Rumah Kedua untuk Badak yang Terancam Punah

Badak
Sumber :
  • U-Report

VIVA.co.id - Badak merupakan hewan mamalia terbesar kedua setelah gajah. Badak memiliki tebal kulit berkisar 1,5-5 cm dan memimiliki panjang sekitar kurang dari 3 meter serta tinggi 1,7 meter dengan berat badan mencapai 2.300 kg. Badak memiliki cula 1-2 cula pada dahi bagian tengah, panjang cula depan biasanya berkisar 25-80 cm sedangkan cula belakang biasanya relatif pendek dan tidak lebih dari 10 cm.

Edu House Rayakan Harlah ke-8

Ada lima jenis badak yang masih bertahan di dunia saat ini, yaitu Badak Putih, Badak Hitam, Badak India, Badak Sumatera,dan Badak Jawa. Badak Putih Tinggal di wilayah Afrika.

Badak Hitam juga tinggal di Afrika Menurut IUCN (International Union for Conservation of Nature), sekarang hanya ada 4.848 ekor badak hitam yang masih bertahan hidup, perbedaan badak hitam dengan badak putih bukan pada warnanya, melainkan dari bentuk bibir mereka, badak putih Afrika mempunyai bentuk bibir yang tebal, rata dan lebar, gunanya untuk memudahkan ketika ia makan rumput, sedangkan Badak Hitam Afrika, memiliki jari di bibirnya yang bisa membantu mereka ketika menggapai dedaunan dan ranting.

Detik-detik Jelang Terbitnya Buku Terbaru Pidi Baiq

Badak India adalah badak bercula satu yang tinggal di wilayah India dan Nepal. Badak ini jumlahnya kurang dari 200 ekor di dunia. berkat perlindungan yang ketat, jumlah Badak India kembali meningkat menjadi 3.333 ekor.

Badak Sumatera dan Badak Jawa hanya bisa ditemukan di Indonesia. Di Indonesia, jumlah Badak Sumatera kurang dari 100 ekor sedangkan Badak Jawa berdasarkan data dari Taman Nasional Ujung Kulon jumlahnya kurang dari 60 ekor saja.

Sensasi Keripik Rasa Paru dari Daun Singkong

Badak Jawa merupakan satwa langka yang telah sulit ditemui di habitat aslinya karena populasinya hampir punah. Dalam usaha konservasi pemerintah menerbitkan peraturan perundang-undangan untuk perlindungan satwa langka dari kepunahan.

Hal itu ditandai dengan diterbitkannya Undang-Undang RI No. 5 TAHUN 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya, yang mana Undang-undang ini menentukan pula kategori atau kawasan suaka alam dengan ciri khas tertentu, yang mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan pengamanan keanekaragaman satwa langka, serta ekosistemnya.

Habitat badak mencakup hutan rawa dataran rendah hingga hutan perbukitan, Badak adalah penjelajah dan pemakan buah, daun-daunan, ranting-ranting kecil dan kulit kayu.

Mereka lebih menyukai dataran rendah, khususnya di hutan di mana banyak terdapat sumber makanan yang tumbuh rendah dataran banjir besar atau daerah basah dengan banyak kubangan lumpur. Badak hidup di alam dalam kelompok kecil dan umumnya menyendiri. Adanya penelitian dari Pemerintah dan beberapa organisasi masyarakat untuk konservasi seperti YABI (yayasan badak Indonesia), WWF Indonesia (world wild fund for nature), IRF (International Rhino Fundation) mengenai rumah kedua untuk Badak Jawa yang jumlahnya hanya tinggal 60 ekor.

Rencana mencari rumah kedua badak adalah untuk meningkatkan daya dukung dan menjamin kelangsungan populasi Badak Jawa. Taman Nasional Gunung Halimun Salak Jawa Barat menjadi salah satu rencana rumah kedua bagi Badak Jawa.

TN Gunung Halimun Salak memenuhi syarat sebagai rumah kedua karena mempunyai habitat yang disukai Badak Jawa yang bergantung pada faktor lingkungan termasuk pengaruh aktivitas manusia.

TN Gunung Halimun Salak mempunyai luas sekitar 39.000 ha, tipe hutan alam di kawasan TN Gunung Halimun Salak dibagi menjadi hutan hujan dataran rendah 100-1000 mdpl, hutan hujan pegunungan bawah ketinggian 1000-1.500 mdpl, dan hutan hujan pegunungan tengah ketinggian 1.500-1.929 mdpl dengan rata-rata suhu bulanannya berkisar antara 19,7-31,8°C, dan kelembaban udara rata-rata 88%.

Vegetasi dan ketinggian merupakan elemen penting dari habitat yang disukai Badak Jawa. Ketersediaan sumber makanan dan air juga kondisi lokasi yang mendukung, pemeliharaan kubangan untuk jangka waktu yang lama.

Di musim kemarau kekurangan air dapat menjadi masalah, seperti yang pernah terjadi di TN Ujung kulon dan hal ini mungkin sangat membatasi pergerakan Badak Jawa.

Dengan adanya rencana rumah baru untuk Badak Jawa dari organisasi pemerhati konservasi dan tentunya peran serta masyarakat juga pemerintah diharapkan nantinya akan ada jumlah badak yang meningkat dan tidak ada lagi ancaman kepunahan.

Tentu kita tidak ingin melihat nasib badak seperti Harimau Jawa dan Harimau Bali yang sudah mengalami kepunahan karena perburuan dan kehilangan habitat secara drastis juga perkembangan lahan pertanian secara ilegal.

Sudah seharusnya kita sebagai mahluk ciptaan Tuhan untuk menjaga kelestariannya dan menghargai kehidupan binatang yang juga memiliki hak untuk hidup di dunia ini seperti halnya manusia. (Cerita ini dikirim oleh Qisthisalva)

Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba menulis Cerita Anda dengan tema "Bagaimanakah Rumah yang Nyaman Untuk Badak?" Info lebih jelas klik http://ceritaanda.viva.co.id/news/read/673610-ayo-ikuti-lomba-menulis-cerita-anda)

(Punya cerita atau peristiwa ringan, unik, dan menarik di sekitar Anda? Kirim Cerita Anda melalui email ke ceritaanda@viva.co.id atau submit langsung di http://ceritaanda.viva.co.id/kirim_cerita/post)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya