh kehilangan habitatnya.
Ditambah adanya invasi tumbuhan dominan seperti Arenga spp juga menjadi ancaman bagi Badak Jawa. Tumbuhan ini menghalangi jatuhnya sinar matahari ke lantai hutan sehingga membatasi ruang tumbuh dan berkembangnya tanaman pakan yang digemari Badak Jawa. Lalu adakah tempat tinggal kedua bagi badak selain di TNUK?
Para ahli juga merekomendasikan adanya habitat kedua bagi Badak Jawa, ini merupakan salah satu upaya preventif menghindarkan populasi badak dari ancaman penyakit dan bencana alam. Beberapa lokasi yang menjadi pertimbangannya adalah: Hutan Baduy, Cagar Alam Sancang, dan Cikepuh.
Sebenarnya di mana pun habitat kedua badak nanti, yang harus jadi bahan pertimbangan bagi WWF Indonesia sebagai pelestari Badak Jawa adalah tetap melindungi populasi aslinya di Taman Nasional Ujung Kulon. Untuk membuat habitat baru, ada beberapa hal yang harus diperhatikan terutama yang sesuai dengan karakteristik si badak, contohnya seperti :
1. Banyaknya ketersediaan pepohonan dan tidak terlalu luasnya hamparan yang kosong karena ciri sifat badak itu menyukai tempat yang teduh apalagi pada siang hari.
2. Lokasi tempat tinggal badak harus dijauhkan dari lokasi yang dapat menimbulkan bencana alam.
3. Habitat badak harus terpisah dengan spesies lain untuk menjaga keseimbangan ekosistem.
4. Pada habitat badak penting adanya tempat mandi atau berkubang karena ini merupakan aktivitas yang sangat penting bagi badak untuk membersihkan tubuh dari kotoran, hama, dan penyakit.
5. Makanan merupakan hal yang paling dasar diperlukan badak untuk bertahan hidup. Oleh karenanya, perlu disediakan makanan yang digemari oleh badak seperti tanaman areuy kacepot, bunga leuksa, dan tanaman kegemaran lainnya.
Itulah beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum memindahkan badak ke tempat yang baru. Di mana pun tempat kedua badak nanti harus sesuai dengan karakteristik badak, aktivitas badak, sifat badak, kegemaran makanan badak, suhu dan cuaca. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat. Apapun sumbangannya yang terpenting dalam rangka melestarikan badak, SAVE BADAK! (Cerita ini dikirim oleh Faridaryany).
Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba menulis Cerita Anda dengan tema "Bagaimanakah Rumah yang Nyaman Untuk Badak?" Info lebih jelas klik http://ceritaanda.viva.co.id/news/read/673610-ayo-ikuti-lomba-menulis-cerita-anda
(Punya cerita atau peristiwa ringan, unik, dan menarik di sekitar Anda? Kirim Cerita Anda melalui email ke ceritaanda@viva.co.id atau submit langsung di http://ceritaanda.viva.co.id/kirim_cerita/post)
