Selamatkan Hidupku yang Kritis demi Generasimu

Ujung Kulon
Sumber :
  • U-Report

VIVA.co.id - Mungkin banyak di antara kita yang belum mengetahui apa itu hewan bercula, mungkin banyak juga di antara kita yang belum pernah melihat hewan bercula ini di depan mata secara langsung, termasuk saya.

Badak, hewan bercula yang populasinya sedang kritis di ambang kepunahan. Apa tidak kasihan dengan generasi kita yang selanjutnya? Suatu saat nanti, mereka hanya bisa melakukan 5 M, yaitu  Melihat, Membaca, Mendengar, Membayangkan serta Memikirkan hewan ini dari berbagai sumber seperti foto, video, buku-buku referensi atau alat-alat media lainnya, karena hewan bercula ini sudah mengalami kepunahan seperti dinosaurus. Jangan sampai generasi kita hanya bisa melakukan 5M itu.

Oleh karena itu, demi generasi anak cucu kita, mari kita bersama-sama selamatkan hidup mereka dari ancaman kepunahan dengan memberikan rumah yang layak bagi kelangsungan hidup mereka.

Badak adalah salah satu hewan yang diyakini telah ada di muka bumi sejak zaman tertier (65 juta tahun yang lalu), satu masa dengan dinosaurus. Saat ini badak juga terancam mengalami nasib yang sama dengan dinosaurus (punah). Diperkirakan terdapat 30 jenis badak di dunia. Saat ini hanya tersisa lima spesies badak saja, 2 spesies hidup di Afrika dan 3 spesies hidup di Asia. dengan dua di antaranya terdapat di Indonesia, Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus) dan Badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis) yang sama-sama terancam kepunahan.

Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus) adalah spesies badak yang paling langka di antara lima spesies badak yang ada di dunia dan masuk dalam Daftar Merah Badan Konservasi Dunia IUCN, yaitu dikategorikan sangat terancam atau critically endangered, ”satu tingkat saja dibawah kepunahan”. Badak Jawa sendiri secara hukum merupakan satwa yang dilindungi di Indonesia. Badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis) adalah jenis badak terkecil namun sangat unik, karena badannya berbulu  dan diduga sebagai badak yang paling purba dibandingkan dengan empat spesies badak lainya. Badak hitam, badak putih, Badak India dan Badak Jawa

Saat ini, diperkirakan populasi spesies Badak Jawa bercula satu hanya sekitar 58 ekor saja, pada sensus terakhir (2013). Sedangkan untuk populasi spesies Badak Sumatera bercula dua cenderung mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Lebih dari 200 tahun yang lalu diperkirakan populasi badak terkecil di dunia ini masih sekitar 10.000 individu. Semenjak tahun 1985, populasi terus menurun dari angka sekitar 600 ekor menjadi kurang dari 100 ekor sampai saat ini. Penyebab utama penurunan tersebut antara lain perburuan dan hilangnya habitat akibat deforestasi.

Untuk itu, kita sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna, dibekali akal dan pikiran harus peduli terhadap lingkungan dengan memelihara, menjaga, merawat dan melestarikannya.

Edu House Rayakan Harlah ke-8



Berbicara mengenai rumah yang layak, tentu saja rumah itu dilengkapi dengan berbagai fasilatas dan keamanan. Baik itu perabotan rumah tangga, sampai dengan satpam yang 24 jam siap mengawasi demi keamanan dan kenyamanan. Saya pikir tidak jauh berbeda dengan rumah yang layak bagi badak. Hal yang perlu kita lakukan bersama dalam memberikan rumah yang layak bagi badak ini adalah:

1. Dengan cara menjaga, merawat mereka, yaitu dengan tidak memburu serta membunuh badak-badak ini. Sudahlah terancam punah malah sengaja diburu, apa tidak tambah kritis? Kita harus secepatnya melaporkan kepada pihak berwajib apabila kita mengetahui atau melihat ada oknum pelaku perburuan serta pembunuhan badak.

2. Meningkatan pengamanan di kawasan populasi hutan yang menjadi habitat inti para badak ini dengan menerapkan suatu kebijakan misalnya setahun tanpa perburuan, kebijakan ini bertujuan untuk menekan perburuan secara ilegal.

3. Mengembangbiakkannya, rumah yang terbaik dan layak menurut saya untuk badak ini adalah alam habitat asli mereka, tempat mereka berasal. Dengan membuat Taman Nasional Marga Satwa sesuai habitat badak tersebut diharapkan kita bisa menjaga dan melestarikan spesies badak agar bisa berkembang biak dengan baik tanpa ada gangguan dari tangan-tangan jahil manusia.

4. Bukan hanya dari masyarakat, pemerintah juga harus turun tangan secara aktif. Pemerintah perlu membuat habitat lain di luar Taman Naional Ujong Kulon. Hal ini saya anggap sangat perlu dilakukan untuk menghindari ancaman kepunahan badak yang disebabkan oleh adanya bencana alam seperti tsunami dan gunung meletus, atau akibat wabah penyakit.

5. Kita mengetahui bahwa, perburuan badak dilakukan untuk memperdagangkan culanya. Oleh itu, pemerintah harus menghentikan perdagangan ilegal ini dan harus menuntut secara tegas bagi oknum yang memperdagangkan. Jangan hanya karena alasan untuk berobat, kita mengorbankan kehidupan mereka. Mereka juga makhluk ciptaan tuhan, kenapa harus dibunuh.?

6. Buang persepsi yang ada di masyarakat mengenai cula badak yang mampu menyembuhkan berbagai penyakit. Tidak ada penelitian ilmiah yang membuktikan bahwa cula badak ini baik untuk kesehatan.

Mungkin hal-hal tersebut  bisa kita lakukan untuk menjaga kelestarian kehidupan badak. Satu pesan buat semuanya untuk memberikan rumah yang layak bagi badak maka sayangi dan cintailah anak cucumu, generasi harapan bangsa.

“Jangan ambil culaku

Jangan renggut nyawaku

Detik-detik Jelang Terbitnya Buku Terbaru Pidi Baiq

Jangan ambil kehidupanku

Jangan rebut tempat tinggalku

Sensasi Keripik Rasa Paru dari Daun Singkong

Sadarlah di bumi ini ada makhluk lain selain dirimu

Buat pri kemakhluk hidupan, sehingga bukan hanya dirimu yang dilindungi tetapi juga makhluk hidup lainnya seperti diriku.

Maka lestarilah diriku..Diriku kian terancam

Selamatkan Hidupku yang sedang Kritis Demi Masa Depan Generasimu’’

Selamat Hari Badak Intenasional. (Cerita ini dikirim oleh: Suprianto Haseng)

(Cerita ini diikutsertakan dalam lomba menulis Cerita Anda dengan tema "Bagaimanakah Rumah yang Nyaman Untuk Badak?" Info lebih jelas klik http://ceritaanda.viva.co.id/news/read/673610-ayo-ikuti-lomba-menulis-cerita-anda)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya