Gunung Halimun Sebagai Rumah Baru Badak

Sungai Cigenter merupakan sungai yang terdapat dalam Pulau Handeuleum, sebuah pulau kecil di gugusan Pulau Taman Nasional Ujung Kulon.
Sumber :

VIVA.co.id - Rumah, satu kata yang mengisyaratkan bagaimana pentingnya makhluk hidup mempunyai bagian tersebut, bukan hanya merupakan sebuah bangunan (struktural), melainkan juga tempat kediaman yang memenuhi syarat-syarat kehidupan yang layak, dipandang dari berbagai segi kehidupan.

Mengutip judul artikel yang saya tulis ini, mengapa semua makhluk hidup harus membutuhkan tempat tinggal? Kita bisa berpikir. Kita sebagai manusia yang mempunyai akal tentu saja kita bisa paham apa pentingnya dari suatu kediaman atau tempat tinggal. Jika makhluk hidup tidak mempunyai kediaman yang nyaman, pastilah kegiatan struktural sehari-harinya akan terganggu. Karena rumah merupakan bagian penting dari makhluk hidup dalam menjalankan proses kegiatan sehari-harinya.

Dengan adanya tempat tinggal yang nyaman, kita dapat merasakan ketenangan, kenyamanan, dan harmonisasi kita terhadap lingkungan sekitar, begitupun dengan makhluk hidup yang lainnya. Sesuai judul dengan tema artikel kali ini, saya akan mensharing bagaimana tempat tinggal atau rumah yang nyaman bagi sahabat besar kita semua, yakni badak. Sebelum itu, yuk kita mengenal sahabat besar kita yang satu ini.

Edu House Rayakan Harlah ke-8

Badak atau nama latinnya Rhinoceros Sondaicus, merupakan satwa langka yang sampai sekarang masih bisa kita temukan populasinya di sekitar Taman Nasional Ujung Kulon di Banten. Hewan ini sangatlah dilindungi oleh pemerintah ataupun lembaga-lembaga konservasi hewan. Mengapa sangat dilindungi? Karena kita semua tahu pada tahun 2015 ini populasi badak di Ujung Kulon sangatlah kritis, diperkirakanhanya 20-30 ekor yang tersisa di Taman Nasional Ujung Kulon. Sungguh sangat memprihatinkan kondisi tersebut. Kita sebagai manusia haruslah memiliki rasa kepedulian terhadap makhluk hidup. Dengan mempunyai rasa peduli kepada makhluk hidup dapat membuat rasa kecintaan kita terhadap ciptaan-Nya.

Sebagai informasi, faktor utama berkurangnya populasi Badak Jawa adalah perburuan untuk culanya, masalah yang juga menyerang semua spesies badak. Cula badak menjadi komoditas perdagangan di Tiongkok selama 2.000 tahun yang digunakan sebagai obat untuk pengobatan tradisional Tiongkok. Secara historis kulitnya digunakan untuk membuat baju baja tentara Tiongkok, dan suku lokal di Vietnam percaya bahwa kulitnya dapat digunakan sebagai penangkal racun  bisa ular.

Detik-detik Jelang Terbitnya Buku Terbaru Pidi Baiq

Karena tempat hidup badak mencakupi banyak daerah kemiskinan, sulit untuk penduduk untuk tidak membunuh binatang ini yang dapat dijual dengan harga tinggi. Ketika Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora pertama kali diberlakukan tahun 1975, Badak Jawa dimasukan kedalam perlindungan; Appendix 1: Semua perdagangan internasional produk Badak Jawa dianggap ilegal. Survey pasar gelap cula badak telah menentukan bahwa Badak Asia memiliki harga sebesar $30.000 per kilogram, tiga kali harga cula Badak Afrika.

Hilangnya habitat akibat pertanian juga menyebabkan berkurangnya populasi Badak Jawa, walaupun hal ini bukan lagi faktor signifikan karena badak hanya hidup di dua taman nasional yang dilindungi. Memburuknya habitat telah menghalangi pemulihan populasi badak yang merupakan korban perburuan untuk cula. Bahkan dengan semua usaha konservasi, prospek keselamatan Badak Jawa suram. Karena populasi mereka tertutup di dua tempat kecil, mereka sangat rentan penyakit dan masalah perkembangbiakan. Ahli genetika konservasi memperkirakan bahwa populasi 100 badak perlu perlindungan pembagian genetika spesies. Sungguh ironis sekali kita mengetahui kejadian ini.



Apa salah satu faktor dari krisisnya populasi badak di Indonesia? Salah satu sebabnya adalah rasa ketidaknyaman dari badak dalam menempati tempat tinggalnya atau rumahnya.

Sensasi Keripik Rasa Paru dari Daun Singkong

Sebagai ilustrasi, kita mempunyai rumah yang sangat kotor, bau yang tidak sedap, apakah kita nyaman untuk tinggal ditempat tersebut? Tentu jawabannya “Tidak”. Akhirnya kita membersihkan dan membuat senyaman mungkin kondisi rumah kita.

Begitupun juga sama dengan sahabat besar kita yang satu ini. Mereka pasti tidak nyaman dengan rumah mereka yang ada di sana, bedanya mereka tidak bisa membuat kenyamanan itu dengan mereka sendiri, pastilah mereka perlu bantuan dari kita sebagai manusia yang diberikan akal oleh Tuhan agar membuat para badak nyaman dengan rumahnya. Kriteria rumah yang nyamanbagi badak menurut versi saya sendiri ada 4 hal, yaitu :

1. Jauhkan rumah mereka dari bencana alam
Faktor ini adalah faktor luar penyebab terjadinya kepunahan bagi badak  yang ada di Ujung Kulon. Berikan mereka rumah yang aman dan jauh dari bencana, pastilah mereka dapat berkembang dan memiliki rasa aman. Karena kita tahu bahwa hewan memiliki insting dan rasa trauma yang lebih akibat bencana.

2. Jangan merusak ekosistem rumah mereka
Kita sebagai manusia, tentu tidak ingin rumah kita diacak-acak atau barang-barang yang ada di rumah kita dirusak oleh siapapun. Sama halnya dengan badak, mereka juga tidak ingin rumah mereka dirusak oleh tangan dan akal manusia. Maka dari itu, kita juga harus saling menjaga ekosistem rumah mereka. Dan biarkan mereka mengolah rumahnya sendiri, dan tetap dalam pengawasan kita kalau suatu saat mereka sedang mengalami kesulitan.

3. Membuat kubangan buatan untuk mereka
Kebiasaan yang sering dilakukan Badak Jawa adalah berkubang di daerah berlumpur di bawah terik matahari. Hal ini dilakukan untuk menjaga suhu tubuh badak, mencegah penyakit, dan juga parasit di tubuhnya.

4. Tempatkan Badak di Taman Nasional Halimun
Tempat ini terletak di Gunung Salak, Jawa Barat. Menurut organisasi konservasi alam

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya