Masih Adakah Badak Jawa untuk Anak-anak Kita?

Badak Jawa
Sumber :

VIVA.co.id - Badak yang diperkirakan telah hidup di bumi sejak 65 juta tahun yang lalu telah mengalami penurunan jumlah populasi maupun jenis spesies dari tahun ke tahun. Berdasarkan data dari Yayasan Badak Indonesia, pada 60 juta tahun yang lalu terdapat 30 jenis badak . Saat ini, hanya terdapat 5 spesies badak yang hidup di bumi dan terancam kepunahan.

Edu House Rayakan Harlah ke-8

Badak Jawa yang memiliki nama latin Rhinocheros Sondaicus termasuk dalam salah satu spesies badak dengan status terancam punah. Pada tahun 2014 tercatat hanya berjumlah 57 ekor hanya dapat ditemukan di Taman Nasional Ujung Kulon. Namun, pada tahun 2015, 3 ekor bayi Badak Jawa tertangkap kamera di Taman Nasional Ujung Kulon. Hal ini tentu menjadi harapan bahwa masih ada  kesempatan bagi Badak Jawa untuk bertahan dari ancaman kepunahan.

Badak Jawa merupakan spesies yang penyendiri dan memiliki indera penciuman yang sangat tajam. Hal inilah yang menyebabkan perkembang biakan Badak Jawa lambat dan sulit ditemukan secara langsung. Badak Jawa betina melahirkan satu bayi badak dalam interval waktu 4-5 tahun setelah masa kehamilan selama 15 hingga 16 bulan. Dan masa hidup Badak Jawa rata-rata berkisar antara 40 hingga 45 tahun.

Detik-detik Jelang Terbitnya Buku Terbaru Pidi Baiq

Musuh utama dari Badak Jawa adalah para pemburu karena Badak Jawa tidak memiliki predator alami. Berkat sosialisasi dan pengawasan ketat, pada beberapa dekade terakhir tidak lagi ditemukan perburuan Badak Jawa di Taman Nasional Ujung Kulon.

Namun, keadaan habitat Badak Jawa di Taman Nasional Ujung Kulon  masih memiliki masalah tersendiri. Pasalnya, persebaran palma invasive langkap (Arenga obtusifolia) atau tumbuhan sejenis aren yang cepat berkembang biak di hutan dan disebarkan bijinya oleh musang telah menginvasi sekitar 30 persen dari luas semenanjung Ujung Kulon.

Sensasi Keripik Rasa Paru dari Daun Singkong

Hal ini menyebabkan berkurangnya vegetasi yang menjadi makanan Badak Jawa. Sedangkan Badak Jawa adalah herbivora yang ketika dewasa bisa memiliki bobot 900 hingga 2300 kg dan membutuhkan makanan hingga 50 kg perhari. Invasi tanaman langkap akan menyebabkan Badak Jawa kehilangan sumber makanan dan terancam mati kelaparan apabila terus dibiarkan.

Selain tanaman langkap, masalah lain yang dapat mengancam kelangsungan hidup Badak Jawa di Taman Nasional Ujung Kulon adalah adanya perkampungan di sebelah timur perbatasan Taman Nasional Ujung Kulon.

Para penduduk perkampungan tersebut pada umumnya memelihara ternak berupa kerbau dan di lepas liar untuk mencari makan. Pelepas liaran kerbau inilah yang menimbulkan potensi terjadinya penularan penyakit binantang ternak pada Badak Jawa.

Salah satu penyakit hewan yang mematikan adalah anthrax yang mudah tersebar di kalangan hewan ternak. Hingga saat ini pihak otoritas dan kalangan aktivis masih berusaha memberikan sosialisasi pada masyarakat sekitar sembari terus mencari jalan keluar terbaik untuk masalah ini.

Salah satu upaya pemerintah dalam pelestarian Badak Jawa adalah dengan mempersiapkan habitat kedua. Penelitian

Usaha ini dilakukan untuk melindungi Badak Jawa dari lingkungan luar maupun bencana alam yang mungkin terjadi di Taman Nasional Ujung Kulon seperti erupsi vulkanik Gunung Krakatau pada tahun 1883 di Selat Sunda dan antisipasi bila terjadi tsunami.

Berbagai cara telah dilakukan pihak pemerintah dan para aktivis untuk melestarikan Badak Jawa dengan harapan Badak Jawa selamat dari kepunahan. Semoga suatu saat nanti anak cucu kita masih bisa melihat Badak Jawa yang perkasa di habitatnya, dan bukan hanya mengenal mereka lewat ensiklopedia atau buku cerita. (Cerita ini dikirim oleh Yonata Putri)

Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba menulis Cerita Anda dengan tema "Bagaimanakah Rumah yang Nyaman Untuk Badak?" Info lebih jelas klik http://ceritaanda.viva.co.id/news/read/673610-ayo-ikuti-lomba-menulis-cerita-anda

(Punya cerita atau peristiwa ringan, unik, dan menarik di sekitar Anda? Kirim Cerita Anda melalui email ke ceritaanda@viva.co.id atau submit langsung di http://ceritaanda.viva.co.id/kirim_cerita/post)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya