Rumah Baru untuk Badak Jawa

Badak Jawa, Sumber Foto: www.wwf.or.id
Sumber :
  • U-Report

VIVA.co.id - Pada beberapa film Hollywood sering kita jumpai cerita tentang hewan purba yang masih bisa bertahan hidup hingga saat ini. Dalam cerita tersebut digambarkan bahwa melalui berbagai cara termasuk rekayasa genetika dan penelitian, hewan-hewan itu pada akhirnya dapat terhindar dari kepunahan.

Edu House Rayakan Harlah ke-8

Sayangnya, di dunia nyata hal tersebut sangat jauh berbeda, hanya sedikit hewan purba yang dapat bertahan hidup meskipun sudah mendapatkan perlindungan.

Badak Jawa adalah salah satu jenis fauna Indonesia yang dilindungi. Hewan ini memiliki karakteristik layaknya hewan purba yang keberadaannya dapat kita pelajari baik untuk keberlangsungan hidupnya sekaligus sebagai pembelajaran untuk umat manusia.

Detik-detik Jelang Terbitnya Buku Terbaru Pidi Baiq

Banyak hal yang dapat kita pelajari dari mamalia ini terutama keberhasilannya dalam mempertahankan diri, beradaptasi dengan lingkungan hingga melakukan regenerasi. Khusus untuk Badak Jawa (Rhinoceros Sondaicus), hewan ini diklasifikasikan sebagai hewan yang sangat terancam (critically endangered) dan termasuk kedalam daftar merah IUCN (International Union for Conservation of Nature).

Ujung Kulon kini menjadi satu-satunya habitat yang tersisa bagi Badak Jawa karena populasi sejenis di Vietnam sudah dinyatakan punah. Lalu apa saja yang menyebabkan Badak Jawa terancam punah?

Sensasi Keripik Rasa Paru dari Daun Singkong

Pertama, akibat dari ulah manusia. Aktivitas manusia seperti perambahan hutan, alih fungsi lahan hutan serta perburuan menjadi salah satu penyebab menurunnya populasi Badak Jawa. Perambahan serta alih fungsi hutan menyebabkan terganggunya habitat serta ekosistem hutan yang menjadi rumah bagi Badak Jawa.

Perburuan meskipun sekarang sudah tidak terjadi lagi berkat adanya Rhino Monitoring and Protection Unit (RMPU) serta patroli pantai, pernah menjadi ancaman tersendiri bagi kelangsungan hidup Badak Jawa.

Kedua, rendahnya angka kelahiran Badak Jawa. Informasi yang diperoleh dari Website

Namun, sejak akhir tahun 1970-an, jumlah populasi Badak Jawa tampak stabil dengan angka maksimum pertumbuhan populasi hanya sebesar 1% per tahun. Angka tersebut tentunya merupakan angka yang sangat kecil bagi kelangsungan generasi Badak Jawa.

Ketiga, Gangguan Ekologis. Tumbuhan dominan Arenga spp menjadi ancaman tersendiri bagi Badak Jawa karena tumbuhan ini menghalangi jatuhnya sinar matahari ke dasar hutan. Akibatnya tanaman yang menjadi sumber pakan Badak Jawa tidak mampu tumbuh secara optimal untuk mendukung kebutuhan pangan sehari-hari. Kemudian persaingan teritorial dengan hewan lain seperti Banteng menjadi kendala sendiri bagi ruang gerak Badak Jawa.

Keempat, Degradasi Genetis. Populasi Badak Jawa yang jumlahnya sedikit serta diikuti dengan angka pertumbuhan populasi yang kecil (1%) menyebabkan terjadinya penurunan kualitas genetik bagi keturunannya. Kualitas genetik suatu individu sangat ditentukan oleh keragaman genetik para tetuanya. Keragaman genetik ini hanya didapatkan pada populasi yang jumlahnya banyak dan beraneka ragam.

Kelima, Wabah Penyakit dan Bencana Alam. Tempat tinggal Badak Jawa yang hanya terbatas pada Ujung Kulon saja menyebabkan ia rentan terhadap serangan wabah penyakit dan bencana alam. Terlebih Ujung Kulon merupakan daerah yang dekat dengan laut serta anak Krakatau sehingga bencana baik tsunami maupun gunung meletus dapat menjadi ancaman kapanpun juga.

Untuk mengatasi semua ancaman tersebut sudah seharusnya kita mengambil berbagai langkah guna menjaga kelangsungan hidup Badak Jawa. Salah satu hal yang dapat dilakukan adalah dengan membuat rumah baru bagi Badak Jawa mengingat kondisi Ujung Kulon saat ini diperkirakan hanya memiliki daya dukung bagi 50 individu badak. Hal ini terlihat dari populasi yang cenderung stagnan sebagai tanda batas daya dukung yang sudah dicapai.

Dengan adanya rumah baru diharapkan beberapa ancaman seperti terganggunya ekosistem Badak Jawa, gangguan ekologis, serangan wabah penyakit maupun bencana alam dapat kita hindari. Namun, pertanyaannya adalah bagaimanakah rumah baru yang ideal bagi Badak Jawa?

Memindahkan Badak Jawa ke rumah baru memerlukan berbagai pertimbangan yang matang. Tentu kita tidak ingin Badak Jawa yang sudah dipindahkan ke habitat yang baru akan mengalami tekanan lantaran tidak mampu beradaptasi di lingkungan barunya.

Guna mengatasi hal tersebut, ada beberapa hal yang harus dipenuhi pada saat menentukan rumah baru yang nyaman bagi keberlangsungan hidup Badak Jawa. diantaranya adalah:

1. Memiliki karakteristik yang hampir sama dengan Ujung Kulon sebagai habitat aslinya. Walaupun Badak Jawa pernah tinggal di beberapa gunung namun hal itu tidak menjamin kemampuan adaptasi Badak Jawa apabila dipindahkan habitatnya ke rumah baru. Rumah baru sebaiknya memiliki karakteristik yang hampir sama dengan habitat asalnya seperti di Ujung Kulon yang berupa hutan hujan tropis dan kaya akan flora sebagai sumber pakannya.

2. Memiliki luasan yang mampu menampung daya jelajah Badak Jawa. Diketahui bahwa Badak Jawa memiliki kebiasaan berdiam di satu wilayah 2-3 hari dengan wilayah jelajah yang luasnya tidak lebih dari 0.5 km persegi. Namun begitu, terkadang badak sanggup untuk menempuh jarak 15-20 km dalam sehari. Luasan yang mencukupi mampu memberikan ruang gerak bagi Badak Jawa untuk tumbuh kembangnya.

3. Terdapat tumbuhan yang menjadi sumber pakan Badak Jawa. Diketahui terdapat 151 daftar pakan Badak Jawa yang bersumber dari tanaman hutan. Sebelum memindahkan Badak Jawa ke rumah barunya harus dipastikan bahwa sumber pakan sudah tersedia dan mampu diperoleh secara mandiri oleh sang Badak.

4. Tidak terdapat musuh yang mengganggu kehidupan badak. Badak memiliki indera penglihatan yang kurang jelas namun memiliki penciuman dan pendengaran yang sangat kuat sehingga bisa mengetahui adanya bahaya atau musuh meskipun jaraknya jauh sekali. Keberadaan musuh tentu akan mengusik ketenangan Badak Jawa yang dikhawatirkan dapat mengganggu proses adaptasi sang badak.

5. Jauh dari aktivitas manusia. Badak Jawa termasuk hewan yang soliter sehingga keberadaan makhluk lain terutama manusia akan menjadi ancaman bagi aktivitasnya.

6. Tidak menekan keberadaan flora maupun fauna asli di habitat baru. Ada baiknya pemindahan Badak Jawa ke habitat baru tidak menekan berkembangnya populasi asli, tetapi dapat membuat keseimbangan ekosistem sehingga tidak ada satupun yang dirugikan akibat pemindahan Badak Jawa ke rumah barunya.

Sudah sepatutnya kita secara bersama melindungi Badak Jawa sebagai Flagship species atau spesies kunci yang menjadi icon bagi konservasi. Para peneliti memang telah melakukan berbagai observasi untuk rumah baru sang badak. Namun, para peneliti ini tidak bisa sendiri, mereka butuh bantuan kita. Minimal kita ikut menyuarakan atau ikut berdonasi agar keberadaan Badak Jawa tetap lestari. Ayo selamatkan Badak Jawa! (Cerita ini dikirim oleh Evrinasp)

Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba menulis Cerita Anda dengan tema "Bagaimanakah Rumah yang Nyaman Untuk Badak?" Info lebih jelas klik http://ceritaanda.viva.co.id/news/read/673610-ayo-ikuti-lomba-menulis-cerita-anda)

(Punya cerita atau peristiwa ringan, unik, dan menarik di sekitar Anda? Kirim Cerita Anda melalui email ke ceritaanda@viva.co.id atau submit langsung di http://ceritaanda.viva.co.id/kirim_cerita/post)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya