Rumah Impian Badak

Ujung Kulon
Sumber :
  • U-Report

VIVA.co.id - Luar biasa adalah dua kata yang cukup menggambarkan keadaan Indonesia. Negara yang di apit oleh Samudera Pasifik dan Hindia ini memiliki kekayaan yang tak terhitung jumlahnya.

Edu House Rayakan Harlah ke-8

Keberagaman budaya, keberagaman bahasa, dan beraneka suku mulai dari sabang sampai dengan merauke. Tidak hanya itu saja, kekayaan alam juga mempercantik eloknya negeri ini. Banyaknya ribuan jenis tumbuh-tumbuhan juga hidup menyeruak di setiap titik penjuru Indonesia. Berbagai aneka satwa Indonesia juga menambah pesona keindahan Indonesia sendiri yang tidak semua negera memilikinya. Salah satunya adalah hewan badak.

Hanya ada dua jenis badak yang hidup di Indonesia yaitu Badak Jawa  (Rhinoceros Sondaicus Sondaicus) yang identik dengan satu cula dan Badak Sumatera (Dicerorhinus Sumatrensis) yang memiliki dua cula. Karena badak merupakan herbivora, keberadaan mereka cukup membantu persebaran aneka flora yang tumbuh yang berasal dari biji yang ikut terbuang saat badak mengeluarkan kotoran. Biji-biji ikut tertelan saat mereka memakan tumbuhan.

Keberadaan badak dapat pula dimanfaatkan sebagai wahana wisata, pendidikan, sumber plasma nutfah dan lain-lain. Namun, kenyataan saat ini cukup memperihatinkan melihat badak-badak mulai terancam punah.

Populasi Badak Jawa di kawasan penangkaran diketahui jumlahnya  tidak  lebih dari 50 individu. Di Taman Nasional Ujung Kulon, Banten, rata-rata perkembangan populasinya tidak  lebih dari 1%  setiap tahunnya.

Detik-detik Jelang Terbitnya Buku Terbaru Pidi Baiq

Sedangkan di Pulau Sumatera, jumlah Badak Sumatera diperkirakan populasi kurang dari 200 ekor. Jika jumlah kondisi badak tidak mengalami perkembangan, secara langsung akan berdampak pada kepunahan. Kondisi kritis semacam itu menghantui diri kita bahwa kelak anak cucu kita tidak mengetahui lagi bentuk serta rupa dari badak itu sendiri.

Punahnya keberadaan badak dipengaruhi oleh beberapa penyebab di antaranya adalah faktor internal berupa bencana alam, kesehatan dan kompetisi, serta faktor eksternal berupa ulah tangan manusia yang tidak bertanggung jawab.

Untuk menanggulanginya, diperlukan suatu strategi untuk meminimalkan kepunahan, salah satunya revolusi habitat badak mengingat rumah adalah kebutuhan primer bagi seluruh makhluk hidup. Untuk pembuatan rumah impian itu, masih perlu kajian yang mendalam dan peran aktif positif seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Beberapa kajian serta peran positif manusia yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Pemilihan Lokasi Lahan yang Bersesuaian dengan Karakter Badak
Terjadinya bencana alam tidak ada yang mengetahui secara pasti kapan datang dan seberapa besar kekuatan bencana itu. Sehingga pada saat pemilihan lahan baru, diperlukan analisis terlebih dahulu tentang potensi bencana alam yang dapat terjadi misalnya analisis tentang gempa bumi.

Sensasi Keripik Rasa Paru dari Daun Singkong

Dalam usaha konservasi, sebaiknya badak-badak ditempatkan pada lahan yang minim akan terjadinya bencana alam. Selain itu, perlu analisis kecocokan antara pemilihan lahan dan karakter badak. Badak Jawa cenderung menyukai lahan yang luas sementara Badak Sumatera menyukai dataran rendah hingga perbukitan. Jadi pemilihan lahan tidak hanya mempertimbangkan analisis keamanan dari bencana alam tetapi juga sesuai dengan kebiasaan para badak.



2. Isolasi Lahan Hutan dari Aktivitas Manusia yang Merugikan
Kenyataan lapangan saat ini adalah habitat badak mulai terganggu dengan polah tingkah manusia yang sering menggusur habitat mereka sedikit demi sedikit untuk kepentingan mereka. Contohnya, adanya pembangunan jalan raya disekitar area penangkaran.

Hilir mudik suara bising kendaraan, asap pembuangan pembakaran mesin berkontribusi terhadap pencemaran yang pastinya sudah jelas mengganggu keberlangsungan hidup mereka. Belum lagi ditambah dengan pengemudi nakal yang membuang sampah sembarang yang memperparah kelestarian rumah badak.

Perlu diingat kembali bahwa badak sangat menyukai semak-semak dan pohon yang rindang serta lebat guna mencari makan, dan berteduh. Keberadaan pohon-pohon yang rimbun subur serta semak belukar yang rapat menjadikan habitat badak kaya akan asupan nutrisi, tempat untuk bersembunyi serta istirahat. Lebih-lebih tanaman-tanaman itu memberikan oksigen yang melimpah yang menjadikan suhu udara habitat akan terasa segar dan sejuk.

Berdirinya jalan besar yang membelah inci demi inci di sekitar habitat badak akan secara otomatis memakan lahan tempat tumbuhnya pohon dan semak sehingga keberadaan flora-flora itu semakin berkurang dan udara miskin akan oksigen, tempat persembunyian terusik, udara semakin panas serta nutrisi makanan badak terganggu.  Parahnya lagi, banyak aktivitas manusia lainnya mengambil alih fungsi hutan.

Alih fungsi hutan nyatanya tidak hanya sebagai jalan raya saja, banyak pemukiman mulai menjamur, bangunan perusahaan besar mulai memenuhi lahan badak serta pembukaan lahan perkebunan ikut mempersempit lahan hidup hewan malang ini.

Seiring fragment hutan mengecil, populasi cenderung lebih rentan untuk punah, karena resiko-resiko demografik, lingkungan atau genetik (Gilpin, 1987; Goodman, 1987). Dari situlah diperlukan lahan yang benar-benar steril dari aktivitas manusia yang merugikan. Manusia memang egois tetapi untuk tempat hidup badak yang hampir punah, badak juga berhak egois.

3. Tata kelola Lahan
Setelah pemilihan lahan yang tepat, isolasi lahan maka langkah selanjutnya adalah tata kelola lahan. Koordinasi dari berbagai lembaga dan badan seperti Badan Lingkungan Hidup dengan, Badan tata kelola pembangunan perkotaan, Pengusaha HPH (Hak Pengusahaan Hutan), Pemerintah, Pengusaha penggalang dana serta masyarakat luas sangat penting dilakukan.

Tata kelola lahan dipergunakan untuk pembagian sub-sub wilayah untuk berbagai macam keperluan. Misalnya ada sub zona inti yaitu zona yang mutlak atau harus dilindungi dan tidak diperbolehkan adanya kegiatan manusia untuk aktivitas badak, sub zona pemanfaatan yaitu zona wilayah yang digunakan untuk kepentingan wisata, serta sub zona lainnya yaitu zona yang ditetapkan sesuai kepentingan-kepentingan tertentu seperti zona untuk tumbuh kembangnya individu baru badak.

Area ini hanya berisi badak betina yang sedang hamil ataupun induk betina yang sedang membesarkan anak mereka. Area inti ini wajib terisolasi secara khusus dari ragam aktivitas manusia serta badak jantan lainnya. Hal ini dikarenakan badak betina cenderung tidak mau berinteraksi dengan badak jantan ketika mereka sedang mengandung, melahirkan dan membesarkan anak mereka.

Badak betina yang punya kecendrungan menghindar akan mendapat aksi agresi badak jantan sehingga badak jantan tak segan-segan untuk melukai badak betina sehingga justru membahayakan kesehatan janin, badak betina ataupun anaknya badak betina tadi. Selain itu, isolasi khusus ini diperlukan mengingat daya reproduksi badak cukup lama sehingga perlu usaha ekstra untuk menjada induk betina yang sedang hamil.

Untuk persaingan kompetisi dengan spesies lain juga perlu diperhatikan meninjau bahwa badak cenderung tidak pernah mencari musuh. Contohnya adalah masalah banteng. Jika jumlah banteng lebih banyak dari pada jumlah badak, maka banteng akan mendominasi dan menguasai wilayah teritorial sehingga badak akan tertekan sehingga untuk sementara juga diperlukan isolasi khusus kehidupan badak dari beberapa spesies.

Intinya, peran campur tangan manusia dalam mengidentifikasi badak yang sedang mengandung, memindahkan mereka ke area inti, kegiatan isolasi dari beberapa spesies memang mutlak diperlukan.



4. Tata Kelola Pangan dan Lahan berkubang
Badak amat sangat menyukai semak dan pohon yang lebat. Badak diperkirakan makan 50 kg makanan per hari sehingga ketersedian bahan pangan bagi mereka. Anak badak suka dengan rumput yang halus dan tanaman yang memiliki kadar air yang cukup. Lain lagi dengan Badak Sumatera, spesies badak ini juga memerlukan garam untuk kebutuhan nutrisi. Pemenuhan garam dapat pula diberikan lahan kecil yang berisi air yang kaya akan garam mineral dan tempat untuk berkubang. Badak memerlukan termpat berkubang untuk berendam, mendinginkan kulit mereka sekaligus menjauhkan mereka dari parasit.

5. Tata Kelola Jadwal dan Jumlah Wisatawan
Karena salah satu fungsi keberadaan badak yang hampir punah, maka otomastis banyak masyarakat yang ingin melihat langsung bagaimana bentuk badak. Meskipun sudah ada sub zona untuk para wisatawan, tetapi tidak menutup kemungkinan jadwal kunjungan wisatwan dilakukan setiap hari dengan jumlah pengunjung yang tak terkendali.

Jika hal itu terjadi, ketenangan hewan langka sekaligus pemalu ini terusik  dan justru berakibat buruk pada mereka. Dengan adanya tata kelola jadwal dan jumlah wisatwan yang terkontrol, diharapkan memberikan kesempatan kepada badak untuk menyendiri, tenang, tanpa merasa ada gangguan setiap harinya.

6. Patroli terhadap Penebangan Hutan dan Pemburuan Liar
Penebangan hutan secara illegal berpotensi sangat besar terhadap tumbuh kembangnya badak. Seperti penjelasan sebelumnya, penebangan-penebangan yang semakin hari semakin membabi buta mengakibatkan kondisi habitat benar-benar terganggu dari ketersedian oksigen yang menipis, cuaca, siklus air, serta ketersediaan pangan mereka. Selain itu, suara mesin gergaji, kendaraan pengangkut kayu menjadikan badak juga semakin terganggu.

Badak juga terancam punah akibat tindakan pemburuan liar. Para pemburu sengaja membunuh badak untuk diambil culanya  yang kemudian dijual secara ilegal melalui jaringan pasar gelap dengan harga bisa mencapai $30.000 di Tongkok. Badak-badak itu akan mencari tempat berlindung yang aman yang disertai dengan rasa ketakutan yang besar. Ketakutan-ketakutan itu akan mempengarungi kinerja fisiologi tubuh yang berakibat pada kesehatan mereka. 

Untuk menaggulanginya maka diperlukan patroli yang efektif dan berlakunya sistem hukum yang tegas. Kegiatan patroli tersebut disertai teknologi pengawasan yang modern. Teknologi yang dimaksud kamera pengintai yang di pasang pada hampir setiap titik tempat hidup badak serta penggunaan satelit yang mampu mencitrakan apa saja yang terjadi di dalam habitat badak (diambil dari journal of applied ecology of an international team of conservation and animal welfare experts, 2015). Patroli di lakukan secara terjadwal rutin dan berkelanjutan untuk memperoleh perkembangan data setiap saat.

7. Pengawasan Masyarakat Lokal Berbasis Ekonomi
Langkah terakhir adalah menggerakkan masyarakat untuk melakukan pengawasan habitat badak yang berbasis ekonomi. Memang pengelolaan habitat badak sudah melibatkan Presiden, Pemerintahan Provinsi, Kabupaten, badan serta lembaga terkait lainnnya, namun peran yang tak kalah pentingnya adalah peran aktif masyarakat lokal yang hidup berdampingan dekat dengan habitat badak. Badak memerlukan kualitas hutan yang baik sehingga penjagaan hutan sangat amat diperlukan. Singkatnya kualitas hutan mempengaruhi kualitas hidup badak.

Baik hutan maupun semak secara fisiologis memerlukan pupuk untuk menjamin tumbuh kembang mereka secara sehat. Pemerintah dapat meminta kepada masyarakat lokal untuk membuat pupuk organik. Bahan-bahan dasar pupuk organik dapat diperolah dari runtuhan daun hutan.

Masyarakat diminta mencari bahan dasar pupuk dengan cara menelusuri hutan. Pemerintah juga meminta kepada mereka untuk mengawasi keadaan habitat baik kondisnya bagus atau tidak. Sebagai balasan jasanya, pemerintah membeli pupuk organik dari masnyarakat lokal sekaligus memberi upah tambahan kepada mereka yang mau menyebarkan pupuk itu kepada tanaman-tanaman yang membutuhkan.

Selain itu, pemerintah juga memberikan kesempatan kepada masyarakat lokal untuk mengawasi pohon hutan yang sudah tua untuk segera di tebang secara tebang pilih. Kayu hasil tebang pilih tadi diberikan secara gratis kepada masyarakat lokal dengan meminta mereka untuk menanam kembali tanaman yang sesuai dengan karakter tanah dan hutan.

Koordinasi pembagian wilayah harus terpetakan dengan baik sehingga pengawasan hutan oleh masyarakat setempat terkontrol dengan teratur. Jika ada pengaduan masyarakat lokal atau pada umumnya tentang keganjilan yang terjadi pada hutan seperti penebangan dan pemburuan liar, petugas yang berwajib dapat melakukan aksi lebih lanjut dan orang-orang yang berjasa tersebut akan mendapatkan lagi upah berupa penghargaan dari pemerintah. Hal itu dilakukan guna menggugah hati masyarakat untuk menjaga habitat badak.

Semuanya poin  di atas harus dilakukan secara terpadu dan berkelanjutan guna menjaga kelestarian sekaligus membangun rumah impian badak. Selamat hari badak internasional. Lestari habitatmu, lestari keturunanmu!! (Cerita ini dikirim oleh Didik Purwanto, Bojonegoro)

Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba menulis Cerita Anda dengan tema "Bagaimanakah Rumah yang Nyaman Untuk Badak?" Info lebih jelas klik http://ceritaanda.viva.co.id/news/read/673610-ayo-ikuti-lomba-menulis-cerita-anda

(Punya cerita atau peristiwa ringan, unik, dan menarik di sekitar Anda? Kirim Cerita Anda melalui email ke ceritaanda@viva.co.id atau submit langsung di http://ceritaanda.viva.co.id/kirim_cerita/post)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya