KAPERLUS, Rumah Badak yang Sesungguhnya

Badak Jawa
Sumber :
  • U-Report

VIVA.co.id - Badak atau yang sering kita sebut Rhinoceros adalah salah satu jenis hewan yang dilindungi di dunia. Kata Rhinoceros diambil dari Bahasa Yunani. “Rhino” yang berarti hidung dan “ceros” yang berarti cula.

Detik-detik Jelang Terbitnya Buku Terbaru Pidi Baiq

Pemberian nama itu merujuk pada tubuh mamalia yang memiliki tubuh besar ini, yaitu kulit tubuh yang tebal keras dengan satu atau dua cula di hidung. Berat badan hewan yang hobi berkubang di lumpur ini berkisar antara 900 sampai 2.300 kilogram. Perkembangbiakannya yang lambat (mencapai 4-5 tahun) membuat hewan ini masuk kategori konservasi spesies kritis.
                                                                                                                                       
Badak Jawa (Rhinoceros Sondaicus) dan Badak Sumatera (Rhinoceros Sumatrensis) adalah dua dari lima jenis badak di dunia yang terancam punah. Dua jenis badak ini ada di Indonesia dan dilindungi di Taman Nasional Gunung Leuser, Taman Nasional Bukit Barisan, dan Taman Nasional Ujung Kulon. Tiga jenis badak yang lain, yaitu Badak Hitam (Dicerosbicornislongipes), Badak Putih (Ceratotheriumsimum), serta Badak India (Rhinoceros Unicornis). Badak hitam dan putih dikonservasi di Afrika, sedangkan Badak India dikonservasi di Nepal dan India.

Populasinya yang semakin menurun meskipun sudah dikonservasi tentu harus mendapat perhatian khusus. Bahkan badak putih jantan terakhir di dunia sampai perlu dikawal oleh pasukan khusus bersenjata selama 24 jam di taman konservasi Ol Pejeta, Kenya. Tujuannya hanya satu yaitu mengamankan badak langka ini dari perburuan cula badak yang seakan tak ada habisnya.

Perburuan cula badak secara liar memang menjadi ancaman paling serius bagi upaya pelestarian hewan ini selain perluasan lahan pertanian yang mempersempit habitatnya. Upaya penyelamatan yang dilakukan aktivis dan organisasi terkait seperti

Sensasi Keripik Rasa Paru dari Daun Singkong

Para pemburu ini mengambil cula badak untuk dijadikan obat. Selama ini, cula badak diyakini pengobatan Cina dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit termasuk kanker. Padahal, sebuah penelitian menyebutkan bahwa kandungan cula badak sama saja dengan kandungan kuku manusia.

Beberapa di antaranya menjual cula badak sebagai hiasan untuk menunjukkan kelas sosial seseorang. Harga pasar cula badak yang mencapai ratusan juta hingga miliaran rupiah, semakin meningkatkan perburuan hewan herbivore ini. Memberikan rumah yang nyaman bagi badak merupakan salah satu upaya menyelamatkan kepunahannya.

Rumah paling nyaman bagi badak yang sesungguhnya adalah KAPERLUS (Kasih sayang, Perhatian, dan ketulusan). Tiga hal itulah yang mereka butuhkan dari manusia. Ya, manusialah yang menjadi kunci dari segala upaya yang dilakukan para aktivis selama ini.

Saat manusia tak lagi memburu cula badak, saat manusia tak lagi menebang pohon secara liar sehingga habitat badak lenyap, dan saat rantai makanan mereka tak terputus karena hutan yang mereka huni berubah menjadi pemukiman. Hal tersebut terjadi  saat manusia tak lagi memiliki rasa kasih, perhatian, dan ketulusan untuk mencintai badak yang juga ciptaan Allah SWT.

Bukankah dunia akan semakin indah jika cucu dan cicit kita dapat melihat secara langsung hewan langka seperti badak? Upaya menjaga, melindungi, dan melestarikan hewan ini tak akan ada gunanya jika manusia tak memberi kenyamanan yang utama baginya. Mari, berikan rumah yang nyaman untuk badak dengan kasih sayang, perhatian, dan ketulusan. (Cerita ini dikirim oleh Deasy Ariyati, Lumajang)

Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba menulis Cerita Anda dengan tema "Bagaimanakah Rumah yang Nyaman Untuk Badak?" Info lebih jelas klik http://ceritaanda.viva.co.id/news/read/673610-ayo-ikuti-lomba-menulis-cerita-anda)

KKN 136 UMM Adakan Penyuluhan Pemanfaatan Serbuk Kayu
Hadiah lomba

Edu House Rayakan Harlah ke-8

Acara kali ini bertajuk “Discover the Magic on You”.

img_title
VIVA.co.id
10 Agustus 2016