Teduhkan Si Baju Besi Langka

Badak Jawa dan Anaknya
Sumber :
  • U-Report

VIVA.co.id - Rhinoceros Sondaicus (Badak Jawa) memiliki ciri khas, yaitu kulitnya yang berlipat-lipat seperti tameng baja, memiliki satu cula kecil. Walaupun telinga dan lubang hidung yang kecil, tetapi memiliki pendengaran dan penciuman yang sangat tajam dan luar biasa.

Edu House Rayakan Harlah ke-8

Badak Jawa duhulunya menyebar di mana-mana dan ditemukan di alam bebas karena mereka sangat lincah, tetapi sekarang Badak Jawa menjadi sangat langka, sangat terancam di bumi, karena apa? Karena siapa? Padahal dia memakai baju besi.

Badak Jawa adalah binatang yang sensitif, bahkan mereka menjaga jarak dengan manusia. Tetapi setiap hewan dapat menemukan setiap rumah nyamannya, itu bersifat alami. Tetapi badak Jawa tidak dapat menemukannya, karena tempat itu memang terbatas.

Detik-detik Jelang Terbitnya Buku Terbaru Pidi Baiq

Hampir semua atau sebagian besar rumah badak hancur karena ulah manusia, karena perang, karena pembakaran hutan, perusakan hutan. Bagi badak Jawa, manusia adalah ancaman atau predator utama.

Manusia memburu badak untuk mendapatkan culanya, manusia melepaskan hewan ternaknya di sekitar rumah badak dan menularkan penyakit ke badak, karena badak sangat mudah terinfeksi oleh penyakit seta pertumbuhannya juga lambat.

Sensasi Keripik Rasa Paru dari Daun Singkong

Kita sebagai warga Indonesia harus sangat bangga, dan menjaga Badak Jawa sebagai harapan terakhir. Sensus terakhir yang dilaksanakan Balai TNUK tahun 2006 diperkirakan kisaran jumlah populasi badak Jawa adalah 20 - 27 ekor, namun sekarang populasi Badak Jawa di Taman Nasional Ujung Kulon saat ini jumlahnya mencapai 60 individu. Maka dari itu, kita harus memberikan rasa nyaman yang membuat badak tidak meninggalkan kita.

Badak hanya membutuhkan tempat, membutuhkan hutan yang teduh dengan air dan spesies tumbuhan yang bervariasi untuk tempatnya berkubang, mencari makanan untuk keluarganya, untuk tempat berlindung, dan juga jauh dari ancaman bencana alam.

Setelah keberhasilan Taman Nasional Ujung Kulon memenuhi kebutuhan badak hingga bertambah jumlah spesiesnya, tetapi kita harus tetap waspada. Karena bisa saja bencana alam, seperti Gunung Krakatau yang sewaktu-waktu bisa meletus dan merusak rumah teduhan si Badak Jawa.

Yang terpenting sekarang adalah kita harus saling peduli dan terus peduli. Si baju besi sensitif ini adalah harta Indonesia yang tidak main-main. Masyarakat luas bahkan tidak tahu apa-apa tentang Badak Jawa. Kehidupan badak adalah harapan terakhir dari ribuan badak yang telah mati, ribuan manusia yang telah peduli dengan lelahnya. (Cerita ini dikirim oleh Fitriah Dwi M, Jombang, Jawa Timur)

Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba menulis Cerita Anda dengan tema "Bagaimanakah Rumah yang Nyaman Untuk Badak?" Info lebih jelas klik http://ceritaanda.viva.co.id/news/read/673610-ayo-ikuti-lomba-menulis-cerita-anda

(Punya cerita atau peristiwa ringan, unik, dan menarik di sekitar Anda? Kirim Cerita Anda melalui email ke ceritaanda@viva.co.id atau submit langsung di http://ceritaanda.viva.co.id/kirim_cerita/post)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya