Rumah untuk Badak Jawa Terakhir

Sungai Cigenter merupakan sungai yang terdapat dalam Pulau Handeuleum, sebuah pulau kecil di gugusan Pulau Taman Nasional Ujung Kulon.
Sumber :

VIVA.co.id - Jika saya ditanya seperti apa itu Badak Jawa atau badak bercula satu, saya tidak akan bisa mendeskripsikannya dengan jelas. Karena saya belum pernah melihatnya langsung saat jalan-jalan ke kebun binatang. Ini karena badak adalah hewan yang dilindungi di suaka margasatwa, sedangkan kebun binatang bukan habitat aslinya. Selain itu, seringkali hewan di kebun binatang kurang terurus dan terbengkalai begitu saja.

Edu House Rayakan Harlah ke-8

Hingga saat ini populasi Badak Jawa stabil di angka 50-an di Ujung Kulon, spesies lainnya hanya ada delapan di Taman Nasional Cat Tien, Vietnam. Kelangkaan badak ini berawal dari perburuan badak yang gencar sejak tahun 1880-an. Culanya diperdagangkan sebagai obat tradisional dan kulitnya diambil untuk membuat baju baja tentara. Menyedihkan sekali.

Sungguh, manusia itu memang pemangsa terburuk, karena hanya demi uang dan demi kebutuhan dirinya, manusia bisa memangsa sampai badak terakhir mati. Tapi, manusia juga bisa menjadi pemelihara yang baik, demi badak berkembang biak dan ekosistem terpelihara. Ada beberapa cara untuk menjadi pemelihara badak yang baik:

Detik-detik Jelang Terbitnya Buku Terbaru Pidi Baiq

Pertama, tentunya sang badak dan keluarganya harus punya rumah yang nyaman dan bisa memenuhi kebutuhan badak. Habitat yang cocok untuk badak adalah daerah hutan hujan dataran rendah dan padang rumput basah. Karena badak adalah herbivora dan butuh garam, maka badak harus tinggal di kawasan hutan yang dekat dengan air laut. Makanya Taman Nasional Ujung Kulon menjadi habitat ideal untuk badak.

Kedua, harus dibuat habitat lain untuk Badak Jawa. Ujung Kulon ini berada di Pulau Jawa yang padat penduduknya. Untuk mengantisipasi kawasan konservasi ini dijadikan perumahan oleh manusia, alangkah baiknya jika ada habitat kedua untuk badak yang daerahnya menyerupai Ujung Kulon. Belum lagi daerah semenanjung Pulau Jawa ini berada di kawasan rawan gempa. Jika sampai ada tsunami, badak akan langsung punah. WWF sudah menaksir Taman Nasional Halimun di Gunung Salak, Jawa Barat atau Cagar alam Sancang & Cikepuh sebagai rumah kedua untuk Badak Jawa.

Sensasi Keripik Rasa Paru dari Daun Singkong

Ketiga, daerah khusus badak itu harus diisolasi dari perburuan ilegal dan pemanfaatan lahan oleh warga sekitar. Ini sudah diberlakukan sejak tahun 1975 berdasarkan Convention of International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora. Pemerintah khususnya Kementerian Kehutanan sebagai tuan tanah harus mampu melindungi dan mengelola kawasan khusus konservasi ini. Tindak tegas pelaku penebangan ilegal sekitar Taman Nasional Ujung Kulon. Buat penghijauan untuk kawasan sekelilingnya, sehingga badak punya rumah yang cukup luas untuk berkembang biak.

Keempat, perkenalkan anak-anak kita dengan badak walaupun tidak ada di kebun binatang. Beritahu mereka, jika kita serakah, maka hewan-hewan lain akan menyusul nyaris punah seperti badak. Beritahu mereka kalau kita harus melindungi hewan dan tumbuhan, sehingga mereka ikut melestarikan hewan-hewan lain juga.

Sudah jadi kewajiban kita dan pemerintah melindungi Badak Jawa, yang merupakan hewan endemik Ujung Kulon. Spesies yang hampir punah di dunia, dan 50nya ada di Indonesia. Tentunya angka itu bisa bertambah dengan mengkondisikan badak supaya nyaman di rumahnya. Jika angkanya bertambah, barulah badak-badak yang sehat dan kuat dipilih untuk dipindahkan ke habitat barunya untuk kemudian berkembang biak di sana. Kalau bukan kita yang berbuat, memangnya negara lain peduli?

Kalau sampai badak tak punya rumah karena ketamakan manusia, sudah dipastikan populasinya akan semakin sedikit dan mungkin punah. Kalau sampai badak punah, ekosistem sekitar menjadi terganggu dan tidak stabil. Dan tentunya badak bercula satu itu hanya tinggal cerita tanpa tahu seperti apa.

Kalau saya punya kesempatan ke Ujung Kulon, saya akan mengajak anak saya, agar ia tahu seperti apa badak bercula satu itu, tidak hanya di foto. (Cerita ini dikirim oleh: Annisa Arif Rizqiani – Tangerang)

(Cerita ini diikutsertakan dalam lomba menulis Cerita Anda dengan tema "Bagaimanakah Rumah yang Nyaman Untuk Badak?" Info lebih jelas klik http://ceritaanda.viva.co.id/news/read/673610-ayo-ikuti-lomba-menulis-cerita-anda)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya