Cita-cita Puput

Badak Jawa
Sumber :

VIVA.co.id - Biasanya, Puput semangat menikmati sarapan. Tapi, Minggu pagi ini Puput tampak malas. Nasi di piringnya tidak dihabiskan. Ibu merasa heran. Setelah merapikan meja makan, ibu duduk di samping Puput yang sedang menonton kartun.
Ih, sebal!” kata Puput.
Lho, kenapa?” ujar ibu, lembut.
“Puput senang nonton kartun badak ini. Itu dulu. Sekarang nggak,” jawab Puput.
“Kenapa bisa begitu?” Ibu penasaran.
“Puput sering diledekin teman-teman, Bu. Puput kan malu, masa Puput dibilang kayak badak.”

Edu House Rayakan Harlah ke-8

Sudah beberapa hari ini teman-teman di kelas mengejek Puput dengan sebutan “badak”. Badan Puput lebih besar daripada teman-teman yang lain. Kulitnya cokelat, tapi manis. Sejak bayi, Puput memang sudah bertubuh gemuk. Padahal, orang tuanya berbadan sedang.

“Oh, begitu. Sini, ibu mau cerita,” ujar ibu.
“Cerita apa, Bu?” tanya Puput.
“Sebelumnya ibu mau tanya. Puput pernah lihat badak?”
Puput menggeleng. “Cuma lihat di TV dan kartun,” jawab Puput.

Detik-detik Jelang Terbitnya Buku Terbaru Pidi Baiq

“Ibu juga nggak pernah lihat badak. Hanya melihat di TV dan baca buku. Badak itu binatang langka dan dilindungi karena sudah hampir punah. Di negara kita, badak hanya tinggal di beberapa daerah. Ada Badak Jawa dan ada Badak Sumatera. Itu pun sangat sedikit jumlahnya. Jadi, kenapa badak hampir punah?”
Puput menggeleng. Kali ini wajah Puput tak lagi cemberut.

“Rumah badak rusak dan hilang…,” ucap ibu.
Kok, bisa rusak dan hilang, Bu? Badak tinggal di mana, Bu?” tanya Puput setelah terjeda beberapa detik. Pikirannya tiba-tiba penuh tanda tanya.
“Rumah badak itu di hutan. Jika pohon-pohon terus ditebang, badak akan kehilangan rumah dan kehabisan makanan. Badak tinggal di daerah hutan yang jauh dari keramaian agar kehidupannya tidak terganggu. Badak suka berendam di lumpur dan keluyuran di sepanjang jalan untuk mencari makan,” jelas ibu.

Sensasi Keripik Rasa Paru dari Daun Singkong

“Oh, begitu….” Puput manggut-manggut serius. Dia sekarang paham, badak adalah binatang yang harus dilindungi.
“Tahu tidak kalau badak itu binatang yang cerdas dan tidak buas. Badannya memang besar dan kulitnya sangat tebal seperti baja, tapi badak binatang yang sehat dan kuat. Puput tahu badak makan apa? Kalau jawabannya benar, ibu kasih hadiah,” ibu kembali bertanya.
Hmmm…, apa ya? daging ayam, Bu!” Seru Puput sambil tertawa. Dia suka sekali dengan lauk ayam.

“Gagal deh dapat hadiah. Yang benar, badak makan tumbuhan. Dia makan daun, buah, dan tanaman muda. Sebab itulah badannya sehat. Oh iya, meski dia kuat, badak tidak pemarah dan nggak pernah menyerang hewan lainnya.”
“Oh, begitu, Bu. Puput baru tahu si badak makan tumbuhan. Kirain sama dengan Puput, suka makan daging ayam. Hehehe…,” Puput tertawa.

“Nah, kalau mau sehat dan kuat, Puput harus makan apa coba?” lanjut ibu.
“Makan…” Puput tidak meneruskan jawabannya. Selama ini dia tidak suka memakan sayur dan buah. Dia hanya bisa makan nasi dengan lauk daging, ikan, ayam, dan telur. Ibunya sampai bingung cara membujuknya agar mau makan sayur dan buah.


“Ayo, tahu tidak Puput harus makan apa?” tanya ibu lagi sambil memeluk Puput dengan hangat.
“Jadi, Puput tidak boleh makan daging, ikan, ayam, dan telur lagi? harus makan sayur dan buah saja?” tanya Puput, lalu dia menundukkan kepala.
“Bukan begitu. Harus tetap makan bermacam daging, serta makan buah dan sayur. Semuanya seimbang. Mau kuat dan sehat seperti badak, tidak?” ucap ibu.

Puput berpikir sejenak. “Kalau badan Puput tetap gemuk kayak badak, gimana?”
“Memang Puput punya cula?” ibu tergelak.

Puput juga tergelak. Benar juga. Aku, kan, tidak punya cula, bisiknya dalam hati.

“Jadi…, gimana dengan nasib badak, Bu?”
“Maksudnya?” tanya ibu.
“Itu… kasihan si badak bakal tidak punya rumah,” tutur Puput pelan.

“Kita harus mencintai badak. Badak akan hidup tenang dan tidak merasa terancam jika dia hidup di lingkungan yang mencintainya sepenuh hati. Jadi, Puput harus mengingatkan teman-teman Puput agar selalu mencintai badak dan mencintai hutan. Puput harus rajin belajar agar besar nanti bisa menjaga badak, menjaga rumah badak.”

“Puput mau kerja menjaga badak dari gangguan orang-orang jahat. Puput akan mengajak orang-orang agar mencintai badak,” ucap Puput dengan penuh semangat.

“Cita-citamu bagus sekali! Anak cerdas….” Ibu kembali memeluk Puput. Akhirnya, anaknya tak lagi sedih. (Cerita ini dikirim oleh Ainun Latifah, Yogyakarta)

Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba menulis Cerita Anda dengan tema "Bagaimanakah Rumah yang Nyaman Untuk Badak?" Info lebih jelas klik http://ceritaanda.viva.co.id/news/read/673610-ayo-ikuti-lomba-menulis-cerita-anda)

(Punya cerita atau peristiwa ringan, unik, dan menarik di sekitar Anda? Kirim Cerita Anda melalui email ke ceritaanda@viva.co.id atau submit langsung di http://ceritaanda.viva.co.id/kirim_cerita/post)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya