Kelestarian Badak Jawa, Persembahan Indonesia untuk Dunia

Seperti batik yang resmi menjadi warisan budaya dunia sejak ditetapkan UNESCO 2009 silam -- Rhinoceros Sondaicus atau lebih dikenal dengan Badak Jawa -- juga bagian dari lambang Nusantara kita, Indonesia. Melestarikan badak berarti menjaga kekayaan alam N
Sumber :
  • U-Report

VIVA.co.id - Tidak berlebihan jika kita memberi penghargaan kepada satwa (yang menjadi salah satu ikon nusantara). Seperti batik yang resmi menjadi warisan budaya dunia sejak ditetapkan UNESCO 2009 silam, Rhinoceros Sondaicus atau lebih dikenal dengan Badak Jawa juga bagian dari lambang nusantara kita, Indonesia.

Edu House Rayakan Harlah ke-8

Badak Jawa termasuk dalam genus yang sama dengan Badak India dan termasuk salah satu mamalia besar terlangka di dunia yang berada diambang kepunahan (critically endangered) dalam daftar merah the International Union for Conservation of Nature (IUCN).

Setelah dinyatakan punah di Vietnam, Ujung Kulon (Barat Daya Pulau Jawa) menjadi satu-satunya atlantis bagi Badak Jawa. Satwa dengan kulit yang menyerupai baju baja ini hanya berkisar kurang dari 60 individu di Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK), dengan pertambahan 1% tiap tahun, sejak tahun 1960.

Detik-detik Jelang Terbitnya Buku Terbaru Pidi Baiq

Akhir-akhir ini, pasca kelahiran tiga ekor Badak Jawa di TNUK sepanjang Maret-Agustus 2015, mencuat dua isu terkait masa depan Badak Jawa, yakni rasio pejantan lebih besar dan habitat alaminya rentan terdampak letusan Gunung Krakatau dan minim suplai pakan.

Ketiga badak yang lahir masing-masing berkelamin betina (pertama), jantan (kedua), dan jantan (ketiga). Sehingga jumlah badak jawa di TNUK sebanyak 57 ekor (31 jantan dan 26 betina). Kelahiran yang terbilang langka ini terekam melalui kamera video (CCTV) tersembunyi.

Sensasi Keripik Rasa Paru dari Daun Singkong

Para peneliti mengatakan bahwa temuan itu sangat jarang sebab sejumlah survei lapangan (termasuk video tracking Badak Jawa WWF) terbilang belum pernah menemui perjumpaan fisik seperti yang ada pada rekaman. Sejauh ini yang ditemukan hanya jejak.

Belum saatnya lega menurut

Meskipun tetap mengalami pertambahan jumlah dan ditunjang daya dukung TNUK, menurut lembaga yang konsen terhadap konservasi itu, invasi tanaman Langkap (Arenga obtusifolia) yang makin merebak mengakibatkan badak sering keluar dari wilayah hutan konservasi dan rentan terhadap perburuan liar.

Menurut WWF, Langkap merupakan tanaman yang paling dibenci oleh para badak dan menjadi benalu bagi satwa bercula ini. Selain itu, vegetasi jenis palma ini mengandung zat alelopati hingga membuat pakan Badak Jawa sulit tumbuh.

Hingga 2015, petumbuhan Langkap dilaporkan telah mengambil alih sekitar 60 persen habitat dan menempatkan populasi Badak Jawa dalam wilayah terkotak-kotak dan terisolasi menjadi tiga kantung di Semenanjung. Tersisa sekitar 40 persen daratan yang bebas Langkap.

Jika dibiarkan, pakan badak makin berkurang. Selain Langkap, persaingan ruang dan pakan dengan banteng juga menjadi ancaman Badak Jawa. Sebab, penelitian beberapa pihak menunjukkan banteng TNUK tak hanya memakan rumput, ia juga memakan pucuk daun -- sama seperti Badak Jawa.

Sementara itu,  populasi banteng di TNUK sebanyak 800 ekor, jumlah yang mencapi 13x lipat dari populasi Badak Jawa. Berkaca dari batik, keseriusan dan kepedulian yang sama seluruh pihak sangat diperlukan untuk menghindarkan Badak Jawa dari kepunahan.

Pemerintah telah membuat strategi rencana aksi konservasi Badak Jawa 2007-2017. Dalam rencana itu, target pertumbuhan populasi dipatok 20 persen hingga 2017. Dalam pertemuan negara-negara yang memiliki badak di Bandar Lampung, disepakati untuk dilakukannya peningkatan pertumbuhan populasi badak di seluruh dunia, 3 persen per tahun.

Selain pemerintah, partisipasi publik secara luas juga diperlukan. Setiap orang bisa mengambil peran secara masif mengkampanyekan kelestarian Badak Jawa, bisa melalui media sosial atau kegiatan yang sifatnya mengajak partisipasi publik untuk menjaga ekosistem dan habitat Badak Jawa.

Apalagi dalam momentum Hari Badak Internasional pada 22 September. Seperti yang dilakukan Indonesia pada awal pekan ketiga September pada gelaran World Expo Milano (WEM) 2015 Milan, Italia. Indonesia mempromosikan Badak Jawa sebagai salah satu ikon pariwisata Indonesia melalui pemajangan patung Badak Jawa bercula satu berbobot 500 kilogram di Paviliun Indonesia yang akan diserahkan ke Museum Vatikan sebagai hadiah untuk Paus Tahta Suci Vatikan.

Dalam historinya, pada tahun 1516, seekor Badak Jawa (yang masih hidup) pernah dikirimkan Paus Leo X di Vatikan, tetapi kapal pengangkutnya karam di sekitar pantai Italia. Untuk itu, sebagai itikad baik Indonesia, patung Badak Jawa yang dipajang di pavilion WEM akan diserahkan pasca penutupan.

Hal ini mengisyaratkan bahwa dengan melestarikan Badak Jawa, maka kita juga turut berkontribusi melestarikan kekayaan nusantara sekaligus warisan dunia yang berada diambang kepunahan. (Cerita ini dikirim olehFahrum)

Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba menulis Cerita Anda dengan tema "Bagaimanakah Rumah yang Nyaman Untuk Badak?" Info lebih jelas klik http://ceritaanda.viva.co.id/news/read/673610-ayo-ikuti-lomba-menulis-cerita-anda

(Punya cerita atau peristiwa ringan, unik, dan menarik di sekitar Anda? Kirim Cerita Anda melalui email ke ceritaanda@viva.co.id atau submit langsung di http://ceritaanda.viva.co.id/kirim_cerita/post)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya