Gerak Cepat untuk Badak demi Cucu Kita

Ujung Kulon
Sumber :

VIVA.co.id - “Dahulu, kakek pernah bercerita tentang binatang dari famili Rhinocerotidea, binatang itu sangat besar, gagah lagi berani, tapi lucu. Binatang itu memiliki kulit tebal, konon katanya binatang itu memiliki cula di depannya, binatang itu bernama badak. Tapi anehnya binatang yang gagah itu kalah dengan makhluk Tuhan yang disebut manusia, keberadaan badak kini akan punah,” ucap Malik.

Edu House Rayakan Harlah ke-8

“Bagaimana bisa Ma?” tanya Adit, yang dari tadi mendengarkan serius cerita Malik. Memang, lima bocah polos itu sedang duduk bersama di taman bermain kota.

Demikian sedikit cerita fiktif anak cucu kita. Masalah krusial adalah mewariskan flora dan fauna yang kita miliki kepada anak cucu kita. Jangan sampai nasib badak seperti Harimau Jawa yang tidak dapat kita warisi kepada anak cucu kita.

Detik-detik Jelang Terbitnya Buku Terbaru Pidi Baiq

Sudah jelas bagi kita bahwa Indonesia adalah negara yang memiliki banyak flora dan fauna terlebih biota laut. Namun seiring berjalannya waktu, kekayaan fauna bangsa kita lambat waktu kian memprihatinkan. Kita berdosa besar pada anak cucu kita jika tidak dapat mewariskan kepada mereka.

Terdapat dua spesies badak di negeri ini, yaitu Badak Jawa dan Badak Sumatera. Saat ini, Badak Jawa hanya ada di Taman Nasional Ujung Kulon Indonesia. Taman Nasional Ujung Kulon terletak di tatar pasundan bagian paling barat Pulau Jawa. Taman ini mempunyai luas sekitar 122.956 ha; (443 km² di antaranya adalah laut), yang dimulai dari tanjung Ujung Kulon sampai dengan Samudera Hindia.

Sensasi Keripik Rasa Paru dari Daun Singkong

Sedangkan Habitat Badak Sumatera mencakup hutan rawa dataran rendah hingga hutan perbukitan, hutan dengan vegetasi yang sangat lebat.

Berdasarkan riset dari World Wide Fund for Nature (WWF)  jumlah Badak Jawa hanya mencapai diperkirakan sekitar 50 ekor sedangkan Badak Sumatera  populasinya di alam saat ini diperkirakan kurang dari 300 ekor.

Sungguh miris. Betapa luasnya hutan bangsa kita namun hanya memiliki 50 ekor. 50 ekor warisan dunia wajib bagi kita untuk menjaga dan mengembangbiakannya. Agar ekosistem alam terjaga, ekologi hewan terjaga, anak cucu kita dapat mengetahui makhluk unik ciptaan Tuhan yang bernama badak, bagaimana caranya?

Ancaman terbesar bagi Badak Sumatera adalah berkurangnya hutan. Hutan dialih fungsikan oleh manusia menjadi lahan perkebunan dan pertanian. Namun, hal paling mengerikan adalah perburuan badak. Sudah menjadi rahasia umum yang tidak patut kita lakukan bahwa komoditi hewan-hewan purba adalah barang mahal, badak misalnya. Sedangkan kerusakan Taman Nasional Ujung Kulon menjadi ancaman tersendiri bagi Badak Jawa.

Terobosan baru dan gerak cepat untuk melindungi badak harus dilakukan seperti memberi pemahaman lebih terhadap masyarakat lokal untuk tetap menjaga lingkungan, kesadaran masarakat kota untuk tetap menjaga keadilan iklim harus terus dikampanyekan. 80% perubahan iklim disebabkan masyarakat kota. Saya yakin dengan dibimbing oleh intuisinya, manusia akan bisa mengharmonisasikan diri dengan lingkungan untuk keseimbangan alam, untuk ekologi binatang, ekosistem hutan.

Pembangunan yang berkelanjutan harus tetap dipikir masak-masak oleh para ahli. Monitoring terhadap badak harus tetap terbaca dengan detail dari jumlah, kesehatan, hingga tempat tinggal badak harus tetap terjaga. siapa yang mengemban tanggung jawab semua ini?

Manusia adalah makhluk Tuhan yang penciptaannya paling terakhir sesudah alam dan binatang, maka wajib bagi kita menghormati, menjaga, dan memberi perhatian lebih terhadap dua kakak kita. “Bukankah selama ini manusia adalah mahluk perusak? (Alquran)”. Apa ini jawaban dari pertanyaan Adit diatas? (Cerita ini dikirim oleh Akhmad Rukhi, Yogyakarta)

Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba menulis Cerita Anda dengan tema "Bagaimanakah Rumah yang Nyaman Untuk Badak?" Info lebih jelas klik http://ceritaanda.viva.co.id/news/read/673610-ayo-ikuti-lomba-menulis-cerita-anda)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya