Badak, Si Pemalu yang Tergusur Rumahnya

Ujung Kulon
Sumber :

VIVA.co.id - Saking pemalunya, badak kadang disebut hewan yang anti-sosial. Jika berpapasan dengan manusia mereka lebih memilih menjauh, kecuali jika merasa terancam barulah ia menyerang manusia.

Edu House Rayakan Harlah ke-8

Badak adalah salah satu hewan yang gencar dijadikan target perburuan. Badak diburu untuk diambil culanya, yang konon katanya bermanfaat sebagai obat dan berharga hingga puluhan ribu dolar. Hal ini tentu dimanfaatkan oleh mereka yang ingin mengambil keuntungan dengan berburu badak sesering mungkin tanpa memikirkan risiko kepunahan yang akan terjadi. Padahal menurut penelitian, manfaat medis cula badak hanyalah mitos belaka.

Menurut WWF, Badak Jawa saat ini hanya ada sekitar 50 ekor di alam liar. Sedangkan Badak Sumatera terdapat kurang dari 300 ekor. Hal ini membuat badak termasuk kedalam Daftar Merah sebagai hewan yang sangat terancam kepunahannya menurut IUCN (International Union for Conservation of Nature).
Detik-detik Jelang Terbitnya Buku Terbaru Pidi Baiq

Badak sendiri senang menyendiri dan menjelajah. Ia hidup di habitat hutan lebat dengan banyak semak serta sungai dan lumpur untuk dijadikan tempatnya berkubang mencari mineral. Ketika menjelajah, jangkauan badak betina bisa sampai 20 km sedangkan badak jantan sekitar 30 km.
Sensasi Keripik Rasa Paru dari Daun Singkong

Ironisnya, dengan cara hidup badak yang menjelajah seperti ini, justru hutan tempat mereka tinggal semakin lama semakin sempit. Rumah yang seharusnya menjadi tempat tinggal mereka terus tergusur oleh pemukiman, perkebunan, kebakaran hutan, yang sebagian besar terjadi demi keuntungan manusia. 

Deforestasi hutan yang terjadi terus menerus memaksa badak untuk menyingkir dari habitatnya sendiri dan bertahan hidup dengan lahan seadanya. Padahal sebagai hewan yang berperan penting bagi kelangsungan ekosistem, sudah sewajarnya kita menjaga rumah–rumah tempat badak tinggal dengan baik. Badak berperan dalam menyebarkan biji–bijian sehingga tumbuhan dapat tumbuh kembali di bagian hutan yang lain.

Oleh sebab itu wajib bagi kita menyediakan rumah yang memadai untuk badak. Dengan kebiasaannya menjelajah, maka luas hutan yang ada perlu diperhatikan. Apabila memungkinkan dapat dibuat konservasi buatan untuk menambah populasi badak. Jika perluasan sulit dilaksanakan, maka janganlah semakin dipersempit lagi dengan pembalakan liar. Lalu vegetasi yang ada juga wajib dijaga kelestariannya sebagai salah satu penunjang hidup badak. 

Kita dapat memulai dari hal yang sederhana untuk membuat badak mendapatkan rumah yang layak sehingga dapat terjaga kelangsungan hidupnya. Di antaranya ialah menyebarkan informasi mengenai hewan ini. Seperti kata pepatah, tak kenal maka tak sayang.

Jika kita dapat membuat orang–orang semakin mengenali badak, maka semakin banyak orang yang peduli pada mereka. Kemudian kita juga bisa melakukan donasi yang digalang oleh organisasi pecinta badak sebagai bantuan dalam pelestarian badak.

Menjadi volunteer dalam organisasi ini juga dapat menjadi pilihan untuk berkontribusi. Mencintai lingkungan sekitar pun akan menumbuhkan rasa kepedulian terhadap alam dan isinya, termasuk kepada badak serta flora dan fauna lainnya.

Selamat Hari Badak Internasional 22 September 2015, semoga upaya terkecil kita sekalipun dapat membuat mereka hidup layak. (Cerita ini dikirim oleh Anissa Destiana, Tangerang, Banten)

Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba menulis Cerita Anda dengan tema "Bagaimanakah Rumah yang Nyaman Untuk Badak?" Info lebih jelas klik http://ceritaanda.viva.co.id/news/read/673610-ayo-ikuti-lomba-menulis-cerita-anda)

(Punya cerita atau peristiwa ringan, unik, dan menarik di sekitar Anda? Kirim Cerita Anda melalui email ke ceritaanda@viva.co.id atau submit langsung di http://ceritaanda.viva.co.id/kirim_cerita/post)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya