Rumah Impian Badak

Ujung Kulon
Sumber :
  • U-Report

VIVA.co.id - Luar biasa adalah dua kata yang cukup menggambarkan keadaan Indonesia. Negara yang di apit oleh Samudera Pasifik dan Hindia ini memiliki kekayaan yang tak terhitung jumlahnya.

Detik-detik Jelang Terbitnya Buku Terbaru Pidi Baiq

Keberagaman budaya, keberagaman bahasa, dan beraneka suku mulai dari sabang sampai dengan merauke. Tidak hanya itu saja, kekayaan alam juga mempercantik eloknya negeri ini. Banyaknya ribuan jenis tumbuh-tumbuhan juga hidup menyeruak di setiap titik penjuru Indonesia. Berbagai aneka satwa Indonesia juga menambah pesona keindahan Indonesia sendiri yang tidak semua negera memilikinya. Salah satunya adalah hewan badak.

Hanya ada dua jenis badak yang hidup di Indonesia yaitu Badak Jawa  (Rhinoceros Sondaicus Sondaicus) yang identik dengan satu cula dan Badak Sumatera (Dicerorhinus Sumatrensis) yang memiliki dua cula. Karena badak merupakan herbivora, keberadaan mereka cukup membantu persebaran aneka flora yang tumbuh yang berasal dari biji yang ikut terbuang saat badak mengeluarkan kotoran. Biji-biji ikut tertelan saat mereka memakan tumbuhan.

Keberadaan badak dapat pula dimanfaatkan sebagai wahana wisata, pendidikan, sumber plasma nutfah dan lain-lain. Namun, kenyataan saat ini cukup memperihatinkan melihat badak-badak mulai terancam punah.

Populasi Badak Jawa di kawasan penangkaran diketahui jumlahnya  tidak  lebih dari 50 individu. Di Taman Nasional Ujung Kulon, Banten, rata-rata perkembangan populasinya tidak  lebih dari 1%  setiap tahunnya.

Sensasi Keripik Rasa Paru dari Daun Singkong

Sedangkan di Pulau Sumatera, jumlah Badak Sumatera diperkirakan populasi kurang dari 200 ekor. Jika jumlah kondisi badak tidak mengalami perkembangan, secara langsung akan berdampak pada kepunahan. Kondisi kritis semacam itu menghantui diri kita bahwa kelak anak cucu kita tidak mengetahui lagi bentuk serta rupa dari badak itu sendiri.

Punahnya keberadaan badak dipengaruhi oleh beberapa penyebab di antaranya adalah faktor internal berupa bencana alam, kesehatan dan kompetisi, serta faktor eksternal berupa ulah tangan manusia yang tidak bertanggung jawab.

Untuk menanggulanginya, diperlukan suatu strategi untuk meminimalkan kepunahan, salah satunya revolusi habitat badak mengingat rumah adalah kebutuhan primer bagi seluruh makhluk hidup. Untuk pembuatan rumah impian itu, masih perlu kajian yang mendalam dan peran aktif positif seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Beberapa kajian serta peran positif manusia yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Pemilihan Lokasi Lahan yang Bersesuaian dengan Karakter Badak
Terjadinya bencana alam tidak ada yang mengetahui secara pasti kapan datang dan seberapa besar kekuatan bencana itu. Sehingga pada saat pemilihan lahan baru, diperlukan analisis terlebih dahulu tentang potensi bencana alam yang dapat terjadi misalnya analisis tentang gempa bumi.

KKN 136 UMM Adakan Penyuluhan Pemanfaatan Serbuk Kayu

Dalam usaha konservasi, sebaiknya badak-badak ditempatkan pada lahan yang minim akan terjadinya bencana alam. Selain itu, perlu analisis kecocokan antara pemilihan lahan dan karakter badak. Badak Jawa cenderung menyukai lahan yang luas sementara Badak Sumatera menyukai dataran rendah hingga perbukitan. Jadi pemilihan lahan tidak hanya mempertimbangkan analisis keamanan dari bencana alam tetapi juga sesuai dengan kebiasaan para badak.

Hadiah lomba

Edu House Rayakan Harlah ke-8

Acara kali ini bertajuk “Discover the Magic on You”.

img_title
VIVA.co.id
10 Agustus 2016