Melahirkan Mitos di Rumah Badak

Badak Jawa. Foto : Taman Nasional Ujung Kulon
Sumber :
  • U-Report

VIVA.co.id - Ancaman kepunahan hewan langka di Indonesia erat kaitannya dengan ulah manusia, atau memang karena faktor alam. Tak terkecuali ancaman kepunahan badak di tanah Jawa. Mamalia darat terbesar kedua setelah gajah ini jumlahnya terus menyusut dalam beberapa dekade terakhir. Hasil pemantauan Badak Jawa di Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) 2013 lalu menyebutkan, jumlah populasi badak yang terekam kamera pengintai diperkirakan sekitar 58 individu.

Edu House Rayakan Harlah ke-8

Untuk melestarikannya, diperlukan berbagai upaya baik secara internal maupun eksternal. Upaya internal bisa dengan menyediakan kawasan hutan sebagai habitat tempat tinggal dan berkembang biak hewan bercula tersebut.

Upaya menyediakan rumah kedua untuk hewan soliter (penyendiri) di luar TNUK juga perlu didukung. Di luar itu, butuh upaya eksternal untuk melindungi hewan yang dilindungi undang-undang sejak pemerintah Hindia Belanda sekitar tahun 1910 itu. Caranya adalah dengan menggali mitos-mitos seputar badak atau lingkungan tempat tinggalnya.

Detik-detik Jelang Terbitnya Buku Terbaru Pidi Baiq

Perburuan badak misalnya, erat kaitannya dengan mitos culanya yang konon memiliki khasiat tertentu. Untuk yang satu ini, hasil penelitian yang dilakukan di Ohio University telah mematahkan anggapan cula badak kaya khasiat untuk kesehatan.

Dalam penelitian itu disebutkan, cula badak sepenuhnya terbuat dari keratin, atau bahan yang sama dalam pertumbuhan kuku dan rambut. Artinya, cula badak yang dipercaya ampuh untuk menambah kejantanan seksual hanyalah mitos belaka.

Sensasi Keripik Rasa Paru dari Daun Singkong

Mitos lain yang perlu digali adalah kearifan lokal di kawasan tempat tinggal badak. Banyak kisah bagaimana warga adat menjaga hutan mereka dengan mitos-mitos tertentu. Bukankah dalam keseharian, masyarakat cenderung lebih percaya pada mitos, ketimbang berbagai sanksi yang tertulis dalam undang-undang buatan pemerintah. Mitos-mitos tersebut perlu digali dan disebarluaskan, dengan harapan manusia tak menganggu hutan tempat tinggal badak.

Dalam hal ini, pelibatan masyarakat di sekitar hutan adalah keharusan. Dan yang paling penting adalah, penerapan sanksi tegas bagi perusak alam dan pemburu hewan langka. Jika sanksi maksimal dijatuhkan, maka akan ada efek jera bagi masyarakat, mereka pastinya akan berpikir dua kali jika ingin merusak hutan atau memburu hewan langka. (Cerita ini dikirim oleh Saifyul Annas)

Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba menulis Cerita Anda dengan tema "Bagaimanakah Rumah yang Nyaman Untuk Badak?" Info lebih jelas klik http://ceritaanda.viva.co.id/news/read/673610-ayo-ikuti-lomba-menulis-cerita-anda

(Punya cerita atau peristiwa ringan, unik, dan menarik di sekitar Anda? Kirim Cerita Anda melalui email ke ceritaanda@viva.co.id atau submit langsung di http://ceritaanda.viva.co.id/kirim_cerita/post)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya